Editor's Choice Corporate Action Corporate Action

Dulux: Tawarkan Brand Experience buat Konsumen

Dulux: Tawarkan Brand Experience buat Konsumen

Untuk keempat kalinya, merek Dulux muncul sebagai yang terbaik di kategori cat. “Ini hasil kerja keras semua tim. Juga berkat hubungan baik dengan mitra profesional,” ujar Mediko Azwar, GM Pemasaran PT ICI Paints Indonesia (produsen Dulux), dengan nada bangga.

Mediko Azwar, GM Pemasaran PT ICI Paints Indonesia (produsen Dulux)

Mediko Azwar, GM Pemasaran PT ICI Paints Indonesia (produsen Dulux)

Bagaimana Dulux bisa sekuat itu? Menurut Mediko, salah satu langkah penting yang dilakukan timnya adalah menjadikan Dulux sebagai merek top of mind. Caranya dengan menciptakan brand experience pada konsumen, mulai dari ide mengubah ruangan (dengan cat baru), menemukan konsep, memilih warna cat, proses pengecatan, hingga selesai. “Pada titik-titik itulah kami bekerja,” ucap Mediko.

Brand experience ini juga disediakan melalui website dan akun jejaring sosial. Lewat media tersebut, konsumen bisa memperoleh ide dan inspirasi. “Mereka bisa meng-customize konsep yang diinginkan,” ujarnya. Desainer interior dan eksterior Dulux pun akan membantu memberikan pencerahan tentang konsep desain dan warna ruangan. “Jika mereka sudah menemukan konsep dan warna yang cocok, mereka bisa mencari tahu tempat-tempat terdekat untuk mendapatkan cat Dulux,” katanya memberikan ulasan.

Namun, jika konsumen malas membuka website, tim penjualan dan mitra profesional (ahli pengecatan) akan membantu mereka. Pasalnya, mereka sudah dibekali pengetahuan soal warna dan desain. Para penjual dan ahli cat ini tidak hanya mahir berjualan, tetapi bisa berperan sebagai konsultan buat konsumen.

Jadi, buat Dulux, media jejaring sosial bukan sekadar media promosi dan berjualan, tetapi juga untuk memberikan inspirasi dan informasi seputar desain interior dan eksterior. Saat ini, diklaimnya, jumlah teman Dulux di akun Facebook sudah mencapai 150 ribu orang, pengikut di Twitter 6 ribu orang, dan tingkat kunjungan website mencapai 1.200 kunjungan setiap harinya. “Adanya media sosial dan media digital sangat membantu kami, terutama dalam memberikan ide-ide segar dan tren terbaru,” katanya.

Jika ada keluhan di media sosial, bagian Customer Service akan menindaklanjuti keluhan tersebut. Kebanyakan keluhan soal teknik pengecatan. “Meski produknya bagus, jika tekniknya salah, ya percuma saja. Untuk itu, perlu ada edukasi dan informasi yang jelas ke konsumen,” Mediko menjelaskan.

Dulux menyediakan pula pilihan warna yang banyak bila konsumen menginginkan perubahan warna ruangan guna menyegarkan mood-nya. “Untuk itu, kami memiliki 2.016 pilihan warna,” ujar Mediko bersemangat.

Dari sisi positioning, menurut Mediko, Dulux ingin dikenal sebagai produk yang ramah lingkungan dan aman bagi pengguna. Sebagai buktinya, Dulux sudah mendapat sertifikasi Green Label dari sebuah lembaga sertifikasi di Singapura. Sementara dari sisi segmentasi pasar, Dulux menyasar kelas premium. Adapun untuk kelas di bawahnya, ICI Paints menyodorkan merek Catylac. Ada dua sektor yang digarap Dulux, yakni pasar ritel dan komersial/korporat. Hingga saat ini kontribusi terbesar masih dari konsumen ritel.

Bisa konsisten muncul sebagai merek terbaik tentu saja juga karena peranan promosi, baik above the line (ATL) maupun below the line (BTL). Untuk aktivitas ATL, Dulux memanfaatkan media massa sebagai media promosi dan upaya menjaga eksistensi merek. Dulux tidak beriklan di radio, sebab sifat produknya memerlukan visualisasi. Dulux bahkan memiliki program sendiri (blok program) di sebuah stasiun TV nasional. “Program ini bertujuan untuk menstimulasi dan menginspirasi, sehingga penonton berkeinginan mengubah suasana ruangan,” ujar Mediko.

Adapun aktivitas BTL, Dulux tidak membentuk komunitas pecinta merek atau sejenisnya. Alasannya, produk cat tidak seperti consumer goods. Pemilik rumah biasanya menggunakan jasa pengecatan (tukang cat) untuk mengecat rumahnya. Maka, pihak Dulux lebih memilih membekali para mitra profesionalnya dengan kompetensi yang dibutuhkan. Caranya, dengan mengadakan program Painter Academy (PA). PA memberikan pelatihan pengenalan tentang produk cat yang baik dan aman, serta mengajarkan teknik mengecat yang baik dan benar. Lulusan PA memperoleh sertifikat. PA sudah melahirkan puluhan pengecat bersertifikasi di tiga kota. Mereka yang beroleh sertifikat akan siap membantu konsumen melalui Home Painting Service (HPS).

Diklaim Mediko, HPS merupakan inovasi baru yang diciptakan untuk lebih memuaskan pelanggan. Melalui layanan HPS ini, pemilik rumah bisa menghubungi pihak Dulux untuk mendapatkan layanan pengecatan rumah oleh painter bersertifikat. Saat ini, layanan HPS baru tersedia di Jakarta dan Bandung. “Yang dibutuhkan adalah pengalaman konsumen. Jika konsumen merasa puas dengan produk Dulux sebelumnya, maka kepercayaan itu akan menjadi modal utama eksistensi merek kami,” tuturnya.

Kekuatan merek Dulux diakui oleh Agus W. Soehadi. Pakar pemasaran dari Prasetiya Mulya Business School ini menilai Dulux sebagai salah satu merek yang sudah matang. Manajemen Dulux pun dinilainya cukup berani dalam berpromosi. Dari segi ATL, menurut Agus, iklan Dulux terpampang di mana-mana. “Cat Dulux sudah menjadi top of mind,” guru besar pemasaran ini menilai. Ia menyebutkan ada tiga proses dalam membangun merek, yakni promise, deliver, dan engagement. “Dulux sudah masuk ke tahap engagement,” katanya.

Untuk menciptakan customer engagement, lanjut Agus, setiap perusahaan memiliki gaya yang berbeda. Untuk produk cat biasanya konsumen tidak peduli identitas produsennya. Sebab, mereka lebih banyak berhubungan dengan peritelnya. Maka, perusahaan (produsen) harus membangun hubungan baik dengan peritel ataupun pihak ketiga seperti tukang cat dan konsultan desain interior-eksterior. “Himpunlah mereka dalam sebuah komunitas sehingga orang-orang ahli ini bisa merekomendasikan Dulux ke konsumen secara langsung,” Agus memberikan saran.

Selain itu, Agus pun mewanti-wanti pengelola merek Dulux dalam mempertahankan posisi pasarnya. “Sebagai merek top of mind, jangan terlena dengan posisi pasar. Belajar dari sejarah Nokia. Maka teruslah berinovasi, baik produk maupun layanan. Terus gali apa yang sedang menjadi tren dan pelajari keinginan konsumen.”

Jurus Branding Dulux

Mengaktifkan website dan media sosial untuk menyediakan brand experience bagi konsumen.

Promosi di televisi (bahkan memiliki program khusus di stasiun TV) dan media cetak.

Membentuk program pelatihan bersertifikat bernama Painter Academy.

Membentuk unit Home Painting Service.

Memosisikan diri sebagai produk ramah lingkungan dengan sertifikasi Green Label.

Ario Fajar & A. Mohammad B.S.

Riset: Sarah Ratna Herni


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved