CSR Corner Corporate Action

PERDOSSI dan MERCK Luncurkan Kampanye Lawan Neuropati

PERDOSSI dan MERCK Luncurkan Kampanye Lawan Neuropati

Menyambut Pekan Kesadran Neuropati yang akan diperingati setiap tanggal 12-16 Mei, perusahaan farmasi Merck bersama Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) meluncurkan kampanye “Lawan Neuropati”. Angka kejadian neuropati di Indonesia cukup tinggi. Sebanyak 43% dari 16.800 responden terbukti berisiko terkena neuropati. Gaya hidup yang kurang baik terbukti memicu tingginya angka orang berisiko neuropati. Padahal, Neuropati dapat dicegah.

Prof. Dr. dr. Moh Hasan Machfoed, Sp.S(K), M.S, Ketua Umum PP PERDOSSI dan Konsultan Neurologis, mengatakan, PERDOSSI memiliki misi untuk terus memberikan edukasi mengenai neuropati agar semakin banyak masyarakat Indonesia yang mengerti tentang bahaya neuropati. Kali ini, PERDOSSI bersama dengan Merck untuk pertama kalinya mengadakan Kampanye Lawan Neuropati sebagai upaya kami menginspirasi masyarakat luas untuk melakukan pencegahan neuropati.

Neuropati

Holger Guenzel, Direktur Divisi Consumer Health PT Merck Tbk mengatakan, “Merck telah melakukan edukasi tentang neuropati dan kesehatan saraf selama bertahun-tahun. Bersama dengan PERDOSSI dan ahli kesehatan olahraga, Merck juga telah menciptakan Neuromove. Kerjasama ini juga terus berkembang lebih luas lagi dalam Kampanye Lawan Neuropati dan Pekan Neuropati 2016 di tanggal 15 Mei 2016 di mana melalui acara tersebut, kami mengajak seluruh masyarakat untuk melakukan pencegahan neuropati.”

Neuropati adalah kondisi gangguan dan kerusakan saraf yang ditandai dengan gejala seperti kesemutan, kebas, dan kram. Lebih dari 50% masyarakat melakukan aktivitas dan gaya hidup sehari-hari yang berisiko Neuropati, di antaranya; mengetik di gadget dan komputer, mengendarai motor dan mobil dalam waktu lama, duduk lama di posisi yang sama, dan memakai sepatu hak tinggi. Neuropati memengaruhi kualitas hidup, seperti menyebabkan penurunan kekuatan motorik, penurunan sensasi rasa sehingga mudah terluka, impotensi, depresi, penurunan berat badan, luka dan Carpal Tunnel Syndrome (CTS).

Dr. Manfaluthy Hakim, Sp.S(K), Ketua Kelompok Studi Neurofisiologi dan Saraf Tepi PERDOSSI Pusat yang juga konsultan neurologis dari Departement Neurologi FKUI/RSCM ,mengatakan, neuropati memberikan beragam ketidaknyamanan dalam beraktivitas sehari-hari. Jika dibiarkan, gejala neuropati seperti kram, kebas dan kesemutan dapat mengarah pada kelumpuhan. Saraf yang rusak akan sulit diperbaiki. Padahal Neuropati dapat dicegah sejak dini. Selain mempraktekkan Neuromove secara teratur, istirahat yang cukup juga penting untuk regenerasi sel saraf dan konsumsi vitamin neurotropik yang terdiridari vitamin B1, B6, dan B12 akanmembantu memberikan asupan yang dibutuhkan supaya saraf dapat bekerja dengan baik.

Riset mengenai efikasi penggunaan Vitamin B1, B6 dan B12 pada 310 pasien dengan neuropati perifer diabetik menunjukkan adanya perubahan positif berupa berkurangnya nyeri pada 271 pasien.1 Pada penderita diabetes, angka prevalensi neuropati meningkat menjadi 50%2 atau 1 dari 2 penderita. Neuropati juga dapat menyerang mereka yang mengalami defisiensi vitamin B1, B6, dan B12.

Sementara itu, dr. Ade Tobing, SpKO, Spesialis Kedokteran Olahraga mengatakan, “Neuromove adalah gerakan olahraga yang didesain secara khusus untuk mengaktifkan sel-sel saraf, seperti gerakan menyilang batang tubuh, koordinasi bola mata, tangan, balance,dan fokus pada gerakan stretching untuk peregangan yang dapat menghindari cedera. Neuromove sangat praktis dan mudah dilakukan di mana saja, khususnya pada saat beraktivitas seharian di kantor. Cukup sediakan waktu 15-20 menit untuk keseluruhan gerakan Neuromove, atau durasi 5-10 menit untuk gerakan inti yang dapat dilakukan di area kantor atau rumah yang terbatas. Lakukan senam neuromove minimal 3 kali seminggu untuk menjaga kesehatan saraf.”

Anie Rachmayani, Head of Marketing Consumer Health, PT Merck Tbk, mengatakan, sebagai bagian dari kampanye Lawan Neuropati, pihaknya akan melakukan berbagai kegiatan seperti meneruskan Neuropathy Check Point di lebih banyak kota, sosialisasi NeuroMove ke klub senam dan masyarakat awam serta instansi pemerintahan, edukasi melalui media sosial, dan pelatihan suster dalam melakukan pemeriksaan kesehatan saraf.

Puncak dari kegiatam kampanye Lawan Neuropati ini akan dilakukan pada Pekan Neuropati 15 Mei 2016 di Ancol. Dalam acara tersebut masyarakat dapat memeriksakan kesehatan saraf secara gratis dan melakukan Neuromove bersama10.000 warga DKI Jakarta. “ami juga akan memecahkan rekor MURI untuk Peserta Pemeriksaan Kesehatan Saraf Terbanyak, Peserta Senam Neuromove Terbanyak dan Penggunaan Tagar #LawanNeuropati terbanyak,” ucap Anie. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved