CSR Corner Corporate Action

RIAT Melatih Tuna Netra Jadi Melek Internet

RIAT Melatih Tuna Netra Jadi Melek Internet

Sebagai bentuk kepedulian untuk meningkatkan kualitas para penyandang disabilitas, Rumah Internet Atmanto (RIAT) memberikan pelatihan internet tunanetra. Dalam pelatihan ini, RIAT menggandeng generasi muda tuna netra yang tergabung dalam Kartunet (Karya Tuna Netra). Tujuan dari kegiatan ini adalah pemberdayaan penyandang disabilitas visual (tuna netra) agar mampu mandiri dengan pemanfaatan teknologi khususnya internet.

Hal ini sejalan dengan pemikiran Indar Atmanto, penerima penghargaan Presiden RI tahun 2010 atas pengabdiannya mengembangkan layanan brodband internet di Tanah air, di bidang internet untuk memberdayakan masyarakat khususnya penyandang keterbatasan visual dibidang internet dan teknologi. Lebih jauh kegiatan RIAT diharapkan dapat menjadi bagian dari Revolusi Digital yang dicanangkan oleh Presiden Jokowi.

Pelatihan internet untuk tuna netra di RIAT

Pelatihan internet untuk tuna netra di RIAT

Misi RIAT yang didirikan oleh Adam Atmanto & Faiz Atmanto adalah menyediakan solusi praktis yang dihadapi para disabilitas visual dengan bantuan teknologi. “Tujuannya, memberikan nilai lebih kepada masyarakat dan lingkungan, khususnya para penyandang disabilitas,”ujar Amy Atmanto juru bicara RIAT di Jakarta (30/5).

Materi pelatihan meliputi internet dan internet marketing. Diharapkan setelah pelatihan, peserta pelatihan dapat mempraktekan ilmunya dalam merintis pilihan masa depan sebagai internetpreneur atau bekerja sebagai karyawan. Sebanyak 10 peserta pelatihan yang semuanya penyandang tuna netra hadir mengikuti pelatihan.

Amy menjelaskan, pelatihan ini sejalan dengan diberlakukannya UU tentang Penyandang Disabilitas. “Ini dilakukan sebagai bagian dari visi kami untuk memberdayakan saudara-saudara kita yang memiliki keterbatasan visual (visual disability) agar dapat mandiri dan mengurangi ketergantungan ekonomi kepada orang lain,” jelasnya.

Pemerhati sosial kemasyarakatan, Yenni Wahid, yang juga Ketua The Wahid Insitute, mengapresiasi kegiatan pelatihan ini.“Saya juga ingin mengajak elemen masyarakat, perusahaan dan pemerintah untuk mendukung kegiatan mulia ini. Apapun bentuk partisipasi Anda akan sangat berarti untuk keberlangsungan program pemberdayaan bagi saudara kita dengan keterbatasan visual,” ujar dia.

Pada kesempatan terpisah Indosat Ooredoo sebagai pendukung kegiatan menyambut baik kegiatan pelatihan internet tunanetra ini.“Kami senantiasa mendukung dan aktif mendorong upaya kreatif dalam memasyarakatkan pemanfaatan layanan internet bagi penyandang disabilitas visual. Masyarakat harus siap menyambut datangnya era digital, tidak terkecuali penyandang tunanetra, untuk menjadikan Indonesia sebagai bangsa melek digital atau Digital Nations,” kata Deva, Group Head Corporate Communication PT Indosat Ooredoo.

Berkaitan dengan topik materi pelatihan, Dimas Prasetyo dari Kartunet menjelaskan, pelatihan ini akan memberikan pembekalan kepada peserta pelatihan dalam bidang internet dan internet marketing. Para instruktur adalah praktisi yang memahami kebutuhan tunanetra, dan para ahli dibidang internet marketing.

Selain Indosat Ooredoo, Bank Permata juga menjadi pendukung kegiatan. Bank Permata adalah salah satu lembaga keuangan yang memiliki komitmen untuk pemberdayaan penyandang tuna netra untuk berkarya di dunia kerja.

Sejumlah pihak juga terlibat dalam pemberian dukungan dalam acara sosial ini seperti Alfia Reziani (anggota komisi VIII DPRRI), Yeni Wahid, Inggrid Kansil, Yullie Grillon (Istri Duta Besar Paraguay), Tahsine Aqil (istri Duta Besar Pakistan), Yeni Fatmawati (Istri Fahmi Idris), Tatat Rahmita Utami (owner Universitas/ yayasan Paramadina), Sabrina Bensawan (Saab Shares Foundation), Grand Hyatt Jakarta dan masih banyak lainnya.

RIAT juga masih membuka pintu yang sebesar-besarnya bagi masyarakat Indonesia untuk turut berpartisipasi memberdayakan teman teman tunanetra. Hal ini nantinya dapat disalurkan melalui program crowdfunding yang akan diluncurkan segera.

“Kami akan memperluas jangkauan pelatihan ini untuk sahabat-sahabat tunanetra diseluruh wilayah Indonesia, dan kami masih membutuhkan tambahan bantuan agar dapat secara berkesinambungan menjalankan kegiaan ini. Kebutuhan-kebutuhan tersebut antara lain tiket pesawat untuk 10 seat per bulan, perangkat, konsumsi selama jalannya pelatihan dan sebagainya. Untuk itu kami sangat mengharapkan partisipasi masyarakat luas maupun perusahaan-perusahaan yang ingin melakukan CSR,” ujar Amy. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved