Personal Finance

Kisah Satpam Beraset Rp 70 Juta dari Investasi Saham

Kisah Satpam Beraset Rp 70 Juta dari Investasi Saham

Suherman, satpam di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, mengernyitkan dahinya tatkala ditugaskan memantau pergerakan harga saham Bank Mandiri di layar komputer. Bagi Suherman, tugasnya yang dilakoninya sekitar 10 tahun silam itu berhasil membuat kepalanya pening. Sebab, ia tak memahami grafik saham lantaran pengetahuannya mengenai dunia pasar saham sangat minim. Namun, Suherman tak berkeluh kesah mengemban amanah ini. Justru Suherman mendapatkan pengetahuan yang berharga dari kesehariannya memeloti pergerakan saham Bank Mandiri.

Dia berinisiatif membaca buku mengenai pasar modal dan transaksi saham. “Saya juga tanya ke teman-teman riset mengenai saham di Bank Mandiri dan sejak saat itu memberanikan diri untuk berinvestasi saham,” ujar pria yang bekerja sebagai petugas keamanan di Bank Mandiri sejak tahun 2005 ini. Herman, demikian sapaanya, membeli saham sejak September 2008. Pria kelahiran Bandung pada 31 tahun silam ini mengalokasikan asetnya sebesar 60% untuk investasi jangka panjang. “Yang 40% untuk trading harian,” tuturnya di Jakarta beberapa waktu yang lalu.

Suherman, satpam Bank Mandiri, yang berhasil berinvestasi saham. (Foto : Vicky Rachman/SWA).

Dia mentransaksikan sahamnya melalui platform online trading lantaran membuka rekening efek di PT Mandiri Sekuritas. Perusahaaan itu menyediakan Mandiri Sekuritas Online Trading (MOST) bagi para nasabahnya. Modal awal Herman senilai Rp 7 juta. Ia menguras tabungannya untuk membeli saham-saham emiten konstruksi dan semen. Dia membagi modalnya ke beberapa saham di sektor itu. Aset Herman di saham PT Adji Karya (Persero) Tbk, misalnya, sebesar 60% dari jumlah portofolionya. Saham-saham ini digenggamnya untuk jangka panjang. Untuk transaksi harian, Herman membeli beraneka macam saham sesuai kondisi pasar. Di akhir tahun lalu, misalnya, Herman aktif mentransaksikan saham PT Kimia Farma (Persero) Tbk (KAEF). “Target return sekitar 3-4% per hari, sedangkan target cut loss 2%,” tandas alumnus D3 jurusan Administrasi Bisnis dari Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Profesi Indonesia (LP3I) di Bandung ini

Selain trading KAEF, Herman juga mentransaksikan saham PT Bukit Asam (Persero) Tbk, PT Adaro Energy Tbk, PT Aneka Tambang (Persero) Tbk, dan PT Harum Energy Tbk. Nilai keuntungan yang dipetik Herman dalam mentransaksikan saham-sahamnya itu bervariasi jumlahnya. Sebagai contoh dia pernah menjaring imbal hasil Rp 2 juta atau Rp 500 ribu dalam tempo 2-5 hari. Kendati aktif menjadi investor saham, Herman tetap menomorsatukan tugasnya sebagai petugas keamanan di bank berpelat merah ini. “Saya membagi waktu antara bekerja dan trading saham, jam 9.23-9.33 WIB, saya biasanya memantau saham di pagi hari. Kemudian dilanjutkan pada sesi II di siang hari agar tidak mengganggu pekerjaan,” tuturnya. Nilai aset Herman pada Desember tahun lalu naik berlipat ganda yaitu menjadi Rp 70 juta dari modal awal senilai Rp 7 juta. “Saya menyakini peluang berinvestasi saham sangat bagus untuk menyiapkan dana di masa depan. Berinvestasi saham sama seperti menabung,” jelasnya. Herman selama periode 2011-2016 telah menjual-beli saham sebanyak 25 emiten. Hebat ‘kan? (*)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved