CEO Interview

CEO Shopee: Kami Ingin Masyarakat Semakin Memahami e-commerce

CEO Shopee: Kami Ingin Masyarakat Semakin Memahami e-commerce

Shopee Indonesia sebagai mobile-first marketplace, berkomitmen mendukung terciptanya ekosistem bisnis e-commerce yang kuat. CEO Shopee, Chris Feng, berpendapat bahwa untuk menciptakan ekosistem tersebut perlu adanya edukasi yang komprehensif supaya masyarakat dan para seller semakin memahami dunia e-commerce.

Chris Feng, CEO Shopee (Foto: Yosa M/SWA)

Feng melihat bahwa bisnis e-commerce di Indonesia terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, peminat dan pelaku belanja online terus mengalami peningkatan. Oleh karena itu perlu adanya wadah untuk berbagi pengetahuan pada sesama pelaku e-commerce. Komitmen tersebut akan diwujudkan oleh Shopee melalui sesi edukasi bisnis yang diberi nama “Roadshow Kampus Shopee” ke 13 kota di Indonesia.

“Kami ingin masyarakat supaya lebih mengetahui tentang e-commerce. Jadi, selain memperkenalkan platform Shopee, kami juga mencoba memberi pengetahuan tentang dunia e-commerce,” ujar pria kelahiran Desember 1982 tersebut.

Kampus Shopee sendiri merupakan sesi kelas edukasi dan saran berbagi untuk penjual guna menginspirasi penjual untuk mengembangkan bisnis mereka. Sejumlah topik yang diangkat adalah teknik fotografi produk, sistem perencanaan keuangan, dan teknik visual merchandising.

“Pembelajaran ini juga bersifat dua arah, kita juga ingin mengetahui apa yang orang-orang inginkan, sehingga bisa meningkatkan sistem kita untuk melayani,” lanjutnya.

Pria yang sudah berkecimpung di dunia bisnis digital selama 8 tahun ini mengamati bahwa para penjual masih banyak yang menghadapi masalah terutama dalam tiga hal. Dari sinilah Shopee ingin memberi lebih pengetahuan agar bisnis e-commerce terus meningkat.

“Para seller seringkali tidak tahu cara menggunakan online platform, ini sangat natural. Mereka tidak mengenal market, jika mempunyai barang tidak tahu cara menjualnya. Kemudian, bagaimana cara berinteraksi dengan buyer. Misalnya bagaimana cara melayani buyer kalau saya punya bekal seperti ini. Ini tiga hal yang sering saya dengar dari seller,” ujarnya.

Sejak bergabung dengan Shopee pada satu setengah tahun lalu, Feng bisa merasakan pasar e-commerce Indonesia cukup menjanjikan. Ketika ditanyakan mengenai pesaing sesama platform sejenis, lulusan sekolah IT ini tidak menganggap persaingan sebagai hal utama karena dia berpendapat market di Indonesia cukup besar, dan perkembangan bisnis e-commerce masih tahap awal sehingga terlalu dini untuk menganggapnya sebuah persaingan.

“Saya rasa market di Indonesia cukup besar. Jadi, kalau ditanya mengenai perusahaan yang sejenis shopee, ataupun startup lain, saya tidak begitu memfokuskan pada kompetisi tapi lebih kepada bagaimana pasar bekerja, bagaimana supaya kita bisa memberikan yang terbaik, memberi servis kepada orang-orang supaya bermanfaat. Terlalu dini rasanya kalau menganggap market di Indonesia sebagai kompetisi,” ungkapnya.

Menurutnya, Shopee akan tetap terbuka untuk bekerja sama dengan yang lain. Ketika disinggung mengenai kerja sama, Feng mengatakan Shopee sudah memiliki investor tetap sejak beberapa tahun belakangan. Ia mengaku tidak ada target khusus untuk revenue melainkan akan menjalankan Shopee mengikuti pertumbuhan pasar.

“Kami tidak menetapkan target secara spesifik. Kami akan mengikuti pergerakan market saja. Ini kan ongoing process, kami terbuka untuk kerjasama dengan yang lain, kami juga tidak menetapkan target secara khusus, kami percaya market akan terus tumbuh,” tambahnya.

Sebagai CEO yang sudah melanglang buana di berbagai perusahaan e-commerce dunia, Feng megaku untuk target karier jangka panjang akan tetap fokus mengembangkan Shopee di Indonesia berdasarkan komitmennya di atas tersebut.

“Saya berharap Kampus Shopee ini bisa memberi sumbangsih bagi perkembangan bisnis e-commerce di Indonesia. Saat ini saya akan fokus dahulu di bisnis online bersama shopee ini, belum ada yang lain,” pungkas Feng.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved