CEO Interview

Daniel Surya Targetkan AR Group Jadi Top 3 Dunia

Daniel Surya Targetkan AR Group Jadi Top 3 Dunia
daniel-surya-ar-group-img_20161021_091716

Setelah sukses menjadi “brand builder” dan membangun WIR Group yang bergerak dalam branding, kini tangan dingin Daniel Surya kembali membawa sukses bagi usaha barunya yakni AR Group yang bergerak bidang teknologi augmented reality. AR Group telah memimpin perkembangan augmented reality (AR) hingga ke manca negara dan merupakan bagian dari WIR group. Sejak didirikan tahun 2009, AR Group berhasil mengantongi sejumlah prestasi dunai di antaranya adalah “Best AR Campaign 2015 & 2016’ di Sillicon Valley, Amerika Serikat.

AR Group dimulai tahun 2009 dengan unit usaha pertama adalah AR&Co. Unit usaha ini berhasil menciptakan aplikasi AR khusus untuk Star Trek, berkenaan dengan 50 tahun kisah fiksi ilmiah tersebut. Kemudian di tahun 2015 AR Group meluncurkan unit usaha kedua yaitu DAV (Digital Avatar) dan tahun 2016 AR Group mendirikan Mindtore sebagai unit usaha ketiga.

Hingga saat ini AR Group telah membuka kantor perwakilan di 6 negara yaitu Indonesia, Singapura, Amerika Serikat, Spanyol dan Malta. Perushaaan berbasis teknologi asli Indonesia ini juga telah menangani lebih dari 500 proyek yang tersebar di 20 negara yang mayoritas adalah negara-negara eropa dan Asia Tenggara.

Pada Jumat 21/10/2016 lalu, Daniel bersama seluruh tim dari AR Group meluncurkan teknologi terbarunya untuk Mindstore di Bursa Efek Indonesia. Apa latar belakangnya ? Apakah AR Group direncanakan untuk go public ? Berikut wawancara lengkap reporter SWA Online, Arie Liliyah dengan Daniel Surya dalam acara tersebut :

Apa latar belakangnya AR Group melakukan launching di Bursa Efek Indonesia ?

Kenapa kami memilih malakukan peluncuran di sini adalah untuk sosialisasi, agar lebih dikenal lagi, bahwa ada perusahaan teknologi Indonesia yang atas hasil kerja prestasi sudah demikian lama, 7 tahun di luar negeri, membangun situasi bahwa sebenarnya ekuitas Indonesia bisa ada di market kita. Sebab di IDX sendiri belum pernah ada technologi company yang listed.

Jadi apakah ada rencana AR Grou listing di bursa ?

Iya, kami memang sedang didekati beberapa bursa saham dari beberapa negara, tetapi prioritas utama akan kami berikan kepada Indonesia. Tetapi itu masih dalam tahap rencana, yang kami lakukan hari ini adalah dalam rangka sosialisasi, bahwa ada perusahaan teknologi asal Indonesia yang sudah mengantongi 5 paten dari luar negeri, dan kami berterima kasih kepada teman-teman di BEI yang telah memfasilitasi, jadi melihatnya BEI sangat responsif untuk perusahaan seperti ini.

Berarti ketika mulai dijalankan AR Group lebih dahulu menggarap pasar di luar negeri ?

Iya, seperti itu, sampai sekarang 70 % proyek yang kami kerjakan adalah di luar negeri, Amerika, Eropa, Afrika, Asia jadi ada beberapa proyek di dalam negeri, tapi yang dominan dari luar.

Bagaimana strateginya sehingga bisa dipercaya oleh klien, terutama di luar negeri ?

Pertama, harus punya produk yang kuat, dan engine yang kuat untuk augmented reality. Sebab kalau kami bisa diterima di negara-negara yang kuat teknologinya itu artinya kami akan lebih mudah untuk membawa ke negara-negara lain. Kedua, perusahaan kami sudah established bukan startup jadi klien-klien di luar pun jadi lebih percaya.

Apa pertimbangan utama untuk listed dan atau tidak listed bagi AR Group ?

Pertama, sederhana saja, kami melihat benchmark, hal ini perting untuk kami pertimbangkan kalau mau listing, apakah di sebuah negara sudah memiliki benchmark atau pun matriks untuk perusahaan teknologi atau perusahaan sejenis kami. Tetapi bukan berarti nggak ada, lalu tidak bisa dijalankan. Kami juga akan melihat dukungan dari stock exchange yang ada di market tersebut. Dan kalau kami lihat saat ini, baru kami perusahaan non listed membuka perdangangan bursa seperi hari ini. Nah, ini pertanda dukungan bagi kami.

Jika nanti sudah listed, apakah anda optimis sahamnya akan diminati pasar ?

Semua tergantung dari pembangunan edukasi ke masyarakat, makanya yang kami lakukan sekarang adalah mengenalkan diri dan sosialisasi agar lebih dikenal lagi oleh masyarakat luas, bukan target untuk listing besok hehe… Yang penting bagi kami adalah tangible result, ada hasil nyata yang dirasakan tidak hanya untuk di Indonesia, tapi juga di global market. Sebab investor bisa datang dari mana-mana.

Jadi berapa lama lagi target AR Group untuk listing di bursa ?

Kalau kami sih listing itu targetnya bukan dilihat dari berapa lama atau berapa tahun lagi harus listing, tetatpi dilihat dari perkembangan proyeksi bisnis yang kami lakukan. Fokus kami tetap di bisninya, bertumbuh dari tahun ke tahun. Nanti suatu saat ada momentum kami bisa scaled up , kami sudah bisa listing, maka kami akan umumkan.

Di Indonesia sendiri augmented reality kan masih belum familiar bisnisnya, bagaimana menurut Anda ?

Oleh karena itu di awal kami mulai dari luar negeri dulu baru kemudian kami masuk ke Indonesia. Padahal ini adalah murni hasil karya anak bangsa sendiri, tapi ya memang pasarnya begitu jadi kami jualan di luar lebih dahulu.

Sekarang malah kami diapresiasi menempati ranking ketiga perusahaan AR terbaik di dunia. Jadi Indonesia harus bangga bahwa satu dari tiga besar pemain AR terbaik di dunia datang dari Indonesia. Oleh karena itu, kami ingin mengenakan lebih dekat lagi AR itu, selama ini orang Indonesia umumnya mengenal AR karena game online seperti Pokemon Go, tetapi sebenarnya AR bisa dipakai sebagai solusi untuk bisnis, medis, militer dan lain-lainnya.

Bagaimana dengan pertumbuhan AR Group apakah organik atau menggandeng investor ?

Kami jalan secara organik selama ini, itu membuktikan bahwa kami perusahaan yang sehat, kami bertumbuh dari yang hanya 20 orang 7 tahun lalu menjadi 300 orang di 6 negara, semuanya organik.

Model bisnis kami kan ada klien masuk, kami dibayar. Begitu seterusnya dan berkembang. Ya memang balakangan kami buka diri untuk investor masuk, tapi kami belum ketemu yang cocok, karena kami tidak cari yang penawarannya besar, tapi yang cocok visi misinya dengan kami dan kalau bisa chemistry juga cocok.

Saat ini BOD kami ingin sekali bisa membawa Indonesian talent bisa going global. Itu jadi prioritas utama kami, dan kami ingin Indonesia punya technology company yang bisa bawa talent Indonesia berkarya di negara-negara di seluruh dunia. Makanya kami masih hati-hati dalam memilih mitra (baca:investor), kami ingin mitra yang tidak mengecilkan orang Indonesia dan mendukung cita-cita kami tadi.

Bagaimana caranya AR Group bisa mendapatkan atau menciptakan teknologi terdepan ?

Saat ini kita hidup di dunia yang serba terbuka tanpa sekat, seorang anak bisa belajar Bahasa Korea dan Jepang hanya melalui Youtube. Nah, bagaimana kami bisa jadi terdepan? Kami harus melihat diri kami sebagai global citizen menggunakan platform edukasi yang global, maka kami harus menjadi yang pertama melangkah dan berinovasi untuk menghasilkan solusi.

Jadi segala sesuatu yang sifatnya advanced atau terdepan itu pada dasarnya adalah lebih dahulu menjadi solusi, jadi inovator sekaligus pionir. Teknologi apapun kalau menjadi yang pertama dan lebih baik dari yang sebelumnya maka, dia akan menjadi yang terdepan. Jadi teknologi bisa canggih karena bisa menjadi solusi yang belum pernah ada sebelumnya.

Apa target ke depan untuk AR Group ?

Kami sedang dalam proses untuk scaled up bisnis ini, kami mau ekspansi lagi, sekarang pasar yang sudah banyak menerima kami di Amerika Serikat, kami mengeluarkan produk-produk yang lebih canggih lagi, inovatif dan solutif. Tidak sekadar jadi solusi, tetapi solusi yang sangat unik.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved