CEO Interview

Strategi Hooq Gaet Pasar Indonesia

Guntur S Siboro, Country Head Hooq Indonesia

Guntur S Siboro, Country Head Hooq Indonesia

Layanan video-on-demand Hooq resmi hadir di Indonesia sejak April 2016 silam. Hooq merupakan perusahaan joint venture antara Singtel, Warner Bros Entertaiment, dan Sony Picture Television. Guntur S Siboro, Country Head Hooq Indonesia, mengklaim bahwa saat ini sudah ada lebih dari 500.000 pengguna yang sudah mencoba layanan Hooq. Baru-baru ini Hooq mengumumkan film Ada Apa Dengan Cinta 2 (AADC 2) bisa dinikmati secara eksklusif di Hooq. Hadirnya AADC 2 di Hooq sejalan dengan strategi Hooq yang terus memasukkan konten lokal ke dalam Hooq. Bagaimana strategi Hooq untuk bersaing dengan layanan video-on-demand lainnya? Berikut penuturan Guntur S Siboro.

Bagaimana strategi Hooq agar diterima di Indonesia dan tidak diblokir seperti kompetitor?

Salah satu caranya adalah bekerja sama dengan Pemerintah, mendirikan kantor di sini, bekerja sama dengan pihak-pihak baik dengan operator selular maupun studio lokal, dan menguatkan konten lokal. Kami menyediakan cara pembayaran dengan kartu kredit maupun dengan pulsa. Hanya di Indonesia yang bisa membayar langganan video-on-demand dengan pulsa. Kami kerja sama dengan 13 Entertainment, MNC Contents, Multivison Plus dan Transmedia sebagai penyedia konten. Kompetitor kami kan tidak ada kantor di sini dan pembayarannya hanya dengan kartu kredit saja. Sama sekali tidak memberikan keuntungan untuk Indonesia. Jika mau diterima di Indonesia, harus bekerja sama dengan pihak lokal di sini.

Sejak diluncurkan April lalu sudah ada berapa pelanggan?

Yang sudah mencoba sudah ada lebih dari 500.000. Sekarang masih masa edukasi, masih ada ketakutan untuk mencoba karena khawatir kuota internetnya habis. Bagaimana cara mengatasinya? Kami bundling dengan Simpati. Contohnya paket internet 14 Gb, 10 Gb nya bisa digunakan untuk menonton di Hooq. Dan, ke depan, kami tidak hanya bekerja sama dengan Telkomsel, tapi juga dengan operator selular lain. Untuk pembayaran melalui pulsa sudah bisa untuk semua operator.

Memangnya berapa kuota yang dihabiskan untuk 1 film?

Tergantung dari kualitasnya. Jika kualitas yang biasa (standard definition) bisa 300-400 Mb. Jika kualitas yang high definition bisa 1 Gb.

Apa film yang menjadi favorit?

Setiap minggu kami tampilkan top 10 film yang ditonton oleh pengguna. Komposisinya 50% film barat (Bollywood, Korea, Hollywood) 50% nya lagi film Indonesia. Konsentrasi utama kami kan memang di konten lokal sesuai tagline kami: Best in Hollywood, Best in Local. Kami juga ada konten dari Bollywood dan Korea tapi tantangannya ada di subtitle. Di Indonesia, sumber daya translatornya kan tidak banyak dan proses untuk mentranslate juga tidak bisa cepat. Kami juga ada penerjemah sendiri dan kami juga bekerja sama dengan pihak ketiga. Saya pikir industri ini bisa mendorong industry subtitle juga. Saat ini kami menyediakan 40.000 jam hitung saja 20.000 jam film asing ada berapa tenaga penerjemah yang dibutuhkan? Apalagi jarang ada penerjemah yang bisa menerjemahkan bahasa India.

Siapa target pasar Hooq?

Target pasar kami adalah keluarga muda. Jika target umurnya terlalu tua, digital awarness-nya kurang dan perangkat yang digunakan adalah TV. Jika terlalu muda perangkatnya sudah smartphone, tapi biasanya maunya yang gratisan karena mereka tidak punya pendapatan. Keluarga muda sudah masuk ke generasi digital, mampu bayar, dan menghargai kreativitas.

Ada berapa judul film yang tersedia di Hooq?

Di ott (over the top) susah untuk membicarakan berapa jumlah title yang tersedia, karena kami masukkan tv series juga yang durasinya hanya 20 menitan. Biasanya di ott ini membicarakannya mengenai jam. Saat ini sudah ada 40.000 jam dan akan terus kami tambah.

Apa alasan kerja sama dengan AADC 2 ini?

Sesuai dengan fokus kami, kami akan terus memasukkan konten lokal. AADC@ bukan hanya sekadar sekuel dari Ada Apa Dengan Cinta, tapi juga sebuah antusiasme yang melintas antar generasi. Kolaborasi ini menghadirkan akses yang legal sehingga dapat ditonton oleh masyarakat Indonesia di manapun dan kapanpun. Hooq juga bisa menjadi wadah untuk mempromosikan hasil karya pelaku industri kreatif lokal dan memperpanjang masa hidup film mereka. Mana yang lebih baik? 1 minggu di bioskop atau 1 tahun di ott platform? Dengan cara seperti ini, produsen film juga bisa mendapatkan pemasukan tambahan dan isu pembajakan bisa berkurang. Selain AADC2 ada juga Surat dari Praha yang hadir secara eksklusif di Hooq.

Berapa investasi yang dikeluarkan oleh Hooq untuk kerja sama ini? Dan berapa lama kerja sama ini berlangsung? Apa efek yang diharapkan?

Kami tidak bisa sebutkan angkanya. Kerja sama ini berlangsung selama 1 tahun. Setelah itu AADC2 bisa hadir di platform yang lain. Yang kami harapkan adalah produser film lainnya bisa tahu ada cara untuk memperpanjang masa hidup film mereka.

Apakah Hooq akan membuat konten sendiri?

Mungkin akan ada waktunya, tapi untuk saat ini belum.

Apakah dengan hadirnya AADC 2 akan ada penambahan biaya langganan?

Tidak ada, masih Rp 49,500 per bulan. Indonesia belum siap dengan model TVOD (Transactional Video on Demand) yang setiap ada penambahan konten eksklusif ada penambahan. Masyarakat Indonesia masih maunya SVOD (Subscription Video on Demand) yang bayar satu kali bisa dapat semua (all in).

Berapa lama film terbaru bisa hadir di Hooq? Kami tidak bisa bilang kapan pastinya karena jika kami bilang film tertentu akan ada di Hooq, masyarakat malah tidak mau ke bioskop. Tapi rata-rata untuk film Hollywod bisa 12-17 bulan. Yang bisa cepat itu serial TV, tapi kendalanya subtitle-nya tidak ada.

Kapan pasar Indonesia bisa siap untuk OTT?

Susah untuk diprediksi. Jika jadi tren bisa trending 1-3 bulan, tapi lama kelamaan tidak jadi tren lagi. Apalagi ekspektasi orang Indonesia terutama di dunia mobile ini tinggi. Beberapa ekosistem bisa mendukung bisnis ini. Pertama, kesediaan film dan konten. Kedua, ketersediaan akses. Saya yakin semua operator seluler sekarang mendukung 4G, jadi akan lebih cepat. Kami baru bekerja sama dengan Telkomsel saja untuk bundling kuota internet, belum dengan operator yang lain.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved