CSR Corner

Lima UKM Mitra YDBA Belajar Kelola Bisnis Keluarga di Jepang

Lima UKM Mitra YDBA Belajar Kelola Bisnis Keluarga di Jepang

Lima Pengusaha Binaan YDBA yang Mendapat Kesempatan Belajar Mengelola Bisnis Keluarga di Jepang

Menjaga bisnis keluarga sustain hingga ratusan tahun, berganti generasi bukanlah hal mudah. Salah satu upaya untuk itu adalah dengan belajar langsung dari ahlinya. Menurut Hayato Tanaka, General Manager HIDA Jakarta Office, Osaka adalah salah satu wilayah di Jepang dimana banyak perusahaan keluarga yang usianya ratusan tahun, bahkan perusahaan paling tua di dunia yang hingga kini masih berdiri dan berkembang ada di sana. Nama perusahaan itu adalah Kongo Gumi sebuah perusahaan arsitektur dan konstruksi yang usianya sudah lebih dari 500 tahun.

Tahun ini untuk kedua kalinya Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) kembali memberangkatkan mitra UKM binaannya mengikuti Seminar on Family Business Management for ASEAN yang diadakan di Osaka, Jepang. Seminar ini merupakan kerja sama YDBA dengan The Overseas Human Resources and Industry Development Association (HIDA) dan Himpunan Alumni AOTS-HIDA Indoensia (HAAI). Ada lima UKM binaan YDBA yang ikut dengan 9 peserta (masing-masing perusahaan diwakili dua orang) dalam seminar kali ini. Mereka adalah PT Trilogam Indojaya, PT Nandya Karya Perkasa, Aneka Teknik Utama, PT Exinter World Inti Jaya dan PT The Jakarta Consulting Group.

Sebelumnya YDBA bekerja sama dengan HIDA dan HAAI telah memberangkatkan 125 UKM ke Jepang dalam rangka mengikuti training The Program on Corporate Management for Indonesia (IDCM) dan Seminar on Family Business Management for ASEAN di Kansai Kenshu Center, Osaka.

Seminar ini akan dilaksanakan pada 23-27 Januari 2017 di Kansai Kenshu Center, Osaka. Selama di sana, para peserta akan mendapat pengetahuan mengenai manajemen pengembangan bisnis di perusahaan masing-masing dengan melibatkan keluarga sebagai penerus dalam mengelola bisnis.

Robby Kambey, Sekretaris Jenderal Himpunan Alumni AOTS Indonesia (HAAI), mengatakan, saat ini ada ribuan alumni AOTS. Di Jepang untuk perusahaan keluarga banyak yang bisa dipelajari kata dia, terutama bagaimana menjadikan perusahaan bertahan dan tumbuh hingga berganti generasi. “Salah satunya perusahaan produsen kue khas untuk kaisar,” tuturnya. Robby menambahkan ada banyak program bersama yang juga diselenggarakan bersama AOTS salah satunya program animasi dan program homestay pelajar SMA di keluarga Jepang.

Fati Hendrayani, Bendaraha Pengurus YDBA, berharap program kerja sama YDBA, HIDA dan HAAI ini terus berlanjut dan semakin banyak UKM yang berpartisipasi mengikuti program seminar ini. “Mereka jadi tidak perlu khawatir lagi untuk meneruskan atau menyerahkan bisnis mereka kepada penerusnya,” ujarnya. Vincentius Lauw, salah satu alumni program ini yang juga pemilik PT Solusi Rekatama Makmur menceritakan ia mengikuti program ini pada akhir Februari hingga Maret tahun lalu, yang menurutnya banyak hal positif yang bisa diterapkan dengan melihat langsung bagaimana perusahaan Jepang bisa bertahan ratusan tahun.

“Kami berharap jika perusahaan di Indonesia bisa sustain dalam jangka waktu lama, bisa memberikan sumbangan terbaik buat ekonomi dan bisnis negara ini, serta lebih luas bisa mempererat hubungan dengan Jepang,” kata Tanaka. Ia menambahkan, kunci suksesi yang tepat dari generasi ke generasi melihat beberapa perusahaan Jepang yang sudah ratusan tahun usianya adalah mereka bisa menjaga filosofi perusahaan dalam jangka panjang. Dalam program seminar ini, UKM mitra YDBA bisa belajar bagaimana menjalankan itu.

Program ini diselenggarakan dengan metode pembelajaran di kelas dan kunjungan ke perusahaan-perusahaan agar peserta memahami karakteristik UKM excellent di Jepang melalui pembelajaran filosofi manajemen bisnis keluarga. Selain itu UKM juga diharapkan mampu menyusun strategi-strategi khusus dalam mengembangkan bisnis dan memformulasikannya di perusahaan masing-masing.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved