CSR Corner

Meningkatkan Hasil Kelapa Sawit Melalui Pelatihan Petani

Meningkatkan Hasil Kelapa Sawit Melalui Pelatihan Petani

Lahan perkebunan kecil dapat memproduksi sekitar 40% dari total pasokan minyak sawit dan minyak inti sawit di dunia. Tantangan bagi negara-negara produsen minyak sawit adalah meningkatkan hasil dari lahan yang telah ada. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah memberikan pelatihan bagi para petani.

salah satu pelatihan untuk para petani

salah satu pelatihan untuk para petani

Metode pertanian yang berkelanjutan, efisiensi produksi, serta standar kesehatan dan keselamatan bekerja yang tinggi adalah beberapa persyaratan penting bagi sertifikasi produksi minyak sawit. Petani kecil sawit dapat belajar untuk mendapatkan sertifikasi melalui program pelatihan khusus.

“Kami ingin mengubah pasar dengan cara membangun industri minyak sawit berkelanjutan. Agar dapat melakukan hal tersebut, kami membutuhkan solusi dan program-program yang dapat meningkatkan produktivitas panen petani kecil sawit di Provinsi Kalimantan Barat,” ujar Thomas Müller-Kirschbaum, Coporate Senior Vice President Laundry & Home Care business unit dan Deputy Chairman of Henkel’s Sustainability Council.

Henkel dan BASF bekerja sama dengan organisasi pengembangan masyarakat Solidaridad, mendukung program di Indonesia dan memberikan bimbingan kepada petani sawit serta kegiatan-kegiatan daerah setempat. Mereka membuat program pelatihan bagi 5.500 petani. Program petani kecil sawit ini diterapkan oleh Solidaridad yang bekerja sama dengan mitra mereka, yaitu Good Return dan Credit Union Keling Kumang (CUKK).

Organisasi nirlaba dari Australia, Good Return, melatih dan mendukung pengajar dalam melakukan pelatihan serta terus mendukung kegiatan-kegiatan petani hingga selesai. Para pengajar merupakan karyawan dari CUKK, perusahaan kredit daerah terbesar kedua di Indonesia

Program ini diharapkan mampu membangun rantai pasok minyak sawit dan minyak inti sawit berkelanjutan. Rantai ini dapat meningkatkan taraf hidup petani kecil sawit sehingga produk mereka dapat memenuhi standar dari Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO). Dari sekitar 5,500 petani yang mengikuti program ini, 1,600 diantaranya akan belajar aspek-aspek berbeda.

Misalnya praktik pertanian terbaik (GAP) yang dilakukan melalui pelatihan langsung. Contohnya, pengukuran tingkat keberhasilan perkebunan berkelanjutan serta cara meningkatkan hasil panen. Program ini ditargetkan untuk menjangkau sekitar 16 ribu hektar area.

Produktivitas perkebunan kecil minyak sawit diperkirakan 40 persen lebih rendah dari rata-rata produksi perusahaan besar. Hasil dari metode-metode pelatihan pertanian berkelanjutan diharapkan dapat meningkatkan hasil panen buah sawit sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani-petani kecil.

“Hal ini dapat menarik minat produsen produk-produk minyak sawit untuk lebih bertanggung jawab. Tidak hanya dalam membeli produk-produk minyak sawit berkelanjutan, tetapi juga dapat berinvestasi pada rantai pasok minyak sawit yang lebih berkelanjutan,” ujar Marieke Leegwater, Program Manager Palm Oil di Solidaridad.

Menurutnya, program ini berkontribusi untuk membangun rantai inklusif dan berkelanjutan, sehingga diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan kehidupan petani sawit mandiri di provinsi Kalimantan Barat, salah satu daerah termiskin di Indonesia. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved