Listed Articles

Antam Turunkan Biaya Energi Feronikel

Oleh Admin
Antam Turunkan Biaya Energi Feronikel

Pembangkit listrik tersebut menggunakan teknologi Run of River (ROR) di sungai Tamboli, kabupaten Kolaka, sekitar 63km dari Pomalaa. Pembangkit Listrik Tenaga Air ini tidak menggunakan bendungan buatan manusia sehingga diharapkan tidak menimbulkan gangguan lingkungan hidup yang berarti di wilayah tersebut.

Direktur pengembangan Antam, Darma Ambiar, mengatakan bahwa penandatanganan perjanjian ini walaupun hanya melingkupi sebagian kecil dari seluruh kebutuhan energi Antam adalah suatu langkah yang penting dalam usaha untuk bukan saja mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak yang relatif mahal sebagai sumber energi utama perusahaan, tetapi juga untuk mengurangi carbon footprint perusahaan. “Hal ini juga merupakan bagian dari usaha perusahaan untuk terus menurunkan biaya produksi feronikel dengan mencari secara konsisten alternatifalternatif sumber energi lain yang lebih murah,” ujarnya.

Dalam perjanjian ini, Tamboli akan membangun dan mengoperasikan pembangkit listrik tenaga air tersebut beserta jaringan interkoneksi yang menghubungkan pembangkit listrik tenaga air tersebut dengan sistim jaringan listrik pabrik smelter feronikel Antam di Pomalaa. Tamboli berkewajiban antara lain dalam perencanaan, desain, pembiayaan, konstruksi, komisioning, operasi serta pemeliharaan dari fasilitas-fasilitas tersebut. Tamboli telah menunjuk PT Bukaka Teknik Utama, kontraktor teknik yang berpengalaman dalam pembangunan PLTA, sebagai kontraktor EPC proyek tersebut.

Dengan bekerja sama dengan Tamboli, suatu perusahaan domestik dengan basis di pulau Sulawesi, Antam ikut serta lebih jauh dalam pembangunan ekonomi dan dunia usaha di wilayah operasi usahanya.

Biaya investasi untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga air serta jaringan interkoneksi tersebut menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari Tamboli. Proyek diharapkan sudah mendapatkan sumbersumber pembiayaan dalam waktu 6 bulan sejak ditanda-tanganinya perjanjian pembelian tenaga listrik tersebut, untuk kemudian ditindak lanjuti dengan pembangunan/ konstruksi fasilitas yang diharapkan selesai dalam waktu 18 bulan.

Ketika fasilitas telah memulai masa operasi komersial, Antam akan memiliki hak prioritas pertama — namun bukan merupakan kewajiban — untuk membeli 75% dari kapasitas tenaga listrik yang diproduksi tersebut dengan harga US$0,0565 per KWh selama lima tahun. Tamboli akan menjual sisa 25% dari kapasitas tersebut kepada PLN. Setelah lima tahun, kontrak tersebut akan ditinjau kembali.

Di tahun 2007, kebutuhan energi yang mencapai kira-kira 88MW untuk fasilitas pabrik smelter Antam di Pomalaa, di penuhi oleh pembangkit-pembangkit listrik tenaga diesel sebesar 6X17 MW (sumber energi utama) dan 10X5,8MW (sumber energi cadangan) yang dioperasikan oleh Wartsilla dari Finlandia. Biaya energi Antam saat ini mencapai sekitar US$0,125 per KWh di mana hal tersebut menghasilkan biaya tunai produksi feronikel sebesar sekitar US$5-5,50 per pon. Dengan berlakunya perjanjian listrik tenaga air dengan Tamboli, diharapkan Antam dapat menurunkan biaya energi untuk produksi feronikelnya hingga sekitar 8 – 10%, di mana hal tersebut akan menurunkan biaya tunai feronikel hingga sekitar 3-4%.

Dalam rangka untuk lebih menurunkan biaya tunai produksi feronikelnya, Antam memiliki komitmen untuk secara konsisten melakukan konversi pasokan listriknya ke sumber energi yang lebih murah.

# Tag


    © 2023-2024 SWA Media Inc.

    All Right Reserved