Catherine menjelaskan, cash management system adalah layanan electronic banking baru yang berbasis web. Tujuannya: mendukung pengelolaan cash dari nasabah korporasi, sehingga menjadi lebih optimal. Dengan demikian nasabah korporasi bakal mendapatkan solusi cash management yang lengkap. Pasalnya, sistem ini dilengkapi dengan fasilitas account management, payment, collection, liquidity management, serta akses langsung ke seluruh informasi atas aktivitas perbankan nasabah.

Bank Niaga berharap, dengan implementasi cash management system jumlah nasabah meningkat dari 26 perusahaan menjadi 100 korporasi. Saat ini, Bank Niaga telah berhasil menjaring total 200 nasabah korporasi. “Kami ingin setidaknya 50% nasabah korporasi bisa memakai sistem baru ini,” tambah Catherine. Dan, rata-rata 26 perusahaan yang telah menggunakan cash management system itu pendapatannya Rp 30-40 miliar/bulan.

Ke depan, Catherine menargetkan layanan cash management system dapat diperluas. Tujuannya, untuk menjaring dana murah, baik tabungan maupun giro. Sampai dengan Juni 2004 tabungan dan giro Bank Niaga mampu meraih dana 47% dari total dana pihak ketiga sebesar Rp 20 triliun. Dan, salah satu cara untuk merealisasikan target dana murah itu dengan menjaring nasabah menengah atas dari skala UKM hingga komersial agar menggunakan cash management system.

Selain itu, jika cash management system sudah selesai, Bank Niaga akan dilengkapi dengan perangkat token. Dengan demikian keamanan bertransaksi di internet menjadi lebih terjamin.