Listed Articles

Belanja Iklan Asia Tenggara Raup US$ 5 Miliar

Belanja Iklan Asia Tenggara Raup US$ 5 Miliar

Belanja iklan di Asia Tenggara meraup US$ 5 miliar di kuartal ketiga 2011, berdasarkan data Asia Quarterly Advertising Index Nielsen. Yang menarik, total belanja iklan di seluruh wilayah tersebut naik 3% dibandingkan kuartal kedua 2011. Indonesia menjadi ‘raja’ karena mengalami peningkatan belanja paling besar.

Hasil kuartal terbaru menunjukan kenaikan sebesar 16% dari kuartal tiga 2010 dan 15% year-on-year. Indonesia mengalami kenaikan yang paling tinggi dalam belanja iklan di kuartal tiga, naik 24% dibandingkan dengan kuartal tiga 2010, diikuti oleh Filipina (+15%) dan Singapura (+10%). “Pertumbuhan belanja iklan ditambah dengan kuatnya kepercayaan dari konsumen. Ini merupakan tanda-tanda yang menjanjikan bagi Asia Tenggara,” menurut David Webb, Managing Director untuk Advertising Solution, Nielsen APMEA.

“Kuatnya pertumbuhan belanja iklan di Asia Tenggara setahun belakangan memperlihatkan kekuatan wilayah ini di tengah ketidakpastian ekonomi global. Selian itu, naiknya belanja iklan di negara seperti Indonesia dan Filipina memperkuat sentimen di wilayah ini bahwa ekonomi lokal masih berkembang dan mampu bertahan dari guncangan eksternal,” kata David Webb lagi.

Menurut Indeks yang dikeluarkan Nielsen, pertumbuhan belanja iklan di media utama dipacu oleh pembelanjaan televisi dan surat kabar. Belanja iklan di televisi naik 5% di kuartal ketiga 2011 dibandingkan kuartal kedua 2011 dan 17% dibandingkan dengan kuartal tiga 2010. Perawatan rambut, Telekomunikasi, dan Pemerintahan memimpin sebagai sektor utama yang berkontribusi dalam belanja iklan di wilayah Asia Tenggara, sementara Unilever menempati peringkat pertama di pembelanja iklan terbesar selama periode kuartal tiga 2011.

“Sementara pemasar di wilayah Asia Tenggara berhadapan dengan tantangan untuk penyebaran anggaran iklan melalui platform media yang senantiasa berkembang, televisi terus memperlihatkan kemampuannya dalam menjangkau massa. Selain itu, perkembangan teknologi seperti HDTV, IPTV, TV on-demand dan pergantian waktu penyiaran semua berkontribusi menjadi daya tarik bagi televisi,” ujar Webb.

Dengan memandang tahun mendatang, tantangan untuk menentukan alokasi belanja iklan akan menjadi tugas utama para pemasar dan semua media baik tradisional dan yang baru, harus mencari cara untuk mempertahankan audience dan menunjukkan ROI agar mendapatkan bagian dari uang hasil iklan.

Selain itu, di Indonesia sendiri, pertumbuhan double digit didorong oleh naiknya belanja iklan di Televisi (+25%) dan Koran (+22%). Pertumbuhan majalah cenderung stabil di 7%. “Pertumbuhan di kuartal ketiga banyak disebabkan karena kegiatan beriklan yang dilakukan selama bulan puasa dan hari raya. Dengan naiknya konsumsi konsumen selama masa ini, manufaktur cenderung menaikkan belanja iklan mereka untuk mendorong belanja konsumen,” ujar Irawati Pratignyo, Managing Director Media Group di Nielsen Indonesia.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved