Management

PJB Sinergikan Proyek Listrik 35.000 MW

PJB Sinergikan Proyek Listrik 35.000 MW

Megaproyek listrik 35.000 MW masih berlanjut hingga 2019 mendatang. PT PJB siap mendukung sepenuhnya proyek tersebut demi menggairahkan dunia usaha. Pasokan listrik yang memadai akan menarik minat banyak investor.

“Baru-baru ini diadakan Groundbreaking PLTU Cilacap 1×1000 MW dan Jawa 7 2×1000 MW. PJB berkomitmen untuk mendukung proyek 35.000MW ini,” kata Iwan Agung Firstantara, Direktur Utama PT PJB dalam rilisnya.

Keberhasilan proyek ini memiliki efek lanjutan yang luar biasa. Tak hanya mendorong industri dan investasi, namun juga menyerap sekitar 650.000 tenaga kerja langsung dan 3 juta orang tenaga kerja tidak langsung.

pjb

Industri akan tumbuh karena program 35.000 MW ini membutuhkan 75.000 set tower transmisi dan 1.382 unit gardu induk yang harus dibangun. Ini belum termasuk 391.500 km konduktor, 2.600 set trafo, serta menyerap 3,5 juta ton baja profil dan baja konstruksi.

PT PJB menggelar Conference & Exhibition of Technology to Support 35.000 MW Operational Excellence yang dihadiri para rekan kerja dari dalam dan luar negeri seperti Cina, Jerman, Jepang seperti Siemens, General Electric, Mitsubishi Hitachi Power System, Martin Supra Engineering, BRUSH, Wuxi Huaguang Boiler, dan Voith Turbo.

Direktur Sumber Daya Manusia PT PLN (Persero) Muhammad Ali berharap ada sharing knowledge dalam hal teknologi pembangkit di acara ini. BUMN setrum ini yakin proyek 35.000MW rampung dengan kerjasama antar stakeholder. Pembangunan transmisi dan distribusi perlu didukung, tidak hanya dari sisi pembangkitan saja.

“Pembangkit listrik merupakan teknologi tinggi yang sebagian besar harus didatangkan dari luar negeri. Namun, pemerintah menetapkan kebijakan Tingkat Kandungan Dalam Negeri untuk mendorong pertumbuhan industri nasional,” kata Direktur Industri Permesinan dan Alat Berat Mesin Pertanian, Arus Gunawan.

Kementerian ESDM melakukan terobosan dengan menerapkan tiga pilar di sektor energi. Pertama, efisiensi subsidi sektor energi agar tepat sasaran. Kedua, revolusi sektor energi dengan mengutamakan penggunaan dan pengembangan Energi Baru terbarukan (EBT). Salah satu caranya meningkatkan penggunaan EBT sebesar 23% dalam bauran energi nasional hingga 2025.

“Cara lainnya mengurangi pemakaian batu bara menjadi 50% dan meningkatkan penggunaan sumber energi gas menjadi 30%. Pilar ketiga adalah mendorong konservasi energi melalui gerakan nasional potong 10%. Ketiganya mendorong terciptanya udara bersih dan sumber energi bersih”, ujar Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Jarman.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved