My Article

10 Pedoman Praktis Pendelegasian Kerja

Oleh Admin
10 Pedoman Praktis Pendelegasian Kerja

Handoko adalah seorang manajer baru yang ‘super’ sibuk. Walaupun terlihat bersemangat, ia tampak kewalahan dalam melaksanakan pekerjaannya di posisinya yang baru. Meski mempunyai beberapa bawahan yang tampaknya dapat diandalkan, namun ia melakukan tumpukan pekerjaannya sendiri.

Sebenarnya Handoko dapat ‘melimpahkan’ sebagian pekerjaan pada bawahannya. Namun hal itu tidak dilakukannya. Ia lebih suka melakukannya sendiri dan enggan melakukan delegasi. Handoko telah terkena ‘do it yourself’ syndrome atau sindrom ‘kerjakan sendiri’ yang biasa menjangkiti para atasan lainnya.

Mappesangka Mustafa

Mappesangka Mustafa

Sindrom ini dapat ditandai pada mereka yang beralasan “Saya bisa melakukannya lebih baik ketimbang orang lain dan saya senang mengerjakannya,” “Para bawahan tidak mampu atau terlalu sibuk untuk melakukan pekerjaan lebih dan mengeluh jika diberi tambahan pekerjaan,””Saya tak ingin atasan berpikir bahwa saya malas karena melimpahkan pekerjaan pada bawahan dan tetap ingin terlihat sibuk,” “Saya tak ingin kehilangan kendali,” hingga “Saya tak punya waktu untuk melakukan delegasi.”

Ketika organisasi berkembang makin kompleks, tugas dan kewajiban pekerja kurang terdefinisiskan dengan baik. Kadang tampak semua orang mengerjakan tugas orang lain. Pendelegasian adalah kunci efisiensi manajer dan bermanfaat bagi semua.

Robert Heller, pakar & konsultan manajemen di Inggris, dalam bukunya “How to Delegate” mendefinisikan pendelegasian sebagai mempercayakan tugas pada orang lain, namun tanggung jawab masih di tangan pendelegasi.

Dasar pendelegasian adalah otonomi dan pengawasan. Dalam memilih pihak yang didelegasikan (delegat), anda menilai apakah seseorang benar-benar mampu melaksanakan tugas dengan sumber-sumber yang ada. Setelah itu, anda harus memberinya otonomi penyelesaian tugas dengan caranya sendiri, selama sesuai dengan instruksi awal dan memberikan laporan atas progres tugasnya.

Melakukan delegasi tidaklah mudah karena membutuhkan waktu, upaya, dan motivasi. Namun, hal itu tetap berharga untuk diterapkan karena ada beberapa keuntungan besar yang didapatkan, yaitu anda dapat memiliki waktu lebih banyak untuk melaksanakan fungsi manajerial, meringankan tekanan pekerjaan, mengembangkan bawahan, menciptakan suasana penuh motivasi, dan meningkatkan hasil kerja, yang berujung pada pengembangan organisasi atau perusahaan.

Adapun peraturan umum untuk pendelegasian adalah (1) Kalau tidak perlu, singkirkanlah. (2) Kalau perlu, tapi dapat dikerjakan orang lain, delegasikanlah. (3) Kalau sangat perlu dan tidak dapat didelegasikan untuk pencapaian sasaran maka kerjakanlah sendiri seefektif mungkin.

Melihat pentingnya delegasi tersebut, Harold L. Taylor dalam bukunya “Delegate: The Key to Successful Management” memberikan beberapa pedoman untuk pelaksanaan delegasi, yaitu:

Proses pendelegasian itu tidak mudah karena orang tidak terbiasa untuk memberikan sebagian dari dirinya kepada orang lain. Pendelegasian menuntut kita untuk berbagi pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman kita pada orang lain. Ini memang tuntutan yang cukup besar. Namun, pada gilirannya, kita juga mendapatkan ‘ilmu’ dari orang lain yang membuat kita semakin bertumbuh dan berkembang.

Selamat mendelegasikan. Sukses buat anda!

Oleh: Mappesangka Mustafa, Corporate Communication PPM Manajemen


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved