Column

Menyoal Inovasi dan Kolaborasi

Oleh Admin
Menyoal Inovasi dan Kolaborasi
Ciu_Heni-PPM

Dalam kondisi sesulit apapun, peluang-peluang masih ‘berkeliaran’ di pasar. Dari sudut pandang akademisi, peluang di pasar tidaklah terbatas, tergantung bagaimana perusahaan dapat dengan jeli menemukan peluang tersebut kemudian ditangkap lalu dilepas menjadi keuntungan. Yang menjadi permasalahan adalah bagaimana menangkap peluang tersebut. Inovasi menjadi salah satu cara yang ampuh untuk menjawab permasalahan tersebut.

Inovasi dapat dikembangkan dengan mendorong sumberdaya manusia yang ada di perusahaan untuk selalu mencari ide-ide segar dan pasar baru untuk barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan. Salah satu hasil dari ide-ide baru yang digulirkan adalah pengembangan produk baru. Pengembangan produk baru merupakan salah satu bentuk inovasi yang akan membantu perusahaan agar dapat sustain.

Pengembangan produk baru dapat dihasilkan salah satunya dengan melakukan riset dan mengidentifikasi peluang yang ada di pasar. Seperti yang dilakukan oleh Sariayu Martha Tilaar misalnya, pengembangan produk baru dilakukan dengan melakukan riset yang sedemikian rupa sehingga mereka berhasil menciptakan produk sampo khusus bagi hijabers yakni Sariayu Martha Tilaar Hijab Shampoo.

Sampo tersebut merupakan jawaban atas kebutuhan para hijabers untuk mengatasi masalah perawatan rambut mereka. Ini merupakan kejelian Sariayu Martha Tilaar melihat peluang yang ada di pasar dimana saat ini tren berhijab memang sedang tumbuh besar di Indonesia.

Jika dikaitkan dengan praktik inovasi, sedikitnya ada dua titik pertambahan nilai yang harus dilalui inovator. Pertama, melihat oportunitas baru untuk inovasi. Kemampuan melihat ini akan menjadi sebuah produk inovasi pembeda dari para pesaing. Oportunitas inovasi dapat didefinisikan sebagai sebuah hipotesis tentang adanya penciptaan nilai (Terwiesch dan Ulrich, 2009).

Dalam praktiknya, oportunitas bisa berupa kebutuhan baru yang tampak, atau terjadinya pertemuan antara kebutuhan dengan kemungkinan solusinya. Jika dikaitkan dengan pengembangan produk baru, Sariayu Martha Tilaar melalui produk Hijab Shampoo, maka itu merupakan oportunitas inovasi dimana produk baru yang dikembangkan tersebut menjawab kebutuhan para hijabers atas masalah perawatan rambut (solusi).

Sejatinya oportunitas inovasi yang dilakukan oleh Sariayu Martha Tilaar merupakan proses yang cukup panjang yang dikerjakan oleh tim peneliti lewat serangkaian uji coba di Martha Tilaar Innovation Centre (MTIC).

Kedua, yaitu mengkonseptualkan oportunitas inovasi. Bagi perusahaan Sariayu Martha Tilaar tantangan mengembangkan produk Hijab Shampoo, adalah menghadirkan konsep yang bisa mengatasi permasalahan rambut yang dialami oleh hijabers. Konsep produk dihadirkan dari tim multiperspektif yang terdiri dari bagian R&D, produksi, pemasar (fungsional perusahaan) hingga ahli tumbuh-tumbuhan (pihak akademisi/ universitas). Berdasarkan penjelasan diatas, terdapat sinkronisasi antara konsep dengan prakteknya.

Dalam dunia praktisi, pengembangan produk baru didasarkan pada konsep-konsep yang ditemukan oleh para akademisi. Akan tetapi yang menjadi persoalan adalah di saat akademisi melakukan penelitian, terkadang tidak terlalu fokus apakah produk baru yang dikembangkan dapat diproduksi secara massal dan diterima oleh pasar.

Sedangkan bagi praktisi, produk baru yang dikembangkan haruslah dapat diproduksi secara massal dan berkelanjutan serta diterima oleh pasar karena pada akhirnya praktisi dalam hal ini perusahaan, harus mencari profit untuk keberlanjutan perusahaannya.

Oleh karena itu, sangat diperlukan kolaborasi antara perusahaan dengan akademisi sehingga kedua belah pihak bisa mendapatkan manfaat dan akhirnya produk yang dihasilkan dapat dinikmati oleh masyarakat luas.

Oleh : Ciu Heny Meiria M.M. – Trainer, Executive Development Services PPM Manajemen


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved