Profile Editor's Choice

Galuh Chandrakirana, Roketkan Line di Indonesia

Galuh Chandrakirana, Roketkan Line di Indonesia

Masih ingat Television Commercial (TVC) yang merupakan sekuel dari Ada Apa Dengan Cinta (AADC)? Film pendek yang berdurasi 10 menit itu mengukir rekor, ditonton lebih dari 1 juta viewers dalam waktu kurang dari 24 jam. Total, tercatat ada 2,8 juta penonton hanya dalam waktu empat hari. Google menyebutnya sebagai rekor dunia. Dari proyek tersebut, LINE kebanjiran 1,6 juta tweets di Twitter, 1.000 posting di Facebook, dan 20 ribu posting di instagram dalam waktu hanya sebulan. Nah, Galuh Chandrakirana adalah aktor utama di balik sukses mini drama AADC. Selaku Team Leader of Marketing LINE, ia berhasil mempromosikan produk baru LINE yaitu, Line Find Alumni. Awalnya, ia sempat tidak yakin karena Facebook sudah bertahun-tahun lalu meluncurkan produk sejenis. Tetapi, LINE global tidak mau tahu. Fitur Line Find Alumni merupakan sebuah sarana yang memungkinkan para pengguna untuk kembali berkomunikasi dengan teman lama.

Galuh Chandrakirana, Team Leader of Marketing LINE

Galuh Chandrakirana, Team Leader of Marketing LINE

“Waktu itu, saya mikirnya kalau alumni reuni itu yang paling hits dibincangkan mungkin kisah cinta monyet, pacaran. Lalu mikir lagi kalau alumni pasti yang di atas 28 tahun, paling kurang 30 tahun, yang sudah bekerja sekitar 4-5 tahun, biasanya reunian. Dari situ kepikiran kalau saat ini yang reunian usianya 30-an, berarti sekitar 13-14 tahun lalu apa yang hits di masa SMA dia? Ya, akhirnya terbitlah ide mini drama AADC itu dan disetujui (LINE pusat). Kemudian, saya menghubungi Mira Lesmana, menceritakan ide itu dan disetujui,” katanya.

Galuh, yang merupakan lulusan Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia tahun 2004 itu pantas mendapat acungan jempol karena mampu mengeksekusi komunikasi pemasaran, yakni brand building dan emotional bonding dengan tagline: “Love, Life, LINE”. Untuk keperluan promosi, wanita yang pernah bekerja paruh waktu sebagai jurnalis untuk sebuah majalah lifestyle itu juga telah telah membuat stiker bermuatan lokal seperti stiker selama Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Ide stiker dengan ungkapan-ungkapan yang sedang tren di masyarakat itu akhirnya juga diadaptasi oleh cabang LINE di negara lainya.

Ya, LINE memang mesti berjuang keras karena Indonesia saat ini telah memiliki dua aplikasi chatting paling dominan dan tetap di urutan teratas, tak tergoyahkan, yakni Facebook dan Twitter. Kedua, dengan posisi kedua aplikasi tersebut, tidak sedikit provider yang mendukung dengan paket data untuk setiap pembelian kartu perdana atau bahkan smartphone. “Tantangan internalnya adalah LINE secara tampilan dan konten lebih pas dan mengena untuk audiens remaja dan anak muda. LINE tidak cocok untuk pembicaraan serius dan formal. LINE juga lebih cocok untuk mengobrol dengan orang yang sudah dikenal akrab. Inilah keterbatasan Line secara internal,” katanya. (Reportase: Arie Liliyah)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved