Profile Company

Tren Wisata Kelas Menangah Dongkrak Pemasukan Golden Rama 22%

Oleh Admin
Tren Wisata Kelas Menangah Dongkrak Pemasukan Golden Rama 22%

Pertumbuhan kelas menengah di Indonesia dirasakan betul oleh agen penjualan tiket wisata termasuk Golden Rama. Tahun 2012 lalu, agen perjalanan ini menikmati peningkatan pemasukan sebanyak 22%.

“Saya melihat perkembangan middle class tumbuh pesat, wisata sudah bukan kebutuhan sekunder lagi. Wisata adalah kebutuhan primer. Mereka itu wisata paling sedikit sekali dalam setahun,” kata Anto B. Haditono, Presiden Direktur Golden Rama.

Ia mengakui pertumbuhan kelas menengah dirasa sangat mengimbangi berbagai gejolak yang terjadi. “Kalau pun ada gejolak politik, kalau tidak parah tidak akan menghambat orang berwisata. Tapi kalau pemilu pilpres, itu memang mempengaruhi.” Oleh karena itu pria yang didapuk sebagai Ketua Panitia ASTINDO Fair 2013 ini yakin bisnis perjalanan dan pariwisata akan terus tumbuh di tahun 2013.

Saat nilai rupiah melemah dan dolar menguat, memang sedikit terjadi penurunan di wisata outbond (tujuan luar negeri). Untungnya, perusahaan maskapai penerbangan biasanya menyiasati hal tersebut dengan menawarkan harga murah namun syarat yang lebih banyak. “Kalau airline kan mereka memang harus terbang, jadi kursi diusahakan terisi penuh,” Anto menjelaskan.

Bicara tujuan wisata, Lombok adalah tujuan wisata domestik yang paling diminati. Bali, menurut Anto, masih dicari. Namun karena harga hotel, tiket pesawat, dan akomodasi lain di Bali semakin mahal, wisatawan domestik pun cenderung memilih Lombok. Sementara untuk perjalanan outbond, konsumen Golden Rama menggemari benua Eropa. “Eropa akan populer terus.”

Anto memandang tren wisata akan tumbuh dengan karakter pelancong yang tidak banyak berubah. Hal pertama yang jadi pertimbangan pelancong adalah harga, baru kemudian jumlah tempat yang dikunjungi. Ia menuturkan, untuk paket wisata di kisaran harga US$ 1.000 sampai US$ 2.000 masih akan terus diminati, terlebih lagi bila paket tersebut adalah paket wisata yang terbilang padat. “Orang itu malah lebih senang paket wisata yang padat, banyak tempat yang dikunjungi.” Biasanya wisata jenis ini memakan waktu 8 sampai 10 hari.

Kepada SWA Online, Anto mengungkapkan sekitar 80% konsumennya memanfaatkan jasa Golden Rama untuk perjalanan ke luar negeri, selebihnya wisata domestik dan inbound (dari luar negeri ke Indonesia). Perjalanan dinas atau wisata dari perusahaan menyumbang 35% penjualan paket wisata Golden Rama. Sedangkan leisure travel mendominasi hingga 65%. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved