Entrepreneur

Bisnis Kopi Online Gaya Gordi

Bisnis Kopi Online Gaya Gordi

Sukses berkarier sebagai engineer di Melbourne, Australia, tak membuat Arief Said, pendiri Gordi menjadi puas. Setelah bekerja selama 3 tahun, pria berusia 36 tahun ini merasa bahwa kopi menjadi panggilan jiwanya. Ia akhirnya menjadi roaster di Sensory Lab Melbourne, perusahaan roasting kopi di bawah Grup St Ali selama satu tahun.

Arief Said sebagai pendiri Gordi

Arief Said sebagai pendiri Gordi

Ia mulai belajar proses roasting dari mengambil biji dari petani, membakar biji kopi, sampai supply biji kopi ke kafe-kafe. Ia lalu pulang ke Indonesia dan menikah tahun 2012. Sejak saat itu, ia pun berinisiatif untuk terus tinggal di Indonesia dan mulai berbisnis di bidang kopi. Pada 2014 bersama Andrew Tang, ia mendirikan Morph Coffee, yaitu pemasok kopi ke kafe-kafe.

Dari sini ia mulai semakin mendalami karakter kopi dan penikmat kopi di Indonesia. Melihat tingginya tren konsumen untuk membuat kopi sendiri di rumah, Arief berpikir untuk membuat bisnis mengirim kopi langsung ke rumah konsumen. Kopi-kopi tersebut dapat dibeli konsumen secara online sehingga cakupannya pun tidak hanya di kota-kota besar saja.

“Dalam 5 tahun terakhir ada 50 roaster bermunculan di Jakarta, konsumen juga sudah mulai membeli biji kopi secara langsung dan me-roasting sendiri di rumah. Ini membuktikan bahwa ada potensi penjualan kopi yang lebih besar lagi,” jelas Arief. Lalu, November 2015, ia membangun PT Gordi Kreasi Indonesia dengan 3 orang karyawan. Perusahaan ini memasok biji kopi secara online dengan label Gordi. Lulusan Mechatronics Engineering and Computer Science, Universitas Melbourne ini memasok kopi bukan dari para petani, melainkan para roaster.

Ia banyak memasok kopi dari pemasok kopi atau roaster seperti Morph, Maxwell, Anomaly, dan lain-lain. Hingga saat ini sudah ada 20 pemasok kopi yang bekerja sama dengan Gordi. Para roaster ini memiliki cita rasa dan kekhasan masing-masing dalam memanggang kopi. Untuk menarik konsumen, Gordi tidak memberikan pilihan biji kopi kepada konsumen, namun hanya menjamin bahwa biji kopi yang dikirimkan memiliki cita rasa yang khas. Di setiap paket biji kopi, ia memberikan cerita dibalik biji kopi tersebut atau tips dalam menikmati biji kopi yang dikirimkan.

Ini tentunya menjadi kesulitan tersendiri, mengingat Arief harus bisa menjelaskan secara detail kualitas biji kopi yang dikirimkan melalui media sosial. Namun ia mengaku bahwa hingga saat ini belum ada konsumen yang mengeluhkan kualitas atau cita rasa dari biji kopi yang dikirimkan.

Hingga saat ini Gordi sudah mengirim 30 jenis kopi yang berbeda-beda pada konsumen. Menurut Arief, ia belum pernah mengirimkan biji kopi yang sama dua kali kepada pelanggan. Biji kopi yang dikirimkan berasal dari daerah yang berbeda-beda seperti Toraja, Flores, Bali, Aceh Jawa Barat, Jawa Timur, dan masih banyak lagi. Kopi dikirimkan setiap 2 minggu sekali agar setiap biji kopi yang dikirimkan terjaga kualitasnya.

“Kami memang ingin menjadi pemasok kopi online berlangganan, sehingga konsumen bisa repeat order, namun tidak menerima produk yang sama seperti sebelumnya,” kata Arief. Gordi sudah memiliki 100 konsumen yang melakukan repeat order. Konsumen mayoritas berusia 25-40 tahun dan 70% didominasi dari daerah Jakarta. Selain konsumen rumahan ia juga mengaku banyak menerima pesanan dari kafe-kafe dari daerah Malang, Sulawesi, dan kota-kota lainnya.

Setiap konsumen juga bebas menentukan jumlah kopi yang dikirimkan mulai dari 100 gram hingga setengah kilogram. Ia mematok harga mulai dari Rp 60.000 untuk satu ons hingga Rp 300.000 untuk satu setengah kilo biji kopi.

Untuk promosi, Arief memanfaatkan media sosial seperti Instagram. Menurutnya, strategi ini cukup efektif dalam menarik banyak konsumen. Meski begitu ia mengaku belum mencari profit dan masih mencari konsumen sebanyak mungkin. hingga saat ini, bisnis berjualan biji kopi online tumbuh 20% dari Lebaran 2016.

Kedepannya ia berharap bisa membuat kafe atau tempat berkumpul untuk para komunitas pecinta kopi. Ia ingin di tempat ini ia bisa sekaligus menjual peralatan untuk membuat kopi. Diharapkan dengan upaya tersebut, akan semkin banyak konsumen yang mau berlangganan kopi. Ia menargetkan 1.000 konsumen di tahun 2017.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved