Entrepreneur

Kiprah Anas di Bisnis Konser Musik

Kiprah Anas di Bisnis Konser Musik

Meski gemar menonton konser musik, Anas Syahrul Alimi tidak pernah berencana memiliki bisnis di bidang promotor musik. Kini, pria yang pernah menjadi wartawan Jawa Pos ini adalah pemilik sekaligus CEO Rajawali Indonesia Communications (RIC). Melalui RIC, telah banyak konser yang digelar di berbagai daerah di Indonesia. Promotor musik ini pun sukses menggaet para penyanyi/grup musik nasional dan internasional.

Sejatinya, bisnis awal Anas bukanlah promotor musik. Bisnis yang ia besut pertama kali selulus dari Fakultas Psikologi Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta adalah penerbitan buku dengan nama Penerbit Jendela, kemudian Pustaka Sufi yang terkenal dengan buku-buku populer bermerek Pink Book.

Anas Syahrul

Salah satu konser musik yang dipromotori Anas Syahrul

Kegemarannya menonton konser musik, bahkan hingga ke mancanegara, membuat Anas tergelitik membuat konser sendiri. Debutnya membuat konser musik pada 2001, yaitu konser penyanyi Glenn Fredly di Yogya yang dihadiri ribuan penonton. “Waktu itu tidak pakai PT, karena senang saja. Saya juga ajak penyanyi Ello yang waktu itu belum terkenal, ternyata untung,” tuturnya. Hanya saja, setelah itu ia lebih banyak fokus di bisnis penerbitan buku. Namun, ia terus menonton konser sambil menabung untuk menonton konser-konser berikutnya di Singapura, Australia, bahkan Italia.

Nah pada 2006, Anas mulai serius berbisnis promotor musik. Ia membuat konser pertama tahun 2006 dengan menggandeng penyanyi Glen featuring Tompi. Kala itu Tompi belum dikenal. Konser Glen feat Tompi di tiga kota –Yogya, Solo dan Malang– menuai sukses. Berlanjut pada 2011, ia membuat konser tiga penyanyi laki-laki, yaitu Tompi, Sandi Sandoro dan Glenn. Konser ini pun sukses, bahkan menaikkan nama ketiganya menjadi grup vokal Trio Lestari sampai sekarang. Konser ini sukses bukan saja di Yogya tetapi juga di enam kota besar lainnya.

Sukses yang didulang Anas di konser Trio Lestari itu membuatnya mantap menekuni bisnis promotor musik. “Tetapi, saya akan fokus di kota-kota kedua dan ketiga,” ujarnya. Inilah cikal bakal berdirinya RIC. Menariknya, sosok Anas juga turut andil menyukseskan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono pada kampanye Pemilu Presiden 2009. Jadi, sebelum fokus menjadi promotor musik, Anas sempat menjadi konsultan politik pemilu di beberapa daerah seperti Banjarmasin dan Sidoarjo. Jadi, perusahaan ini didirikan pada 2009, tetapi mengkhususkan diri menjadi promotor musik sejak 2011 setelah membuat konser Glenn, Tompi dan Sandi itu.

“Saya juga pernah bikin konser anniversary para artis dan semuanya fenomenal,” kata Anas. Pertama, konser 17 tahun Glenn Fredly berkarya dengan nama Konser Kita Beta di Istora Senayan Jakarta dipenuhi 6 ribu penonton, karcisnya pun ludes. Kedua, Konser Yovie 30 tahun, join promotor dengan Berlian Entertainment, sekitar 5.000 penonton. Ketiga, konser 15 tahun berkarya Rio Febrian, September 2016, dengan penonton 2.000-an orang. Anas juga yang memegang konser 34 kota Coboy Junior dan Slank.

Adapun artis luar negeri pertama yang diusung Anas adalah Rick Price yang konser bersama Kahitna, tur di lima kota pada 2012. Konser ini disponsori Telkom. Waktu pertama kali menghubungi agen artis, Anas mengaku sempat tidak dianggap oleh agen-agen di luar. “Saya hanya kasih tahu apa saja yang pernah saya buat di sini via e-mail, akhirnya mereka percaya,” katanya. Setelah itu, ia berhasil mengajak grup musik Michael Learns to Rock untuk konser di Yogya, Surabaya dan Balikpapan. Kemudian, konser Air Supply di Yogya dan Malang. Ia juga pernah menggelar konser Pentatonik dua kali tampil di Jakarta.

Ternyata, menarik juga lika-liku menjadi promotor. Pernah dalam persiapan konser Boys II Men, sempat pending. Padahal, sudah diikat dengan uang tanda jadi sebenar 50% dari nilai kontrak. “Waktu itu ada yang sakit salah satu dari personelnya, mereka minta di-reschedule. Dibatalin pun mereka tidak mau, karena sudah ada uang masuk ke sana. Akhirnya, saya harus mengiklaskan uang itu satu tahun ngendap di mereka,” ujar Anas. Menurutnya, promotor harus menyetor minimal 50% dari kontrak untuk dapat mengumumkan rencana konser artis luar negeri di sini. “Paling cepat proses mendekati artis di luar negeri tiga bulan, tetapi Kenny G bisa hanya dua bulan,” katanya. Ia mengaku selama ini belum ada kesulitan dalam menjalankan bisnis promotor musik ini.

Anas kemudian mulai membuat konser dengan konsep yang fenomenal. Tercetuslah Prambanan Jazz 2015 yang hanya menampilkan Kenny G, tetapi ribuan tiketnya ludes terjual. Ia pun kemudian menggelar Prambanan Jazz 2016, Agustus lalu, dengan menampilkan Kenny G, Rick Price dan Boys II Men. Konser ini ditonton 19 ribu orang selama dua hari konser.

Kini konser musik Prambanan Jazz menjadi salah satu destinasi pariwisata Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Tak hanya itu, ia juga dikenal membuat konser Slank di perbatasan Indonesia di Atambua dan Singkawang. Ia juga selalu berhasil mendapatkan sponsor dari sejumlah merek besar, seperti Mandiri, BTN, BNI dan Indie Home (Telkom).

Ke depan, Anas tetap fokus memilih pasar yang belum banyak pesaing, dengan menggelar konser di kota-kota kedua seperti Yogya, Bandung dan Banjarmasin. “Yang mau nonton konser kelas dunia kan bukan cuma orang Jakarta, di daerah juga bisa sukses dan sold out. Tinggal pintar-pintar memilih artisnya,” ujarnya tegas.

Sukses membesut Prambanan Jazz membuat Anas didekati beberapa kepala pemerintahan daerah untuk membangun branding daerah mereka. Ia pun bersyukur bisnisnya tumbuh. Keuntungan bisnisnya sekitar 30% dari revenue dengan pertumbuhan lebih dari 50%.

Herning Banirestu dan Dede Suryadi


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved