Entrepreneur

Tangan Dingin Harry Surjanto Sukses Membangun CTI

Oleh Dibi
Tangan Dingin Harry Surjanto Sukses Membangun CTI

Mendapat tugas dari bos untuk mengelola unit bisnis perusahaan, justru menjadi titik balik Harry Surjanto dari seorang karyawan menjadi pengusaha. Saat bekerja di PT Multipolar Technologi, Harry mendapat tugas untuk memimpin unit bisnis distribusi Computrade Indonesia. Dalam perjalanannya, Multipolar berniat melepas kepemilikan saham di Computrade Indonesia, tapi pada saat yang bersamaan Harry dan koleganya justru terinspirasi untuk mengakuisisi perusahaan kecil tersebut. Di tangan pria ini, perkembangan Computrade Indonesia terus melaju dan namanya diganti menjadi Computrade Technology International (CTI).

” Kini, CTI dikenal sebagai perusahaan penyedia produk dan layanan IT. Berdiri pada tahun 2013 dengan hanya 20 karyawan, CTI kini sudah berskala internasional dan memiliki tujuh anak perusahaan dan dua diantaranya beroperasi di Malaysia dan Filipina. Awalnya hanya menjual produk IBM dan Oracle saja, kini perusahaan tersebut sudah menjalin partnership dengan berbagai vendor IT prestisius lainnya seperti Lenovo, Vmware, dan Dell,” kata Harry Surjanto, Presiden Direkur dari Computrade Technology International.

Selain itu, perusahaan ini juga baru saja selesai menyelenggarakan CTI IT Infrastructure Summit pada awal Maret 2016 ini. Acara tersebut mendatangkan vendor-vendor IT global dan pembicara-pembicara ahli yang memaparkan pandangan mereka tentang tren IT dalam dunia bisnis di tahun-tahun mendatang.

Berikut ini petikan wawancara SWA Online dengan lulusan Magister Management Universitas Pelita Harapan, Tangerang, yang bersedia meluangkan waktu berbagi pengalaman mengenai bagaimana perusahaannya melayani konsumen dengan baik sehingga kinerjanya terus meningkat.

Harry Surjanto, Presdir CTI

Harry Surjanto, Presiden Direkur Computrade Technology International

Sejak kapan Anda mendirikan CTI?

CTI berdiri tahun 2003. Jadi sampai sekarang sudah 13 tahun berjalan.

Kenapa Anda tertarik mendirikan CTI?

Sebelumnya saya berkarier di perusahaan bernama Multipolar selama 13 tahun. Dua tahun terakhir saya ditugaskan untuk memimpin unit distribusi dengan nama Computrade Indonesia. Selama 2 tahun di sana arah bisnisnya berubah, tidak lagi ke arah penjualan barang atau distribusi, tetapi lebih ke konsultasi dan service. Karena arah bisnisnya berbeda, jadi Multipolar memutuskan untuk tidak melanjutkan bisnis distribusinya saat itu.

Pada saat itu ada 30 karyawan di Computrade Indonesia yang sedang naik kariernya. Karena pemegang saham utamanya memutuskan untuk berhenti menangani perusahaan kecil tersebut, saya tertarik dan berniat untuk melanjutkan bisnis trading dan distribusi ini. Jadi antara 2000-2003 itu masih bersama Multipolar. Kemudian 2003 Multipolar lepas, kami memulai bisnis CTI ini. Nama kami ubah menjadi Computrade Technology International, ya, CTI yang sekarang ini. Jadi CTI saat tahun 2003 itu sudah menjadi entitas berbeda dari Computrade Indonesia.

Apakah dari ke 30 orang karyawan itu semuanya ikut ke CTI?

Saya ajak semua, tapi ada yang mau ikut ada juga yang tidak. Wajar saja saat itu ada yang merasa bahwa perusahaan masih kecil dan belum stabil berani berkiprah sendiri. Kalau tidak mau ikut ya saya mengerti.

Saat tahun 2003 itu, apakah sudah ada produk yang dijual?

Jawab : Ada, 2 produk. IBM dan Oracle. Jadi kami memang sudah menjual produk mereka saat sebelum 2003 dan pada saat kami menjadi CTI, kami tetap menjual produk dari kedua brand tersebut. Hanya saja untuk IBM, kami hanya berjualan hardware dan Oraclenya belum mengakuisisi Sun Microsystem, sehingga kami saat itu hanya berjualan softwarenya. Nah, bisa dibilang saat itu kami menjual barang-barang dari market leader untuk kelas enterprise, hardwarenya IBM dan softwarenya Oracle. Menjual barang-barang market leader pada saat itu menjadi mesin penggerak bagi perusahaan kami. Semuanya B to B.

Sampai sekarang, apakah segmen pasar CTI masih B to B?

Utamanya masih B to B. Mulai B to C ketika kami akuisisi XDC Indonesia di tahun 2010, lalu kami juga mengakuisisi Paradise Store, perusahaan kecil yang memiliki 7-8 outlet karena kami ingin melengkapi diri di area B to C.

Awal berdirinya CTI, sudah memiliki berapa klien?

Karena kami adalah distributor, maka kliennya adalah business partner. Business partner ini utamanya adalah business partner kami juga di perusahaan sebelumnya. Kalau jumlahnya saya kurang ingat. Tapi kami kan memang dari awal dihidupi, namun akhirnya Multipolar memutuskan untuk pergi, nah klien kami yang dari saat masih jadi bagian Multipolar itu juga tetap kami layani. Kami bukan hanya menyediakan barang, tapi juga kami menyediakan service sebagai bagian dari value yang kami tambahkan di sini. Karena mereka juga merasa ada value tambahan inilah mereka tetap bertahan menjadi pelanggan kami bahkan hingga sekarang.

Bersamaan dengan Multipolar melepas Computrade saat itu, otomatis Anda keluar dari Multipolar?

Tidak langsung keluar sih. Kira-kira setelah Computrade dilepas, saya baru sepenuhnya bergabung di sana 3 bulan setelahnya. Itu karena posisi saya di Multipolar yang memegang jabatan sebagai eksekutif, jadi saya harus menyelesaikan berbagai hal dulu sebelum meninggalkan perusahaan tersebut.

Strategi menambah kliennya bagaimana saat itu?

Jawab : Saat itu, kalau kami ingin tumbuh, yang pertama adalah referensi dari klien yang ada. Kedua, saya 13 tahun bekerja di Multipolar berhasil membangun network. Jadi saya punya banyak kenalan di bidang ini, kami sering kontak dan kepercayaannya juga sudah terbangun. Berbisnis itu kan fondasinya adalah kepercayaan. Kalau kepercayaannya tidak ada, berbisnis akan jauh lebih sulit jadinya.

Setelah kepercayaan kami dapatkan, lalu kami menambah value atau nilai dari perusahaan. Seberapa untung atau nyamannya berbisnis dengan kami. Secara bertahap kami menjual lebih banyak varian produk dari berbagai merek, sehingga pelanggan pun nyaman berbelanja. Makin banyak pilihan produk yang kami jual dan solusi yang diberikan, makin banyak pelanggan yang bisa disentuh. Setelah banyak memiliki pelanggan, makin banyak prinsipal yang memberikan kepercayaan penjualan produknya ke kami.

Kami juga membantu partner dalam urusan teknikal untuk mejual barang-barang mereka. Tidak jarang klien yang berdiskusi dengan kami mengenai ekspansi bisnisnya. Dengan expertise dan pengalaman di bidang ini, kami bisa memberikan masukan mengenai ekspansi bisnis mereka, ke mana kira-kira arah yang cocok. Kami memiliki marketing engine yang bagus, sehingga kami bisa membantu partner agar bisnisnya tumbuh. Kalau bisnis partner bertumbuh, bisnis kami juga ikut tumbuh.

CTI juga membantu marketing dari bisnis partner?

Iya. Jadi selain menggarap urusan teknis, bagian yang kuat dari bisnis kami juga adalah marketing. Kami punya mekanisme marketing untuk membantu bisnis dari partner kami. Kami akan tetap menyisakan ruang kosong bagi partner untuk ekspansi spesialisasinya. Kami memosisikan diri sebagai katalis bagi partner untuk bisa tumbuh. Marketing itu luas, dalam artian, tidak hanya kami membantu mengiklankan ke media, tapi juga kami membantu partner membuat program promo dan kita bisa menyarankan market yang sesuai dengan aplikasi yang mereka gunakan. Karena kami sudah sekian lama bergerak di bidang ini, kami memiliki database yang bagus. Dari database ini bisa kami rekomendasikan pada partner kira-kira dengan pihak mana saja mereka bisa bekerja sama agar marketnya sesuai target, agar mereka mendapatkan klien yang tepat.

Total jumlah karyawan CTI sudah berapa? Dan berapa banyak anak perusahaan saat ini?

Kira-kira sudah 500-an total jumlah karyawan termasuk yang ada di anak perusahaan. Anak perusahaan sendiri sudah ada 7. Termasuk yang di Malaysia dan Filipina.

Sumber pendapatan CTI dari mana saja?

Secara garis besar kami membagi sumber pendapatan menjadi 3, yaitu Hardware, Software, dan Services. Secara revenue, paling besar itu dari penjualan hardware, kira-kira hingga mencapai 70% dari total pendapatan kami. Lalu kemudian software sekitar 25%, dan sisanya services.

Berapa nilai investasi dari CTI Technology Center?

Itu masih terus berlanjut pengembangannya. Tapi hingga sekarang, kami sudah menginvestasikan $1,5-2 juta. Memang mahal karena kami komitmen untuk selalu memperbaharui Technology Center kami. Ada training yang kami sediakan untuk engineer kami supaya kemampuan dan pengetahuan mereka selalu up to date.

Business growth-nya berapa dari tahun lalu?

Growth kami tahun 2015 mencapai 15-20% dibandingkan tahun sebelumnya. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved