Management Technology Trends

Investree Kaji Ekspansi ke Malaysia dan Filipina

Investree Kaji Ekspansi ke Malaysia dan Filipina

PT Investree Radhika Jaya, perusahaan financial technology (fintech) di layanan peer-to-peer lending (P2PL) online marketplace dan pengelola investree.id, mempertimbangkan ekspansi ke Malaysia dan Filipina seiring dengan meningkatnya pertumbuhan bisnis dan struktur permodalan Investree yang baru-baru ini mendapatkan dana segar Seri A dari Kejora Ventures. Adrian Asharyanto Gunadi, Co-Founder dan Chairman Investree, mengatakan, Investree sedang mematangkan riset internal sebelum merealisasikan rencana ekspansi ini.

Menurutnya, karakter pasar di kedua negara tersebut mirip dengan Indonesia, walau tingkat literasi keuangan di negara itu cenderung lebih tinggi dibandingkan Indonesia. “Demografi penduduk Malaysia dan Filipina hampir mirip dengan Indonesia sehingga kami optimistis bisa menyediakan P2PL di sana,” ungkap Adrian kepada SWAonline di Jakarta, baru-baru ini.

Adrian Asharyanto Gunad (paling kiri), Co-Founder dan Chairman Investree. (Foto : Dokumen Investree).

Adrian Asharyanto Gunad (paling kiri), Co-Founder dan Chairman Investree. (Foto : Dokumen Investree).

Investree yang didirikan pada Oktober 2015 telah membetot perhatian publik. Sejak beroperasi pada Januari 2016, Investree pada September berhasil menyalurkan pinjaman lebih dari Rp 20 miliar. Tak heran, Investree menargetkan penyaluran pembiayaan pada Juni 2017 sebesar Rp 100 miliar. Jika terealisasi maka angka itu akan tumbuh 150% dari target di tahun 2016 yang sebesar Rp 40 miliar. Investree optimistis target di tahun ini akan terelisasi karena nilai penyaluran pembiayaan pada Januari-September 2016 telah mencapai 50,4% dari target penyaluran pembiayaan di tahun ini.

Pinjaman senilai Rp 15 miliar dari jumlah total portofolio pinjaman di periode itu diserap Usaha Kecil Menengah (UKM). Mayoritas pinjaman atau senilai Rp 15 miliar sudah dilunasi oleh peminjam (borrower) dengan tingkat gagal bayar (default) sebesar 0%. Adapun, Jumlah pemberi pinjaman (lender) yang terdaftar sebanyak 1.000 anggota. Total pinjaman yang disalurkan itu diserap UKM sebanyak 90% dan sisanya oleh karyawan. Sebagian besar UKM yang mendapatkan pinjaman di investree.id adalah UKM industri kreatif. Jumlahnya sebanyak 36% dalam portofolio Investree dengan tingkat gagal bayar 0% . “Perusahaan industri kreatif yang mendapatkan pembiayaan itu ada yang bergerak di PH (production house) atau event organizer,” jelas Adrian.

Menurut Adrian, penyaluran pinjaman bagi perusahaan UKM kreatif itu berbasis tagihan (invoice). Pinjaman ini digunakan untuk b pengembangan usaha. Adrian mengatakan pasar UKM cukup besar karena jumlah UKM sangat melimpah di Indonesia. Sayangnya, akses pelaku UKM relatif terbatas untuk mengakses pembiayaan. Oleh karena itu, Investree menyediakaan solusi pendanaan yang mudah diakses bagi pihak yang membutuhkan pinjaman dan pihak yang memberikan pinjaman. Biasanya, UKM beromzet Rp 2,5 miliar-Rp 50 miliar/tahun dan memiliki invoice ke perusahaan ternama atau BUMN itu mudah mendapatkan pinjaman dari lender Investree. “Kami memverifikasi data ke perusahaan yang memberi invoice ke UKM untuk meminimalisir risiko,” tandas Adrian. Rata-rata tingkat bunga pinjaman bagi UKM ini berkisar 14-25% tiap tahunnya. Sedangkan tingkat bunga bagi peminjam individu sekitar 1,5-2,5% per bulan.

Adrian mengatakan Investree akan membuka kantor cabang di Surabaya, Makasar, dan Semarang. Bisnis UKM kreatif menjadi fokus utama Investree karena masih sebagian besar dari pelaku usaha ini belum terjangkau menjangkau atau terjangkau oleh layanan finansial. Data Kementerian Koperasi dan UKM per Maret 2016 menyebutkan kontribusi sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) terhadap pertumbuhan ekonomi nasional sangat signifikan, yaitu 58,92% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dengan jumlah pelaku UMKM sebanyak 57,9 juta. Dengan demikian, menurut Adrian, potensi bisnis P2PL cukup tinggi ke depannya. “Pasar P2PL di Indonesia sekitar US$ 3 juta, sedangkan potensi size bisnisnya di kisaran US$ 80-100 miliar per tahun. Jadi peluang bisnisnya sangat prospektif untuk fintech P2PL,” papar Adrian. Untuk memudahkan pengguna mengakses layanan P2PL, maka Investree berencana untuk merilis aplikasi di IOS dan Android. “Targetnya diluncurkan akhir tahun ini,” katanya.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved