Trends Economic Issues

Kinerja Industri Asuransi Jiwa Kian Moncreng

Kinerja Industri Asuransi Jiwa Kian Moncreng

Di tengah ekonomi yang kurang kondusif, kinerja industri asuransi jiwa justru kian melejit. Hal ini tercermin dari total pendapatan industri asuransi jiwa di akhir tahun 2016 yang mencatat pertumbuhan 57,4%, menjadi Rp208,92 triliun, tahun 2015 (Rp 132,74 triliun). Kontribusi terbesar berasal dari total pendapatan premi yang mencapai 80%.

Menurut Hendrisman Rahim Ketua Umum AAJI (Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia), meningkatknya pendapatan premi karena pertumbuhan total premi bisnis baru dan total premi lanjutan mengalami peningkatan sebesar 29,8% menjadi Rp167,04 triliun, tahun 2015 (Rp128,66 triliun).

Asuransi Jiwa

Hendrisman Rahim, Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia. (Tengah)

Selain itu, lanjut Hendrisman meningkatnya total pendapatan premi didukung oleh pertumbuhan pendapatan premi dari saluran distribusi bancassurance yang mengalami pertumbuhan sebesar 74,1% serta berkontribusi sekitar 43,3% dari total pendapatan premi industri asuransi jiwa. Sedangkan dari saluran distribusi keagenan meningkat sebesar 6,2% dan saluran distribusi alternatif meningkat 14,7%, masing-masing memberikan kontribusi 38,9% dan 17,7%.

Dari hasil investasi industri asuransi jiwa meningkat pesat sebesar 2.145,5%, melesat ke nominal Rp33,94 triliun, dibanding tahun 2015 -(Rp 1,66 triliun). Hal ini disebabkan semakin baiknya pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turut mempengaruhi hasil investasi industri asuransi jiwa terkait pasar modal. Kondisi ini juga sedikit banyak memberikan gambaran akan semakin membaiknya iklim investasi di Indonesia

Dari total klaim, menurut Maryoso Sumaryono, Ketua Bidang Regulasi dan Best Practices AAJI, tahun 2016 total klaim dan manfaat yang dibayarkan meningkat 32,4% menjadi Rp 96,05 triliun, tahun sebelumnya Rp 72,57 triliun. Sedangkan klaim Nilai Tebus (Surrender) sekitar Rp 52,32 triliun memiliki kontribusi terbesar di dalam pembayaran klaim dan manfaat, yakni sebesar 54,5% dari total klaim yang dibayarkan, dan klaim nilai tebus ini meningkat sebesar 49,0% dibandingkan tahun sebelumnya, yakni sebesar Rp 35,12 triliun.

Begitu juga dari klaim penarikan sebagian (Partial Withdrawal), juga mengalami peningkatan sebesar 7,7% dibandingkan periode yang sama tahun 2015, menjadi Rp 13,57 triliun. Sedangkan klaim kesehatan (medical) turut meningkat sebesar 28,5% menjadi Rp 9,29 triliun.

Togar Pasaribu, Direktur Eksekutif AAJI, menambahkan, total tertanggung industri asuransi jiwa di akhir tahun 2016 sekitar 57.225.887 orang (meningkat 4,1%). Peningkatan ini disebabkan adanya pertumbuhan Total Tertanggung Individu yang meningkat 8,8% menjadi 17.692.724 orang dan Total Tertanggung Kumpulan meningkat 2,1% atau sebesar 39.533.163 orang.

AAJI mencatat, berdasarkan data jumlah tenaga pemasar berlisensi di akhir tahun 2016 jumlah tenaga pemasar dari saluran keagenan meningkat 4,8 % menjadi 493.264 orang dibandingkan periode yang sama tahun 2015 sebanyak 470.544 orang. Sedangkan jumlah tenaga pemasar dari saluran bancassurance meningkat 7,1 % menjadi 26.374 orang, tahun 2015 (24.632 orang). Begitu juga jumlah tenaga pemasar dari saluran alternatif meningkat 34,7% menjadi 23.554 orang, tahun 2015 (17.481 orang)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved