Management

Cara Astra Pertahankan Likuiditas Bisnis

Cara Astra Pertahankan Likuiditas Bisnis

Menjelang usianya yang ke 60 tahun, PT Astra International, Tbk (AI) mencatatkan kinerja yang kurang menggembirakan. Menurut Tira Ardianti, Head of Investor Relations PT Astra International, Tbk, selama 9 bulan tahun 2016 ini laba bersih AI turun 4 % dan net income turun 6 %. Hal ini dikarenakan kontribusi dari beberapa lini bisnis memang turun seperti agribisnis, otomotif dan alat berat, semenara itu net income turun dikarenakan kondisi ekonomi nasional secara umum pertumbuhannya masih rendah, dikisaran 5% – 5,1%, “Kondisi itu memengaruhi bisnis kami karena sangat dekat dengan sektor riil, jadi apa yang terjadi dengan ekonomi Indonesia dampaknya langsung terasa dalam bisnis kami,” jelas Tira.

Meski demikian, Tira mengaku pihak AI melakukan beberapa strategi untuk tetap mempertahankan likuiditas bisnisnya. Pertama, untuk otomotif, agar lebih efisien AI telah memangkas sistem distribusi tiga tingkat menjadi distribusi dua tingkat, “Jadi bisnisnya lebih ramping dan efisien,” jelasnya.

Lalu, untuk strategi marketing, pihaknya tidak lagi memberikan promosi diskon terutama untuk model mobil dan motor yang baru. “Dengan begitu kami tetap bisa mempertahankan profitnya, karena kami tidak bisa berharap banyak dari volume penjualan,”lanjutnya.

astra-international-img_20161104_111707

Menurut Tira ada beberapa model baru yang berkontribusi cukup baik untuk penjualan dan market share. Hal tersebut dikarenakan model yang ditawarkan diklaim jauh lebih menarik dibandingkan dengan model tahun sebelumnya, sehingga market share untuk mobil, meningkat dari 50 % pada tahun 2015 naik menjadi 55 % pada tahun 2016 ini. Salah satu model yang menjadi penggerek market share adalah Toyota Fortuner, sejak dipasarkan awal tahun 2016 hingga saat ini penjualannya masih baik, bahkan jika dibandingkan dengan rata-rata penjualan tahun-tahun sebelumnya 1500 unit per bulan, sekarang sudah mencapai 3000 unit per bulan.

Selain Fortuner, Toyota juga punya varian andalan untuk menggerek market share yaitu Innova. Model terbaru Innova mulai dipasarkan akhir 2015 tetapi delivery sepanjang 2016, dan menunjukkan performa penjualan yang sangat baik. Selain itu, masih dari Toyota, yaitu Siena yang baru diluncurkan Juli 2016 lalu tetapi sudah berhasil menarik minat pasar. Dan yang paling baru 7 seater Astra Toyota Kaila dan Astra Daihatsu Cygra, kedua varian tersebut dalam tiga bulan sejak diluncurkan berhasil mengerek market share Astra Toyota hampir 60 %.

Kontribusi dari 7 seater LCDC ini juga menambah besar kontribusi LCDC terhadap portofolio AI. Jadi tadinya kontribusi dari LCDC, tahun yang lalu diluncurkan Agya dan Ayla itu kontribusinya sekitar 18 %, sekarang dengan adanya Cygra jadi 30 %. Lalu untuk sepeda motor, Astra masih menguasai market share 73 .

Meski demikian sebenarnya secara keseluruhan market share sepeda motor Astra masih turun 10 %. Tetapi jika dibandingkan YoY, market share sepeda motor Astra tahun 2015 hanya 68 % naik menjadi 73 % tahun 2016. Menurut Tira, hal ini didorong oleh produk-produk baru yang diluncurkan dan kampanye marketing yang efektif untuk menargetkan market-market produk mereka.

Sementara itu, untuk lini bisnis baru seperti Bank Permata, juga menunjukkan performa cukup menghawatirkan, NPL Bank Permata pada September 2016 menyentuh angka 4,9%. Penyumbang NPL terbesar adalah dari wholesale & retail trading dan manufaktur. AI yang memegang 44,56 % saham Bank Permata, mengatakan tetap akan mendukung upaya penyehatan Bank Permata .

“Sebagai pemegang saham bersama Standard Chartered, kami tetap dukung dan percaya manajemennya akan mengambil tindakan yang tepat,” ujar Tira. Soal NPL, menurut Tita, pihaknya juga tidak bisa memprediksi karena sangat tergantung dengan kondisi ekonomi nasional dan global serta harga komoditas.

Anak usaha lainnya seperti PT United Tractors, Tbk (UT), juga berupaya beranuver lantaran sektor alat berat perambangan yang lesu seiring menurunnya harga komoditas. Melalui salah satu anak usahanya, Pamapersada Nusantara, UT tengah melakukan ekplorasi tambang emas di Sumbawa, NTB. Menurut Iwan Hadiantoro, CFO PT United Tractors, Tbk, dari delapan blok yang akan dieksplorasi Pamapersada, satu blok telah berhasil dieksplorasi dan ditemukan kandungan cadangan emas sebesar 300 ribu – 400 ribu ons.

Untuk sektor properti, menurut Tira jauh lebih prospektif di tahun depan. “Kami yakin akan bagus, itulah mengapa kemarin kami bikin lini binsis terpisah untuk properti,” ujarnya. Astra ingin mengembangkan bisnis propertinya lebih jauh lagi. Saat ini yang sudah berjalan adalah Menara Astra untuk gedung perkantoran komersil dan yang satu apartemen mewah, Anandamaya. Anandamaya sudah terjual 92% dari 500 unit yang tersedia. Tira mengaku untuk apartemennya, Astra tidak melakukan marketing yang terlalu besar, “Kami cukup mengandalkan WOMM, pasar ternyata sangat percaya dengan brandnya astra, itu seperti investasi buat mereka,”jelasnya.

Selain Menara Astra dan Anandamaya, pada oktober 2016 lalu, Astra International juag menggandeng Modernland, mengembangkan lahan seluas 70 hektar di Jakarta Garden City itu untuk jangka waktu 15 tahun. Nantinya dalam lahan tersebut akan dibangun township residential. Kedepan, untuk lini bisnis properti, Astra akan menempatkan Menara Astra sebagai holdingnya.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved