Management

Dorong Pelaku Usaha Menyongsong MEA dengan Success Story

Dorong Pelaku Usaha Menyongsong MEA dengan Success Story

Salah satu prinsip penting dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah inklusivitas, di mana setiap penduduk Indonesia perlu mendapatkan informasi tentang MEA dan memperkuat diri serta usahanya agar mampu bersaing cerdas dalam persaingan yang semakin ketat. Untuk itu, MEA Center Kementerian Perdagangan hadir untuk masyarakat Indonesia di tengah banyaknya pesimisme bahwa Indonesia siap menghadapi pasar bebas ASEAN.

Tri Mardjoko, Manager MEA Center Kementerian Perdagangan.

Tri Mardjoko, Manager MEA Center Kementerian Perdagangan.

MEA Center berfungsi dalam memberikan layanan informasi kepada masyarakat Indonesia mengenai betapa pentingnya integrasi ekonomi di ASEAN serta untuk memberikan layanan konsultasi terutama bagi para pelaku usaha, terutama UMKM agar dapat mengambil keuntungan dari integrasi ekonomi ASEAN.

Hingga saat ini sosialisasi yang telah dilakukan oleh MEA Center di 68 kampus, 26 Pemda, 16 media massa, 42 asosiasi bisnis, 110 lembaga terkait termasuk kementerian, 130 courtesy call, 134 kunjungan, serta partisipasi di berbagai trade expo.

“Dengan keterbatasan resources yang kami miliki, kami memiliki strategi untuk menampilkan para success story pelaku usaha atau pemerintah daerah dalam menyongsong MEA kepada seluruh stakeholder. Hal itu kemudian dapat dijadikan pelajaran bagi pihak lain dalam meningkatkan daya saingnya menghadapi integrasi ekonomi di ASEAN,” ujar Tri Mardjoko, Manager MEA Center saat kunjungan ke Majalah SWA, (23/12).

Salah satu success story yang dapat menjadi inspirasi adalah inovasi Gubernur Jawa Timur Soekarwo dalam menawarkan konsep yang dinamakan Jatimnomics yang merupakan pengembangan dari Indonesia Incorporated, sebagai sistem ekonomi khas Jatim. Konsep ini dipandang mampu menjadi solusi permasalahan ekonomi di era globalisasi terlebih MEA, menuju pertumbuhan ekonomi inklusif.

Jatimnomics mengedepankan peningkatan kualitas sumber daya manusia dari UMKM melalui berbagai program seperti program inkubator bisnis di kampus ITS dan Universitas Brawijaya, standarisasi keterampilan internasional di SMK dan Balai Latihan Kerja (BLK), hingga sistem informasi ketersediaan dan perkembangan harga bahan pokok (siskaperbapo).

“Dalam melakukan edukasi dan sosialisasi kepada pelaku usaha terutama sektor UMKM, kami tidak ingin menggunakan teori yang berat, tetapi kami ingin menunjukan potensi yang bisa digali dari masing-masing daerah untuk dikembangkan dan bersaing di pasar bebas ASEAN,” ungkap Tri.

Dengan demikian para pelaku usaha Indonesia diharapkan dapat memanfaatkan potensi ekonomi serta kesepakatan-kesepekatan yang dimiliki oleh seluruh negara anggota ASEAN untuk meningkatkan ekspor produknya ke seluruh negara anggota ASEAN.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved