Management

Industri Game Indonesia Butuh Dukungan

Oleh Admin
Industri Game Indonesia Butuh Dukungan

Selama tanggal 21-23 Mei 2013, Casual Connect Asia kembali digelar. Tahun ini adalah yang kali kedua acara tersebut diadakan di Singapura. Dengan dukungan dari Singapore Tourism Board, SWA Online berkesempatan melihat ajang yang mempertemukan para pelaku industri game, bukan saja dari negara-negara Asia Tenggara, tetapi dari berbagai belahan dunia.

Casual Connect Asia 2013

Jessica Tams, Managing Director Casual Games Association

Untuk apa sebenarnya diselenggarakan acara ini? Kepada SWA Online, Jessica Tams, Managing Director Casual Games Association, menuturkan, “Kami menciptakan Casual Games Association di 2005. Saat itu, tidak ada event terkait industri casual games. (Lalu) kami mulai mengadakan pertemuan karena kebutuhan industri ini sangat berbeda dengan industri lainnya.”

Pertemuan para pelaku industri di Casual Connect Asia dilakukan melalui sejumlah bentuk. Mereka bisa bertemu dalam acara konferensi. Di sini, terang dia, panitia mengadakan beragam sesi diskusi dengan pembicara-pembicara berkualitas, misalnya dari BlackBerry dan Sony Computer Entertainment Japan Asia. Jessica pun mengatakan bahwa ada lebih dari 100 pembicara yang hadir di acara tersebut.

Pertemuan juga bisa terjadi di sela-sela acara. Pelaku industri bisa saja membuat kesepakatan bisnis, misalnya antara pihak yang memasarkan game (publisher) dan pembuat game (developer). “Mereka (para pembuat game dari Asia Tenggara) punya kemampuan untuk membuat game berstandar dunia. Tidak ada perbedaan kualitas,” lanjut dia yang menandakan bahwa game buatan orang Asia Tenggara bisa unjuk gigi di tingkatan yang lebih luas.

Pelaku industri game asal Indonesia juga ada yang hadir di Singapura. Salah satunya adalah indie game developer, Toge Productions. Mereka menyambut baik adanya Casual Connect Asia. Bagi mereka yang bukan pertama kalinya hadir, acara tersebut memberikan dampak positif. “Kami (jadi) mempunyai banyak jaringan,” terang Kris Antoni Hadiputra, CEO dan Co-founder Toge Productions. Menurutya, di ajang ini developer menjadi terangkat dan mendapat banyak pengetahuan baru.

Casual Connect Asia hanya salah satunya

Sebagai informasi, penyelenggaraan Casual Connect Asia didukung oleh pihak pemerintah Singapura, diantaranya oleh Singapore Tourism Board melalui The Singapore Exhibition and Convention Bureau, dan Media Development Authority (MDA). Tentunya melalui acara tersebut, pemain industri game Singapura terbantu untuk berkembang lebih jauh.

Jason Yap, Producer Games Solution Center

Bukan hanya itu, MDA, sebuah lembaga pemerintahan yang bertugas mempromosikan dan mengatur sektor media, juga mendukung keberadaan Games Solution Center. Ini adalah semacam wadah yang memberikan kesempatan kepada warga Singapura yang memiliki talenta dalam membuat game untuk bisa mengasah kemampuannya. Di sini, mereka yang kebanyakan remaja diberikan pembinaan, juga fasilitas, seperti perangkat keras. “Kami di sini memberikan fasilitas,” terang Jason Yap, Producer Games Solution Center (GSC).

Tak hanya itu, ia menyebutkan, GSC juga bisa membukakan pintu bagi mereka untuk bertemu dengan perusahaan yang bisa memasarkan game buatannya. “Kami membantu mereka, dengan membawa mereka ke publisher.”

Industri game Indonesia juga mampu mendunia

Wadah seperti GSC seharusnya juga ada di Indonesia. Itu salah satu yang dikatakan Kris ketika ditanya mengenai apa yang seharusnya pemerintah lakukan demi mendorong industri game nasional tumbuh.

Kris Antoni Hadiputra, CEO dan Co-founder Toge Productions

Menurut dia, di Tanah Air, sudah banyak developer lokal yang bisa membuat game berkualitas internasional. Akan tetapi, developer lokal butuh dukungan baik dari swasta dan pemerintah untuk bisa memasarkan produknya ke tingkat dunia.

“Di Indonesia macam-macam kendalanya, yaitu (mulai dari) masuk ke pasar. Developer mau ke market lokal susah karena kami nggak ada investor atau funding. Kalau kayak di Singapura ada dikasih inkubasi, dana. Sementara kami, developer lokal, harus berjuang sendiri.”

“Ekosistem, seperti publisher lokal, nggak berani investasi di developer lokal,” lanjut Kris. Menurut dia, publisher lokal justru lebih banyak mengorbitkan game luar. “Kalau publisher lokal percaya, kami bisa tumbuh.”

Karena itu, sebagai salah satu solusi, pelaku industri game berusaha sering bertemu. Pertemuannya memang belum besar, seperti layaknya Casual Connect Asia, yakni sebatas pertemuan antardeveloper. Pertemuan itu sudah beberapa kali diadakan. Selain itu, Asosiasi Game Indonesia baru saja dibentuk. Artinya, para pelaku industri akan bisa sering berdiskusi. Dan dari situ diharapkan berbagai macam kendala di industri game segera bisa ditemukan solusinya. “Dari situ kami harapkan bisa saling membantu,” tandasnya. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved