Management Strategy

Kiat CKB Logistics Bertahan di Masa Sulit

Kiat CKB Logistics Bertahan di Masa Sulit

Industri pertambangan dan minyak masih akan terpuruk pada tahun ini seiring turunnya harga komoditas dan minyak dunia. Pelaku bisnis logistik mesti jeli mencermati arah perkembangan pasar sembari terus meningkatkan efisiensi. Itu menjadi salah satu kunci bertahan di situasi ekonomi yang masih belum kondusif seperti sekarang.

“2015, konsumsi turun karena Indonesia kena imbas penurunan komoditi. Hasil komoditi itu juga cukup besar seperti batubara dan mineral. Kami juga bergerak di oil and gas sehingga turunan-turunan industri yang lain juga kena ke kami. Permintaan domesik juga turun,” kata Iman Sjafei, CEO CKB Logistics.

Menurut dia, intinya adalah bertahan dulu sembari mencari peluang bisnis baru yang sebelumnya belum digali. Karena banyak bermain di industri energi, bottom line perseroan juga terkena dampak penurunan permintaan. Meski begitu, Iman optimis industri akan bangkit lagi pada tahun ini dan selanjutnya akan mendorong pertumbuhan industri logistik.

Iman Sjafei, CEO CKB Logistics

Iman Sjafei, CEO CKB Logistics

“Tahun ini, ini kami sudah masuk ke ritel e-commerce. Kami juga akan memasuki pasar di kawasan ASEAN seiring dimulainya MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN). Kami akan mencari mitranya dulu. Target spesifiknya belum bisa diberitahu sekarang,” katanya.

Dia melihat pasar logistic masih berkembang hanya saja tidak secepat tahun-tahun sebelumnya mengingat perlambatan ekonomi masih terjadi terutama di sektor energi dan komoditi. Dengan adanya pemain luar yang masuk seiring MEA, persaingan akan semakin ketat.

“Yang akan terjadi adalah talent war. Mereka akan mencari orang Indonesia yang bisa bekerja untuk mereka dan berkompetisi dengan perusahaan logistik lokal. Akan terjadi perebutan orang-orang bagus,” ujar Iman.

Untuk tahun ini, CKB menargetkan pendapatan dan laba tumbuh sekitar 15% sama seperti yang dipatok para pemain logistik lainnya. Ia berharap pembangun infrastruktur, seperti jalan tol dan pembangkit listrik 35.000 MW akan memberi bisnis yang bagus di sektor logistik. Seiring berlakunya MEA, perseroan juga akan fokus menggarap logistik dari dan keluar Indonesia.

“Kalau yang ritel untuk e-commerce, lihat saja tanggal mainnya. Insya Allah awal tahun ini karena masih dalam tahap perrsiapan dan bentuknya anak perusahaan,” katanya. (Reportase: Aulia Dhetira)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved