Management Strategy

Minim Perdagangan Bilateral, Pemimpin Bisnis Indonesia-UE Desak CEPA

Minim Perdagangan Bilateral, Pemimpin Bisnis Indonesia-UE Desak CEPA

Para pemimpin bisnis Indonesia dan Eropa mengusulkan agar pemerintah Indonesa dan Uni Eropa segera memulai negosiasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA). Usulan tersebut seperti disampaikan dalam Dialog Bisnis Uni Eropa – Indonesia (EIBD) ke-4 yang berlangsung di Jakarta hari ini.

image001Dialog dengan tema “Menambahkan Nilai bagi Kemitraan Komersial Strategis: Menuju CEPA”, dihadiri oleh Kadin Indonesia dan lima Kamar Dagang Eropa (BritCham, Ekonid, EuroCham, IFCCI dan INA).

Duta Besar Terpilih Uni Eropa untuk Indonesia, Brunei Darussalam dan ASEAN, Olof Skoog, menegaskan, UE merupakan pasar ekspor dan investor kedua terbesar bagi Indonesia. Untuk itu, mempererat hubungan perdagangan dengan UE akan saling menguntungkan.

Tahun lalu, Indonesia menikmati surplus perdagangan hingga EUR 5,7 miliar dengan UE. Dengan adanya CEPA, maka akan tersedia kerangka regulasi yang lebih transparan dan terprediksi, yang pada akhirnya akan meningkatkan akses perdagangan antara Indonesia-UE.

“UE telah memulai negosiasi perdagangan di wilayah ASEAN dengan Thailand, Malaysia dan Vietnam serta telah mencapai kesepakatan dan penandatanganan dengan Singapura. Kami yakin Indonesia juga akan memulai negosiasi CEPA,” ujar Olof Skoog.

Sepanjang tahun 2012, UE dan Indonesia mencatat perdagangan bilateral sekitar EUR 25 miliar pada tahun 2012. Selain itu, Uni Eropa adalah investor kedua terbesar dalam perekonomian Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, diperkirakan 1000 perusahaan Eropa telah berinvestasi sekitar EUR 130 miliar ke dalam perekonomian Indonesia dan secara langsung mempekerjakan 1,1 juta orang Indonesia.

Meskipun Indonesia adalah ekonomi terbesar di ASEAN namun keseluruhan perdagangan bilateral UE – Indonesia hanya mencapai rekor tertinggi EUR 25 miliar, masih jauh di bawah beberapa negara tetangga lain di kawasan Asia Tenggara (Singapura – EUR 52 miliar, Malaysia – EUR 35 miliar dan Thailand – EUR 32 miliar). Lebih jauh lagi, meskipun UE merupakan salah satu sumber terbesar

Foreign Direct Investment (FDI) bagi Indonesia selama periode 2004-2010, Indonesia hanya menerima 1,6 % dari semua FDI UE ke Asia, dan hanya 6 % dari semua investasi UE yang mengalir ke kawasan ASEAN.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia, Chris Kanter, menjelaskan, berbeda dari hubungan bilateral lainnya, Indonesia dan UE memiliki kepentingan yang saling melengkapi.

“Kita membutuhkan investasi Eropa, dan Eropa perlu pasar negara berkembang. Keduanya merupakan mitra yang sempurna,” kata Chris Kanter.

Terlepas dari kekhawatiran bahwa CEPA akan menimbulkan lebih banyak kompetisi, pada dialog ini digarisbawahi bahwa mengingat hubungan perdagangan UE – Indonesia yang saling melengkapi, CEPA justru akan menarik lebih banyak perdagangan dan investasi dengan menciptakan iklim bisnis yang lebih baik. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved