Management Strategy

Permintaan Semen Naik, Indocement Tambah 4 Pabrik

Permintaan Semen Naik, Indocement Tambah 4 Pabrik

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. membangun empat pabrik baru untuk mengantisipasi permintaan semen domestik yang terus meningkat.

Dua pabrik dibangun di lokasi yang telah ada (brown field) dan dua pabrik lagi merupakan pabrik semen baru (green field).

Direktur Keuangan Indocement, Tju Lie Sukanto, mengatakan, pembangunan pabrik “brown field” pertama, yakni penggilingan semen (cement mill) baru dengan kapasitas 1,9 juta ton per tahun di daerah Citeureup, Jawa Barat. Pabrik “brown field” ke-2 dengan kapasitas produksi 4,4 juta ton per tahun di daerah yang sama.

“Nilai proyek pabrik itu diperkirakan sekitar Rp 5,5 – 6,5 triliun,” ujar Tju Lie.

Sedangkan dua pabrik baru kapasitas produksinya masing-masing sekitar 2,5 juta ton per tahun yang akan dibangun di daerah Pati, Jawa Tengah dan di luar Jawa. “Untuk pabrik di Pati, saat ini kami sedang melakukan studi akhir dan sudah ada kelanjutannya, khususnya terkait dengan amdal dan beberapa hal lainnya,” katanya.

Perseroan menganggarkan dana belanja modal atau capital expenditure (capex), sekitar US$ 260 juta hingga US$ 320 juta di 2013. Sumber capex tersebut semuanya berasal dari kas perusahaan, tanpa ada pinjaman.

Berdasarkan laporan keuangan 2012 perseroan, total aktiva lancar pada tahun 2012 sebesar Rp 14,57 triliun atau meningkat dibandingkan pada tahun 2011 sebesar Rp 10,31 triliun dan posisi kas dan setara kas perseroan sejumlah Rp 10,47 triliun.

Pembangunan infrastruktur yang bertumbuh signifikan di Indonesia membuat Indocement berhasil membuat kenaikan pangsa pasar pada 2012, menjadi 32% atau sebanyak 17,9 juta ton dibandingkan pada 2011 yakni, 31,5% atau sejumlah 15,4 juta ton.

Peningkatan tersebut mencatatkan Indocement sebagai perusahan dengan rekor tertinggi penjualan di pasar domestik, yakni 17,9 juta ton atau 16,1% lebih tinggi dari pertumbuhan nasional sebesar 14,5%. Sedangkan volume penjualan ekspor Indocement juga menurun (sejak 2005) sebesar 84,5% menjadi hanya 95.000 ton dibanding tahun lalu dengan total 613.000 ton.

Atas peningkatan permintaan pasar ini, Indocement berhasil membukukan angka pendapatan selama 2012 yakni, sebesar Rp 17,3 triliun atau meningkat 24,5% dari Rp 14 triliun pada periode yang sama pada 2011.

Selain itu, laba bersih pada 2012 juga meningkat 33% yakni, mencapai Rp 5,8 triliun dibandingkan tahun lalu yang mencapai Rp 4,4 triliun. Demikian pula dengan laba bersih meningkat menjadi Rp 4,7 triliun dari Rp 3,6 triliun pada 2011.

Tju Lie memperkirakan harga jual semen bakal meningkat jika pemerintah merealisasikan rencana kenaikan bahan bakar minyak (BBM) untuk industri yang berujung pada kenaikan tarif dasar listrik (TDL), lalu upah minimum provinsi (UMP) yang mengalami hal sama.

“Kenaikan BBM, TDL, dan UMP akan meningkatkan biaya operasional kami. Kami belum dapat mengungkapkan seberapa besar kenaikan harga jual semen karena akan mengkaji terlebih dahulu seberapa jauh dampaknya dan melihat bagaimana respons industri terkait dengan hal itu,” jelasnya. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved