Management Strategy

Samsung Makin Untung Garap B2B

Samsung Makin Untung Garap B2B

Merek Samsung sudah berkibar di Tanah Air untuk produk consumer. Kini, produsen elektronik asal Korea Selatan itu tengah menggenjot lini produk B2B (business to business). Head of Display Solution Business Samsung Elektronik Indonesia (SEIN), Willy Bayu Sentosa menuturkan perseroan sebenarnya telah menggarap pasar B2B atau enterprise business itu sejak 10 tahun lalu. Namun, baru serius dua tahun lalu dengan membentuk organisasi sendiri.

“Sejak awal, Samsung adalah B to C company, fokusnya pada produk consumer. B2B ada tapi kecil sekali. Samsung kini sudah menjadi leader untuk home appliance, mobile phone juga nomor satu. Growth-nya tidak bisa banyak lagi dengan market share 60-70%,” katanya.

Samsung tak mau ketinggalan dengan pemain lain yang telah lebih dulu menggarap pasar B2B. Perseroan pun membuat organisasi sendiri untuk mengelola bisnis ini, termasuk merekrut orang-orang yang punya latar belakang mengelola pasar B2B. “Yang garap jelas berbeda dengan B to C karena memang bisnis modelnya tidak sama. Yang B2B ini mengelola klien khusus sesuai kebutuhannya. Kalau B to C itu one to many, sedang B2B itu one to one,” ujarnya.

Signage TV layar monitor terbaru persembahan Samsung Enterprise Business bagi pelaku bisnis pelaku bisnis kategori SMB small medium business

Beberapa produk yang disediakan, antara lain professional display (hospitality display, smart signage, signage TV) , medical equipment (digital radiologi, in vitro diagnostic, USG), printer, ruggedized (produk tablet yang khusus untuk mereka yang bekerja di luar ruangan), fiber optic, system air conditioner, memory dan Smart School. “Professional Dispay, System Aircon, itu tidak bisa ditemui di toko-toko elektronik biasa seperti Glodok, Electronic Solutions atau Electronic City,” ujarnya.

Hingga saat ini, pasar professional display tumbuh sekitar 33% setiap tahunnya, dari sisi kuantitas maupun nilai pasarnya. Namun, rendahnya pengetahuan membuat sebagian besar penggunanya masih memakai consumer TV yang memang harganya jauh lebih murah dari TV profesional. “Harga lebih mahal karena ada banyak fitur di dalamnya. Samsung menawarkan ukuran mulai dari 10 inci hingga 105 inci, yang baru diluncurkan November tahun lalu,” katanya.

Mengutip data Future Resource, sebuah lembaga survei pasar khusus untuk produk B2B, lanjut Willy, produk Samsung menempati posisi pertama hingga kuartal III, tahun 2014, dari segi kuantitas dan nilai penjualannya. Tak hanya masuk ke swasta, perseroan juga melakukan penetrasi ke perusahaan dan lembaga pemerintah. Salah satu kliennya adalah Angkasa Pura.

Dari hasil riset GfK per kuartal I/2014, Samsung menguasai 29% pasar televisi profesional di Indonesia. Industri yang menggunakan produk TV profesional antara lain, perbankan, properti, transportasi, F&B, ritel, serta lembaga pemerintah. “Resto fastfood dengan jaringan yang jumlahnya ratusan, bisa dengan sangat efisien mengelola promonya melalui TV profesional. Keunggulan kami adalah inovasi,” katanya.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved