Management Editor's Choice Strategy

Target Pertumbuhan Andhika Lines di Atas 4%

Target Pertumbuhan Andhika Lines di Atas 4%

PT Andhika Lines, perusahaan pelayaran dan logistik membidik pertumbuhan di tahun 2015 bisa melampaui angka 4%, atau lebih tinggi dibandingkan proyeksi pertumbuhan industri pelayaran tahun 2014 sebesar 4%. Carmelita Hartoto, CEO PT Andhika Lines, mengatakan, industri pelayaran nasional tahun ini masih cenderung melambat sehingga berpengaruh terhadap kinerja perseroan.

Carmelita Hartoto, CEO PT Andika Lines

Carmelita Hartoto, CEO PT Andhika Lines

Meski begitu, Carmelita tetap optimismtis kinerja perusahaanya bisa moncer, walaupun tumbuh di bawah dua digit. “Secara industri, pertumbuhan di tahun ini agak stagnan dibandingkan tahun sebelumnya,” katanya. Sekadar perbandingan, pertumbuhan industri pelayaran tahun 2013 naik 6%, atau lebih tinggi dibandingkan proyeksi pertumbuhan di tahun 2014 tersebut.

Carmelita menjelaskan, industri pelayaran niaga Indonesia di tahun lalu melambat karena perekonomian negara maju belum pulih. Sejumlah negara di kawasan Eropa, seperti Yunani terlilit utang segunung sehingga terancam bangkrut. Pun demikian dengan perekonomian Amerika Serikat, walau kondisinya masih relatif lebih baik dibandingkan Eropa.

Walau demikian, limbungnya perekonomian negara maju berdampak terhadap negara berkembang. Permintaan barang komoditas, semisal batubara menukik tajam lantaran pemintaan menurun, khususnya dari Tiongkok dan India. Akibatnya, Andhika Lines yang lebih banyak beroperasi mengapalkan batu bara menjadi kelimpungan karena tidak banyak pemesanan pengapalan dibandingkan periode sebelumnya.

Adapun faktor dari dalam negeri, dinamika politik serta transisi kepemimpinan nasional di tahun lalu menjadi pertimbangan pelaku pasar untuk menahan diri untuk melihat lebih lanjut stabilitas politik dan perekonomian nasional. “Kami berharap, kondisi di Eropa dan dalam negeri secepatnya pulih,” katanya.

Carmelita (tegak)

Bisnis Andhika Lines pun kurang greget lantaran hanya mampu menggarap sejumlah proyek saja. Persaingan antar perusahaan pelayaran pun sangat ketat untuk memenangkan tender proyek, khususnya dari BUMN. Ujung-ujungnya, beberapa perusahaan perusahaan pelayaran melakukan merger untuk menyiasati terbatasnya jumlah kargo agar nantinya bisa tidak saling sikut-menyikut dalam memperebutkan kue yang terbatas itu.

Namun, sejumlah perusahaan memilih untuk tidak agresif untuk mengamankan roda bisnisnya, termasuk Andhika Lines. Carmelita menyakini kinerja perusahaannya akan lebih baik tahun 2015. Kebijakan pemerintah yang mendorong pembangunan maritim bisa menjadi salah satu faktor pendorong laju bisnis Andhika Lines. “Syaratnya kebijakan dan janji pemerintah dijalankan dengan konsisten dan tidak berubah-ubah,” ucap pengusaha sekaligus Ketua Umum Indonesia National Shipowners Association (INSA).

Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla bertekad membangun infrastruktur maritim, di antaranya pelabuhan. Pembangunan tersebut juga akan menyasar di kawasan Indonesia Timur sehingga nantinya akan memperkuat industri pelayaran nasional. Pembangunan maritim sangat relevan mengingat jumlah armada pelayaran niaga di negeri ini semakin bertambah jumlahnya.

Armada Tumbuh

Berdasarkan catatan INSA, jumlah armada niaga nasional jelang akhir tahun 2013 tercatat 14,064 unit, atau naik 132,8% dibandingkanm tahun 2005 (6,041 unit). INSA mengestimasikan jumlah armada niaga tersebut cukup memadai untuk pergerakan arus barang domestik yang mencapai 350 juta ton.

Carmelita mengatakan, pihaknya belum bisa merinci lebih lanjut jumlah armada perusahaannya. Namun, dia berkeinginan pemerintah bisa memainkan perannya menjadi agent of development dengan memberikan kesempatan yang setara kepada pengusaha pelayaran swasta nasional sehingga industri pelayaran nasional semakin solid. Dia mengharapkan pemerintah bisa proporsional dan tidak membeda-bedakan pelaku industri, baik itu perusahaan niaga BUMN dan swasta dalam mengikuti tender di BUMN.

Sebaliknya, perlakuan khusus kepada perusahaan BUMN tertentu bisa mematikan perusahaan swasta nasional. “Persaingan ini bisa tidak sehat karena perusahaan BUMN cenderung memiliki fasilitas lebih dan diberikan privillege,” kata wanita yang juga menjabat Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) bagian logistik itu.

Oleh karenanya, tahun 2015, lanjut Carmelita, pemerintah diharapkan bersinergi dengan mengajak pelaku industri dalam merumuskan regulasi atau rumusan mengenai pelayaran niaga, sehingga nantinya pemerintah lebih cermat menetapkan kebijakan yang akan menguntungkan pengusahan lokal. Dunia pelayaran sangat berperan membantu pemerintah dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi nasional, terutama dalam pengangkutan transportasi laut.

Carmelita adalah puteri dari tokoh pelayaran Indonesia yakni almarhum Hartoto Hardikusomo. Sejak 1994, ia menangani Andhika Lines yang dirintis oleh ayahnya tersebut. Berkat tangan dinginnya, Andhika Lines diperhitungkan sebagai pemain di usaha pelayaran niaga batu bara dan minyak bumi di lepas pantai (off shore). Kini Andhika Lines masuk jajaran lima besar sebagai perusahaan pelayaran niaga, khususnya pengangkutan batubara. (VKY)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved