Marketing Trends

CMK Bidik Pertumbuhan Bisnis 30% di 2020

Petronella Soan, Chief Operating Officer CMK

PT Central Mega Kencana (CMK), perusahaan yang fokus di perhiasan berlian dan emas ini terus mengembangkan bisnis. Dikenal sebagai perusahaan lokal yang sudah aware memperhatikan branding sejak awal berdiri, CMK mencapai pertumbuhan dobel digit sepanjang 4 tahun terakhir. Tahun depan diharapkan pertumbuhan bisnis bisa naik 30% dibanding tahun sebelumnya.

CMK yang dididirikan sejak 1996 kini mengelola enam merek ritel perhiasan: Mondial Jeweler, Frank&Co., Miss Mondial Jeweler, The Palace National Jeweler, Sandra Dewi Gold (SDG) dan Hala Jewelery. Dua yang disebut terakhir merupakan pengembangan bisnis CMK yang fokus di perhiasan emas. Untuk diketahui, sebelum ini CMK lebih fokus di perhiasan berlian.

Disampaikan Gloria Tobing, Head of Marketing Dept. CMK, selama empat tahun terakhir bisnis perhiasan memang bertumbuh pesat. Langkah-langkah branding yang dilakukan oleh perusahaan mulai membuahkan hasil. “CMK merupakan perusahaan lokal pertama yang konsern sejak awal pada branding, upaya yang kami lakukan termasuk kegiatan-kegiatan kami dengan media,” ujar wanita yang akrab disapa Lolo ini di Egg Hotel Jakarta (18/12/2019).

Sepanjang tahun ini CMK sudah mengembangkan 67 toko perhiasan dan 1500 event. “Tahun deoan akan ada 13 toko perhiasan baru yang kami buka,” tuturnya. CMK akan terus mengembangkan toko-toko perhiasannya, ditunjang dengan tema kampanye menarik. “Tema tahun depan kami gunakan Women Empowerment, kami akan melibatkan media dalam mendorong kampanye ini,” katanya.

Petronella Soan, Chief Operating Officer CMK, menambahkan upaya branding yang dilakukan perusahaannya kini terasa sekali hasilnya. “Dulu kami harus usaha sekali meyakinkan pengelola pusat perbelanjaan atau mal untuk bisa masuk atau membuka gerai kami. Mencari channel-channel agar bisa masuk. Kini, 50% dari toko perhiasan yang akan kami buka merupakan undangan dari mal-mal, bahkan hingga 2021 kami sudah sign kontrak di 4 mal dan sedang on going kontrak di 6 mal,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, dibutuhkan 6 bulan sebelum sign kontrak dilakukan, tapi CMK selalu mendapat posisi terbaik, berkat tawaran dari pengelola mal dan sebagai pemain ritel perhiasan berlian dan emas bisa bersaing dengan merek-merek internasional.

“Peran media sangat membantu. Saya mewakili CMK mengucapkan banyak terima kasih ke teman-teman media semoga kami bisa lebih berkarya untuk negara ini,” katanya.

Terus mengembangkan bisnis dengan tidak hanya fokus di bisnis berlian, CMK sejak dua tahun terakhir mulai menggarap serius pasar perhiasan emas. “Seperti halnya bisnis berlian, kami mengutamakan standar kualitas tertinggi, kadar emas dijamin pas bahkan di atas standar SNI. Kami melihat room of development di bisnis emas sangat besar, maka itu kami menghadirkan Sandra Dewi Gold (SDG) yang disambut sangat baik di pasar. Terlihat akun Instagramnya tumbuh pesat secara organik, engagement tinggi, yang mendorong mereka untuk melakukan pembelian,” paparnya.

Selain itu juga ada Hala Jewelery, konsep toko emas kelas menengah lain yang dikembangkan CMK selain SDG. Perkembangan digital yang pesat juga direspon CMK dengan mulai menggarap serius pasar e-commerce, yaitu dengan membuka official store Frank & Co di Blibli misalnya, serta membuka lini bisnis baru yaitu Laku emas. Anak usaha ini merupakan platform pembelian emas, melalui aplikasi yang menawarkan kemudahan investasi emas batangan dan juga layanan penyimpanan fisiknya.

“Produksi kami untuk diamond saat ini sekitar 15 ribu perhiasan per bulan, sedangkan gold 70 ribu kg emas per bulan. Itu belum termasuk pelanggan korporat,” paparnya. Dengan target pertumbuhan 30% tahun depan, CMK juga berencana ekspansi besar dengan banyak membuka gerai baru, serta buka pabrik lagi.

Nella menyebutkan, saat ini CMK telah hadir di 19 kota, satu kota bisa beberapa gerai, tahun 2020 akan buka gerai di 2 kota baru yaitu Pontianak dan Malang. Dari enam merek yang dikelola CMK menyasar segmen berbeda, Mondial misalnya menyasar pasar premium pecinta berlian dengan harga rata-rata US$ 10 ribu, The Palace dan Frank & Co lebih ke segmen menengah.

“Tahun 2019 strategi kami ubah lebih terbuka, jadi toko kami dibuat lebih terbuka, ini justru membuat walking people naik 2 kali lipat lebih, terutama The Palace. Maka itu tahun depan kami akan lanjutkan konsep ini,” jelas Nella. Ia menambahkan ini juga mendorong pertumbuhan penjualan sampai 20% dibanding tahun lalu. Tahun depan dari total 13 gerai bay yang akan dibuka, 8 diantaranya The Palace dan 5 Frank & Co. Sedangkan Miss Mondial sedang dirancang ulang strategi komunikasinya lagi.

Walau pertumbuhan penjualan tinggi, tingkat jual kembali yang sudah dibeli pelanggan CMK kurang dari 10%. “Tim sales kami semuanya sarjana, bukan sekadar penjualan tapi advisor, representasi brand, ini juga yang membuat pelanggan kembali lagi ke toko-toko kami,” ia menerangkan.

Wanita yang sudah 24 tahun bekerja di CMK ini mengungkapkan, sejak awal berdiri perusahaan sangat memperhatikan kualitas dan proses produksi perhiasan berstandar, untuk itulah perusahaan ini satu-satunya yang sudah bersertifikat SNI. “Quality control produk kami sangat ketat, jika tidak sesuai, harus kembali ke proses awal ini karena kami menempatkan kualitas sebagai hal terpenting. Kami kerap nolak pesanan yang dibatasi berapa hari, sehingga harus menerabas standar,” katanya sambil menyebut sekarang perusahaan memiliki 1000 karyawan di pabrik.

“Kualitas dengan standar SNI itu kadar emas harus pas, standarnya 75,4% kalau Depdag, tapi kami justru memberikan kadar emasnya 75,5% di atas standar. Di pasaran bisa kurang walau disebut kadar 75%,” tambahnya. Tidak heran kemudian CMK terpilih menjadi pemegang lisensi Forevermark Diamonds di Indonesia sejak 2018. Karena itu pula CMK dipercaya mendesain Red Carpet collections di Piala Oscar 2018 dengan menawarkan 19 desain. Serta pada Oscar di April 2020 kembali ditawarkan terlibat lagi.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved