Marketing

Kulkas Sharp Paling Laris, Ini Sebabnya

Kulkas Sharp Paling Laris, Ini Sebabnya

PT SHARP Electronics Indonesia (Sharp) lebih dikenal dengan lemari es-nya. Dengan pengalaman 47 tahun, kulkas Sharp paling laris dibandingkan LCD TV, Mesin Cuci, dan pendingin ruangan (AC).

“Sharp paling kuat di lemari es. Kami menjual lebih dari 100 ribu unit dalam sebulan di seluruh Indonesia. Kemudian, berturut-turut LCD TV, mesin cuci, dan AC untuk kontribusi penjualan Sharp di Indonesia,” kata Andry Adi Utomo, Senior General Manager Sales & Marketing Division Sharp.

Menurut dia, Sharp memiliki line up produk yang beragam, mulai dari satu pintu hingga 6 pintu. Harganya bervariasi dari hanya Rp 1,5 jutaan sampai yang paling mahal Rp 36 juta, tergantung dari desain dan fiturnya. Konsumen diuntungkan dengan beragam pilihan.

“Untuk yang baru menikah beli yang satu pintu. Sesuai dengan dekorasi rumah juga ada. Mau yang bukanya bisa kanan kiri juga ada. Freezer di atas atau di bawah tinggal pilih. Ada banyak pilihan. Ini yang membuat kami menang dari kompetitor,” katanya.

kulkas-2-pintu-sharp

Untuk meningkatkan penjualan LCD TV, lanjut dia, Sharp berencana menambah ragam produk LCD TV dari yang termurah hingga yang palng mahal. Saat ini, yang paling murah seharga Rp 1,7 jutaan dengan ukuran 24 inci dan yang paling mahal Rp 1,5 miliar untuk ukuran 120 inci.

“Kami lebih kuat di 32 inci dan 40 inci. Tapi, kami ingin menambah line up produk LCD TV lagi,” katanya.

Menurut Andry, kunci sukses Sharp dalam menjual alat elektronik adalah selalu berinovasi. Selalu ada produk baru setiap 6 bulan. Ini untuk mengakomodasi kebutuhan konsumen yang telah melihat alat elektronik sebagai gaya hidup, tak sekadar kebutuhan rumah tangga.

Sehingga, masa pakai (life time) kulkas terus menyusut. Kalau dulu bisa mencapai 10 tahun, sekarang pelanggan sudah ingin mengganti kulkas setiap 2-5 tahun meskipun belum rusak. Masa pakai LCD TV lebih singkat yakni hanya satu tahun, sementara AC sekitar 2-3 tahun.

“(Life time) semakin pendek. Jika tidak berinovasi, konsumen ogah beli karena modelnya masih sama. Tidak lupa, kami memiliki jaringan servis yang kuat untuk mendukung brand image bagus,” kata dia.

Produk harus mampu menjawab kebutuhan konsumen di Indonesia. Misalnya, lemari es di beberapa daerah yang memiliki tegangan listrik rendah tentunya bermasalah. Oleh karenanya, Sharp mengembangkan produk lemari es yang bisa beroperasi di tegangan 140 volt. Untuk AC, perseroan mengembangkan produk serupa.

“Di Indonesia banyak orang yang baru pertama beli AC, daya listriknya hanya 900 Watt. Dulu AC kebutuhan listriknya mencapai 1.000 Watt. Tidak mungkin bisa dibeli. Jadi, kami men-develop AC yang bisa running di 330 Watt,” kata dia. (Reportase: Nerissa Arviana)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved