Marketing Editor's Choice Strategy

Mendongkrak Penjualan Club dengan Geurilla Marketing

Mendongkrak Penjualan Club dengan Geurilla Marketing

Bisnis air minum dalam kemasan (AMDK) terus tumbuh seiring dengan pertumbuhan penduduk dan tuntutan gaya hidup yang lebih sehat. Di antara beberapa pemain AMDK, merek Club yang berbasis di Jawa Timur belakngan kian ekspansif dengan menyerbu pasar Jabotabek lewat bendera PT Tirta Tama Bahagia. Reporter SWA Gustyanita Pratiwi mewawancarai Herlina Dihardjo, Direktur Utama PT Tirta Tama Bahagia, tentang strategi Club menjajal pasar baru di luar Jawa Timur. Berikut ini wawancaranya.

Herlina Dihardjo, Club, Air Mineral

Herlina Dihardjo

Bisa diceritakan Club di bawah naungan PT apa pertama kali?

PT kami yang paling tua, yaitu PT Tirta Bahagia. Yang di Surabaya itu memiliki struktur organisasi sendiri. Kami juga punya PT-PT lain di Jakarta ini, PT Tirta Tama Bahagia. Pada akhirnya, sistem reporting-nya seperti apa, seharusnya semuanya independent kok. Hanya ada report, sementara Ayah saya masih sangat aktif.

Beliau masih sebagai Presdir?

Masih sebagai Preskom (Presiden Kommisaris). Dalam struktur, beliau sebagai Preskom di semua perusahaan.

Semuanya ada 15 ya Bu? Biasanya ada perusahaan distribusi?

Tidak. Kalau perusahaan lain dipisah berdasarkan distribusi dan manufacturing, kalau kami dipisah antara unit area dan area lain. Jadi pemisahnya daerah, bukan jenis kegiatan bisnisnya.

Dan Bapak di situ sebagai Preskom? Kalau Ibu di situ sebagai apa?

Iya. Di situ saya tidak ada, saya di PT-PT yang lain.

Salah satunya Ibu Presdir di yang mana?

PT Tirta Tama Bahagia.

Yang Ibu pegang (PT Tirta Tama Bahagia), sejak kapan berdiri?

Tahun 2002-2003.

Area PT Tirta Tama Bahagia di mana?

Di Jakarta, Jabodetabek.

Masuk ke pokok permasalahan, bagaimana upaya Club, untuk menjadi brand nasional, atau pemain nasional, dan Ibu waktu itu pernah cerita juga, artinya masuk ke berbagai wilayah, mungkin bisa diceritakan?

Pertama Air Minum Dalam Kemasan (AMDK), itu tentunya adalah produk yang menjadi komoditas. Artinya, zaman dulu, orang tidak minum air kemasan. Semua minum air rebus. Tapi hari ini, semua orang minum air kemasan. Karena itu, jika ingin sukses dalam bisnis ini, yang penting bukan hanya kualitas produk saja, tapi juga harus melakukan distribusi. Yang penting produknya harus ada, penjualan juga harus melakukan misalnya seperti geurilla marketing. Artinya, harus membidik pasar-pasar yang sementara ini belum tersentuh, misalnya daerah yang sebagian populasinya masih belum menggunakan air mineral. Itu merupakan potensi di mana kami bisa masuk. Kami juga mengharap referensi dari orang lain, misalnya 1 orang sudah memakai Club, dan mereka cukup puas, jadi dia bisa memberikan komentar yang positif kepada komunitas di sekelilingnya. Itu yang kami harapkan. Itu juga akan berjalan dengan waktu. Seperti di Surabaya, kami sudah 27 tahun. Dan, memang terlihat bahwa market share atau pangsa pasar Club yang terbesar sampai hari ini juga masih di Jawa Timur. Tentunya faktor-faktor yang menentukan juga banyak. Bukan hanya waktu yang diperlukan, tapi juga kinerja SDM, drive orang yang menjalankan marketing dan sales. Umpamanya, level dari persaingan di daerah itu. Di air ini, polanya ada jago-jago kandang. Mungkin di Jatim, Club, Lampung Grand, Jateng Aquaria. Yang saya bilang jago, maksudnya begini, di tempat itu mereka cukup ternama, tapi di tempat lain, sepertinya belum ada, artinya belum sekuat di tempat itu (di tempat asalnya). Club, mungkin 10 tahun yang lalu mungkin hanya bisa didapatkan di Jawa Timur. Dan kami memperkuat terus kaki tangan/jaringan di Jawa Timur.

Mulai ekspansi kapan?

Saya hanya menyampaikan atau menceritakan apa yang menjadi pola pikir orang tua saya, dalam hal ini Bapak saya. Dulu dia punya visi, suatu hari ingin menjadi pemain yang bersifat nasional. Kalau sudah nasional, mudah-mudahan bisa menjadi pemain regional. Nah, kalau sudah internasional, itu namanya suatu rahmat yang luar biasa. Tapi dari sisi, dulu dari provinsi saja, Jatim, pada saat itu kami banyak mengirim produk air ke Indonesia Bagian Timur. Surabaya merupakan pusat perdagangan juga bagi Indonesia Bagian Timur. Misalnya, orang-orang dari Banjar, Kalimantan, Kepulauan Maluku, Flores, Papua, Sulawesi sebagian (yang sebelah timur), itu semua ke Surabaya untuk membeli barang-barang pokok, apa saja, termasuk pakaian, elektronika, semua ke situ. Dari situ kami mempunyai jaringan yang cukup baik di Indonesia Bagian Timur.

Sampai mana kalau di Jatim?

Hampir semua. Papua yang kami agak tersendat, karena belum menemukan distributor yang tepat. Tapi di tempat-tempat lain kami sudah menunjuk, meskipun penetrasinya, masih belum puas, tapi, karena sifatnya dikirim dari Surabaya, otomatis secara tidak sadar, kami tidak mengharapkan yang terlalu banyak, karena biaya kontainernya berapa, tidak asal ada.

Yang terjauh di mana?

Kepulauan Maluku.

Dulu Timor Timur sempat masuk?

Sampai sekarang kami masih ada.

Mungkin bisa dilanjutkan ceritanya?

Seiring dengan peningkatan biaya BBM, biaya kontainer semakin mahal, biaya transportasi semakin mahal, transportasi lewat laut, semakin lama juga semakin mahal, dan sulit untuk didapatkan, akhirnya kami mempunyai pemikiran untuk membuka pabrik di tempat-tempat yang permintaannya sudah banyak, dalam hal ini Banjarmasin dan Makassar.

Banjarmasin tahun berapa?

Tahun 1990-an.

Makassar?

Sama, akhir tahun 1990-an, kami mulai ke sana. Awalnya seperti itu, karena sudah mempunyai pabrik di situ, otomatis bisa berkembang. Karena harganya lebih murah, packaging-nya semua masih dikirim dari Surabaya, materialnya, semua masih dikirim dari Surabaya. Yang kami lakukan mencari sumber air yang baik dan sehat, serta dapat diterima menurut standar SNI.

Setelah itu, ekspansi ke mana lagi Bu?

Setelah itu, Jawa Tengah mulai di lirik, karena, kami juga banyak melakukan pengiriman ke perbatasan Jatim Jateng, dan juga ada sebagian kecil sekali di Jateng. Kemudian setelah cukup volumenya, kami buka pabrik lagi di Jateng. Jadi pengiriman tidak lagi dilakukan di Jatim.

Jateng tepatnya di mana? Itu berarti pabrik ketiga?

Itu di Solo, Klaten, di akhir 1990.

Yang terakhir di mana?

Yang terakhir dan akan atau sedang kami masuki adalah Pontianak. Karena Pontianak merupakan daerah yang bagus pertumbuhan ekonominya dan masyarakat di sana juga agak merasa bahwa kebutuhan air minum yang bisa didapat dari PDAM maupun air sumur sendiri, dengan peningkatan ekonomi, lama-lama mereka ingin menikmati yang lebih baik. Mereka mulai beli AMDK. Yang dulu merebus sendiri, sekarang mereka beli galon.

Tapi yang terbesar dimana?

Masih di Pandaan, itu asal usulnya.

Kalau Jakarta sendiri dimana?

Di Cijeruk.

Seberapa luas yang di Cijeruk ini?

Kami pabriknya tidak besar-besar, sekitar satu hektare. Kami tidak besar-besar, kami lebih mementingkan tempatnya yang banyak. Kami tidak butuh yang besar-besar, bahkan banyak sekali fasilitas produksi kami hanya merupakan mini plant.

Kapasitas produksi sekitar berapa?

Kami sumber air, secara nasional, punya banyak. Tapi sementara ini masih tidak dipakai. Artinya, Indonesia ini kaya air, potensi yang masih belum digali. Kami tidak mengambil tentunya, tapi hanya ambil sesuai kebutuhan. Tapi potensinya masih besar.

Setiap pabrik yang Club dirikan berarti menjadi pusat distribusi juga ya Bu?

Iya, pertama langkahnya mencari sumber air dulu, begitu dapat ada pabrik. Terus ada juga tempat distribusinya, biasanya di kotanya. Sumber air harus di pegunungan, lalu dibawa ke kota. Di kota biasanya memerlukan tempat, seperti depo-depo.

Bagaimana mendapatkan pelanggan setelah membangun pabrik, sebab persaingan kan semakin ketat?

Baru masuk, orang belum kenal kami juga.

Kan perlu branding, seperti apa yang dilakukan oleh Club?

Kami bukan perusahaan multinasional, yang setiap kali kalau launch produk, langsung diiklankan di TV secara besar-besaran, above maupun bellow the line. Yang kami lakukan, ya itu tadi, geurilla marketing. Kami tidak banting-bantingan harga, bukan yang paling murah. Tapi kami juga tidak bisa menyamai market leader. Kami sering dikatain bahwa harga kami itu tengah-tengah, mahal tidak, murah juga tidak.

Berapa persen lebih murah dari market leader?

Ya 25-30%. Karena kami masih perusahaan kecil juga, kami juga memperhatikan hal-hal yang sebisanya lah. Yang kami bisa lakukan untuk bisa melekat di hati konsumen. Misalnya ada kejadian Sukhoi kemarin yang paling baru, kami juga memberikan sumbangan. Supaya lingkungan itu, paling tiidak bisa mengenal kami. Acara-acara olahraga biasanya kami mensponsori. Hari ini, Jakarta sangat in dengan kegiatan bersepeda. Jadi yang kami lakukan mensponsori, kegiatan-kegiatan yang seperti itu.

Ada fokus olahraga apa yang disponsori?

Tidak. Semua olahraga masuk.

Yang sudah apa saja?

Sepeda. Yang sepeda, yang paling sering ya. Sepak bola juga. Tapi sepak bola agak sulit disponsori, karena tahu sendiri, massanya begitu besar. Jadi kami mendukung sebisanya. Kalau ada pelatihan-pelatihan, pada saat mereka membutuhkan bantuan air, kami biasanya akan membuka pintu dan mendukung.

Apa event terbesar yang disponsori Club?

PON 2008, di Kalimantan Timur. Tidak hanya di Samarinda, ada beberapa cabang olahraga yang dilakukan di Balikpapan juga.

Bicara above the line, brand activation, apa lagi yang dilakukan Club?

Tentunya kualitas dan edukasi, karena sekali lagi secara budget untuk melakukan promosi, tidak seperti perusahaan-perusahaan besar. Kembali ke sekolah-sekolah, misalnya. Itu favorit kami banget. Sekolah kan banyak kegiatannya, begitu sekolah memakai produk kami baik yang galon maupun yang kecil, mereka ada acara pertandingan voley, jalan-jalan sehat, biasanya kami yang ditawarkan.

Di sekolah mana saja?

Banyak, di antaranya ada sekolahan negeri dan sekolahan internasional, kami pilih, ya mungkin tidak bisa menjangkau semua, karena Indonesia ini besar sekali, tapi kami ingin keberadaan kami terasa di situ.

Itu di semua daerah atau di Jabodetabek Bu?

Semua daerah. Kegiatan keagamaan juga, setiap kali Natal, Idhul Fitri, Bulan Puasa, kami juga aktif. Misalnya, memberikan sumbangan bulan puasa, memberikan produk air, itu banyak yang dilakukan oleh produk-produk lain juga. Pocary Sweat itu juga banyak melakukan, terus di masjid-masjid. Meskipun bukan dalam skala yang besar-besaran. Acara keagamaan lain, pada saat Hari Raya Galungan, Kuningan, itu di Bali. Kalau di sini (Jakarta) mungkin tidak terasa ya. Tapi dengan unit bisnis kami yang ada di Bali, itu akan lebih terasa. Pada saat itu akan lebih dibutuhkan partisipasinya untuk ikut ke arah situ.

Kalau edukasi tadi, bentuknya apa Bu?

Bahwa air itu harus yang sehat. Pada saat ini, air mineral sudah tidak lebih mahal dibandingkan air rebus sendiri, dengan biaya gas, sulitnya mencari pasokan gas, dll. Apalagi kalau memakai minyak tanah, kesulitannya bagaimana, harganya naik, dll.

Bentuknya apakah memberi training atau apa, edukasinya?

Penjelasan-penjelasan, dengan memasukkan artikel-artikel. Karena kepentingannya juga kepentingan industri, kami bersatu dengan asosiasi juga, dalam hal ini ASPADIN untuk bersama-sama, paling tidak untuk memberikan kampanye-kampanye seperti itu.

Kalau promosi above the line-nya di media mana saja?

Di TV kami melakukan iklan, iklan di TV, di media cetak seperti SWA misalnya.

Di TV masih ada?

Ada. Dengan jumlah yang relatif cukup. Artinya semua orang yang memasukkan iklan di TV, disesuaikan dengan pemasukan penjualan juga. Mereka biasanya mengalokasikan sekian persen untuk melakukan hal itu, kamipun juga seperti itu.

Jadi mungkin untuk awareness, above the line ya Bu, terutama untuk yang di daerah-daerah?

Ya. Air ternyata tidak bisa hanya awareness, karena setelah dia aware yang lebih penting lagi distribusi availability. Kalau barangnya tidak ada, ya percuma juga. Dan lain dengan produk misalnya sperti teh, minuman isotonik, setelah iklan, konsumen tahu ada produk seperti itu, atau misalnya obat nyamuk yang baru, orang akan cari kan, sudah ada tidak itu? Misalnya lagi, Body Lotion yang paling baru, yang bisa bikin kulit yang iklannya menarik, akan terlihat langsung penjualannya kepada pasar, karena konsumen berdatangan mencari produk itu. Dengan air, tidak akan kami mendapatkan konsumen yang berduyun-duyun seperti itu.

Istilahnya loyality ya Bu?

Iya itu lebih rendah. Artinya motif ada, dia menerima.

Artinya ini juga menjadi concern Club dengan mencoba membesarkan distribusi?

Iya. Pasar masih besar sekali. Pertumbuhan pasar di Indonesia untuk air di atas 10% per tahun untuk AMDK. Termasuk tahun ini naik terus di atas 10%.

Artinya apa nih Bu, apakah sejalan dengan orang makin tinggi tingkat awareness-nya tentang kesehatan, sehingga AMDK menjadi salah satu yang penting dari kesehatan?

Selain itu juga lifestyle, kalau kita lihat populasi Indonesia yang naik tidak lebih dari 2% per tahun, seharusnya pertumbuhannya kan juga 2% (kalau kita mengikuti pertumbuhan populasi). Tapi Indonesia ini, masih akhir-akhir ini saja, orang betul-betul mempergunakan AMDK. Tahun 1970-an, pada saat merek Aqua pertama kali keluar, dibilang gila. Artinya ada orang-orang yang sebagian besar, masih menggunakan air rebus pindah ke air mineral. Orang juga ingin kemudahan.

Tadi terkait distribusi, boleh dibilang berapa banyak deponya Club ini?

Puluhan. Karena kami melakukan distribusi sendiri.

Di setiap daerah ada Bu?

Di setiap daerah ada. Jadi misalnya 30-40%, kami berikan kepada agen-agen, selebihnya harus kami lakukan sendiri. Kenapa? Kalau kami lakukan itu, karena kami mungkin pada saat mengawali, untuk membentuk brand, itu mahal sekali. Jadi caranya bagaimana? Selain memberikan kepada agen-agen. Kami juga harus mengeluarkan biaya untuk melakukan distribusi.

Lalu ada tim sendiri?

Ada tim sales. Mungkin tidak harus canvas, pokoknya distribusi yang agak kecil-kecil. Kalau kanvas kan 2-3 karton biayanya tinggi. Yang kami lakukan lebih besar dari itu tapi tidak yang agen, kalau agen, satu truk besar.

Agen yang dipilih seperti apa? Artinya, lingkup dan mungkin dia punya gudang sebesar apa?

Kadang-kadang kami tidak bisa menilai mereka dari kebesaran atau ukuran gudangnya. Kadang-kadang kami tidak bisa menilai kemampuan mereka berdasarkan gudangnya. Umpamanya, ada yang mungkin gudangnya setengah dari ruangan ini, tapi dia terima teleponnya kenceng banget. Terus kirimnya semobil, semobil begitu, terus dia sudah punya jaringan sendiri. Jadi saya dari pabrik langsung kirim ke pelanggannya.

Treatment seperti apa yang diberikan kepada distributor loyal?

Mungkin itu merupakan kelebihan kami, perusahaan yang masih berlevel menengah. Kami hubungan personal dengan agen-agen mungkin cenderung lebih dekat dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan besar. Birokrasinya juga lebih pendek. Kami ada acara ini itu, makan malam ini itu, dsb. Gathering juga.

Boleh cerita bagaimana dengan pasar Horeka?

Horeka juga pasar yang menarik, karena pertumbuhan Horeka cukup besar. Tapi melayani Horeka juga biayanya cukup besar. Kami masuk segmen itu dengan tujuan untuk promosi sebetulnya. Karena kalau orang makan di restoran mana, orang lihat produk Club, orang akan mempunyai kesan yang positif.

Ibu berapa bersaudara?

Tiga bersaudara. Saya yang paling besar. Adik saya bekerja di pabrik yang di Pandaan. Yang di Tirta Bahagia. Satu lagi, yang paling kecil dia seorang notaris, perempuan.

Ayah usianya berapa Bu?

67 tahun.

Ibu mulai aktif di Club?

2005.

Adik ipar Ibu?

Mulai tahun 2000. Saya sempat tinggal di Belanda, menikah dengan suami saya, saya diboyong ke sini.

Pendidikan?

Saya di Australia, saya ambil S1 Bisnis dan Internasional Finance. S2 nya di bidang IT.

Bapak mulai jadi Preskom kapan Bu?

Take over tahun 1987. Beliau ambil dari orang lain,

Tim yang Ibu pegang di Jabodetabek berapa banyak?

Termasuk supir-supir, 70, hampir 100. Kalau untuk orang, ratusan secara nasional. Dan itu bukan jumlah yang besar, karena betul-betul usaha kami ini padat karya sekali. Jadi begitu banyak orang.

Kiat bersaing dengan produk sejenis, mungkin market leader bisa di kesampingkan, mungkin bisa diceritakan lagi?

Sekali lagi, 50% dari waktu. Yang waktunya lebih panjang di pasar, pasti lebih dikenal. Selain itu 35%-nya dari orang. Kalau misalnya kita punya manajer yang baik di satu tempat, dan manajer yang kurang baik di satu tempat, hasilnya juga kelihatan. Yang lebih baik ini akan membentuk hasil yang lebih baik. Hubungan dengan pelanggan, bukan hanya hubungan bisnis, tapi juga bukan hubungan emosional. Artinya begini, kalau hanya hubungan bisnis saja, setiap saat ada yang secara bisnis lebih menguntungkan, pelanggan akan pindah, terutama pelanggan-pelanggan besar yang di tradisional. Mereka itu juga tujuannya bekerja untuk mencari keuntungan. Kalau seperti saya ini, mungkin masih ingin berpikiran untuk marketing, yang lebih panjang. Mereka tujuannya untuk mengadakan bisnis bukan untuk mencari teman, tapi mencari keuntungan jelas. Jadi kalau kita hanya mengandalkan hubungan emosional saja, jelas tidak bisa. Hanya mengandalkan hubungan bisnis saja, juga tidak bisa. Jadi harus itu yang kami berikan. Karena membentuk tenaga-tenaga sales untuk itu juga tidak mudah, karena orang yang membawa air ini juga perlu orang yang sekali lagi secara fisik harus kuat, kunjungannya harus banyak.

Jadi ibu bilang ini strategi gerilya?

Betul. Guerilla Marketing orang bilang.

Tapi ampuh ya Bu strategi ini? Artinya melihat skala perusahaan ibu, kemudian ada perusahaan besar, dan pemainnya sangat banyak, strategi Guerilla Marketing ini ampuh ya Bu?

Begitu kira-kira. Cukup. Hanya itu yang bisa dilakukan. Kalau misalnya kami, secara permodalan bukan perusahaan yang multinasional, ya harus seperti itu. Dan juga konsen menjaga kepercayaan masyarakat. Kalau kami sudah berkomitmen memberikan sesuatu, biar pun besok ada kontrak, misalnya harga bahan bakar naik, ya kami tidak bisa langsung sampaikan ke pelanggan. Mau tidak mau itu sebagai risiko kita juga. Hubungan baik dengan para pemasok, pelanggan, saya kalau mengistilahkan bukan hanya hubungan bisnis dan bukan hanya hubungan emosional, jadi harus dua-duanya.

Bisa cerita bagaimana kegigihan Ayah Ibu membangun perusahaan ini?

Papa saya sangat gigih. Di saat orang menganggap, ya sama lah, pemula suatu produk itu pasti dianggap orang di sekelilingnya aneh, dan itu tidak wajar. Seperti diceritakan tadi, Pak Tirta (pendiri produsen air minuman dalam kemasan merek Aqua) pada saat membuka/menjual air mineral pertama kali, orang menertawakan juga ide beliau. Pada saat papa saya membuka pabrik, kedua ketiga di tempat-tempat lain, juga orang menertawakan. Ini maunya apa? Investasi dengan susah payah harus mengumpulkan dana untuk investasi di tempat-tempat itu tujuannya apa? Dulu semua orang bilang begitu, hari ini berapapun kami buka, orang tidak mengatakan itu lagi. Karena orang sudah tahu di Indonesia, dengan kepulauan seperti ini dan dengan mahalnya transpor, pertumbuhan populasi, dan keunikan setiap daerah, memang itu yang terbenar yang harus dilakukan. Tinggal kami sebagai pengusaha AMDK mau capek ke situ atau tidak.

Tahun 1987, Bapak mengakuisisi perusahaan? Maksudnya di 1987 atau sebelumnya?

1-2 tahun saja, terus langsung kami akuisisi. Jadi perjalanan waktu dan capek, itu papa saya sudah menempuh. Jadi perjalanan ke mana-mana, pada saat pabriknya baru 3-4. Untuk mengontrol, beliau terjun langsung. Sampai hari ini pun beliau masih begitu dan kalau sudah begitu ritmenya, beliau juga tidak bisa berhenti. Kalau berhenti malah sakit nanti.

Background Bapak?

Pengusaha biasa, beliau memang jiwa dagangnya kuat sekali. Dari awal memang beliau suka berdagang. Jadi pada saat kecil, sudah bantu-bantu tetangga yang punya toko. Kembali lagi, orang-orang yang seperti itu, awalnya juga orang-orang yang sangat terbatas ekonominya, jadi hidup dalam keterbatasan. Tapi justru itulah yang membentuk semangat juang yang tinggi, membentuk kegigihan yang lain dari generasi sekarang.

Beliau orang Surabaya asli?

Beliau lahir di Kertosono, Jatim, tapi pindah ke Surabaya. Sempat di Madura juga. Yang paling lama sejak beliau berumur 20 tahun di Surabaya.

Obsesi beliau apa untuk Club?

Kami ingin menjadi pemain nasional, tapi kalau kita bilang nasional, itu kan masih panjang sekali jalannya. Kami benar-benar ingin menjadi nasional, artinya kemanapun ada. Saat ini, masih ada lubang-lubangnya. Penetrasinya belum 100%. Kami ingin meningkatkan penetrasi dulu.

Tapi di antara brand-brand lain, Club termasuk bagus?

Kita market share termasuk nomor 2 setelah market leader. Market share Club 6%, sedangkan market leader-nya 55%.

Tiap tahun bertumbuh berapa? 20%?

Omzet iya. Tapi pangsa pasarnya paling 1%. Ukuran market share juga susah, di air ini hampir tidak ada perusahaan publik.

Tapi Ibu di antara kelasnya, mungkin Club termasuk yang market-nya banyak?

Betul.

Yang head to head mana?

Di setiap daerah sendiri-sendiri. Beda-beda. Jadi yang kami hadapi di sini dengan misalnya di Makassar lain. Dengan yang kami hadapi di Surabaya lain.

Bagaimana upaya Club menghadapi pemain lain?

Tergantung pemainnya siapa. Sekali lagi, hanya butuh kegigihan. Air kan komoditas, hanya butuh waktu dan kegigihan, terus menerus, edukasi.

Kalau ke media sosial bagaimana?

Mungkin masih agak kuno. Kami masih belum. Kami sudah melihat, tahun depan seharusnya saya ingin meng-hire seseorang, untuk betul-betul secara serius menangani masalah IT. Di dalam divisi IT itu sendiri, tentunya ada media sosialnya juga, seiring dengan instalasi, sistem akuntansi yang baru yang sifatnya lebih nasional, kami ingin juga memasukkan PR bagi divisi ini untuk mulai masuk ke media-media sosial, misalnya Facebook, Twitter, komunitas-komunitas juga. Dan itu semua bisa dijangkau melalui media elektronik.

Rencana-rencana dan target yang ingin dilakukan Club?

Kami ingin lebih bisa eksis di hati masyarakat. Kami ingin memberikan pelayanan yang lebih baik lagi, karena kami mengakui dengan adanya ekspansi seperti itu, mau tidak mau juga pematangan sumberdaya masih perlu waktu. Jadi PR-nya masih banyak.

Target Ibu apa?

Market share saya ingin menjadi dua kali lipat dalam waktu tiga tahun.

Di atas 10%?

Betul. Itu saja sudah besar. Karena kami harus mengikuti/meningkatkan market share di tengah industri yang berkembang dengan pesat. Jadi harus benar-benar lari.

Obsesi Bapak apa Bu?

Ingin menjadi pemain nasional kemudian regional yang lebih kuat. Semoga bisa menjadi pemain internasional.

Tapi ekspor belum ada ya Bu?

Semua pemain air saya rasa tidak ekspor. Kenapa? Karena pertama, ongkos mahal. Kedua, kami semua seperti Cina, kalau buat produk makanan/minuman itu pikirannya untuk pasar domestik. Karena kebetulan pasar domestik kita besar sekali. Kebanyakan industri minuman tidak melakukan ekspor. Memang harga kami lebih murah, tapi begitu sudah dibandingkan dengan biaya transpor, harganya sudah hampir sama.

Mungkin lebih banyak di cup-nya?

Cup itu hanya ada di Indonesia. Kalau di Singapura, cup hanya ada di tempat orang meninggal. Aneh itu. Adopsi kultur yang cukup aneh. Jadi, hanya orang meninggal, dikasih air gelas. Kalau di sini kan semua.

Kalau Club, masih banyak di galon atau cup?

Masih cup. Kami 50% cup, 30% galon, 20% botol. Dan peluangnya mana yang paling tinggi, sama saja.

Tidak ada pemikiran seperti Aqua untuk masuk ke beling?

Ada pemikiran seperti itu, membentuk suatu line baru yang lebih premium. Termasuk juga masuk di Horeka, tentunya tidak ingin volume, tapi ingin mencari peningkatan merek.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved