Management Trends

Mondelez Indonesia Rayakan 10 tahun Perjalanan Cocoa Life

Mondelez Indonesia Rayakan 10 tahun Perjalanan Cocoa Life
Cocoa Life merupakan program kakao berkelanjutan yang diinisiasi oleh Mondelez International sejak 2012

Mondelez Indonesia merayakan pencapaian 10 tahun pertama program Cocoa Life yang berhasil melampaui target awalnya, dalam misi mensejahterakan petani dan komunitas kakao, serta berpartisipasi aktif dalam pelestarian dan pemulihan hutan.

Adapun agenda perayaan yang dipusatkan di wilayah Pinrang, Sulawesi Selatan ini bertujuan menginspirasi lebih banyak pihak untuk bersama mewujudkan sektor kakao yang lebih berkelanjutan.

Andi Sitti Asmayanti, Director Sustainability South East Asia Mondelez International menjelaskan, Cocoa Life merupakan program kakao berkelanjutan yang diinisiasi oleh Mondelez International sejak 2012. “Memasuki 10 tahun perjalanannya, program Cocoa life secara global telah berhasil memperoleh berbagai pencapaian sukses, mulai dari memberdayakan hampir 210.000 petani dan menjangkau lebih dari tiga juta anggota komunitas di seluruh dunia, serta telah menginvestasikan lebih dari US$ 400 juta dalam mendukung mata pencaharian petani. Pencapaian tersebut jauh melampaui target global pada 2022, yaitu memberdayakan 200.000 petani dan satu juta anggota komunitas, dengan target investasi sebesar US$ 400 juta,” jelas Yanti.

Dari sisi pemberdayaan komunitas berbasis pendekatan Community Action Plans (CAP), program ini telah berhasil memberdayakan lebih dari 2.400 komunitas kakao di bawah naungan Cocoa Life, dengan memprioritaskan investasi di infrastruktur sekolah, air dan kesehatan/sanitasi.

Selanjutnya, dari sisi lingkungan, program Cocoa Life juga telah berhasil melakukan pemetaan lebih dari 198 ribu lahan pertanian untuk membantu mencegah deforestasi pertanian Kakao di seluruh dunia. Saat ini program Cocoa Life juga telah berhasil memenuhi 75% kebutuhan produksi cokelat Mondelez International, dan ditargetkan mencapai 100% tahun 2025.

Lebih lanjut mengenai pertanian kakao di Indonesia berdasarkan data International Cocoa Organization (ICCO) 2022, tercatat bahwa Indonesia termasuk ke dalam 10 negara penghasil kakao terbesar dunia dan menjadi yang terbesar di Asia. “Program Cocoa Life di Indonesia hingga saat ini telah berhasil memberdayakan lebih dari 40.000 petani, dan menjangkau lebih dari 68.000 anggota komunitas kakao di wilayah Sumatera Barat, Lampung, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara,” tambah Yanti.

Kementerian Pertanian RI yang diwakili oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Perkebunan Heru Tri Widarto menyampaikan apresiasinya atas kehadiran program Cocoa Life ini. “Kami mengajak pihak-pihak lainnya untuk dapat mengambil peran sesuai dengan kewenangan dan kemampuannya dalam menyelesaikan perrmasalahan kakao nasional. Kami berharap semoga ruang lingkup dari progam ini dapat direplikasi dan disebarluaskan kepada sentra produksi kakao nasional lainnya, hingga akhirnya para petani kakao dapat memperoleh manfaat dan berujung para peningkatan kesejahteraan mereka,” jelas Heru.

Dr. Musdalifah Mahmud selaku Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kemenko Perekonomian menjelaskan bahwa program Cocoa Life sangat bermanfaat untuk peningkatan produksi kakao dan pendapatan petani kakao, sehingga kami mendukung program ini untuk terus berlanjut dan bisa ditransformasikan pada program-program yang berkelanjutan.

Terkait pelaksanaan kegiatan perayaan yang dilaksanakan di Pinrang, Bupati Pinrang HA Irwan Hamid menjelaskan bahwa perkebunan kakao merupakan salah satu komoditas utama dari kabupaten Pinrang. “Kami berharap program Cocoa Life ini bisa terus diperluas, sehingga bisa menjangkau lebih banyak petani dan komunitas kakao, sehingga bisa berdampak langsung terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat,” jelas Irwan.

Berbagai manfaat positif juga dirasakan Ilham selaku perwakilan petani binaan dan komunitas Cocoa Life. “Kami sangat terbantu atas panduan yang diberikan tim Cocoa Life dalam penerapan praktik budidaya pertanian yang baik atau Good Agricultural Practices (GAP). Dengan menerapkan praktik ini, budidaya kakao bisa menjadi lebih baik dan kami bisa meningkatkan hasil panen yang dari sebelumnya 5-7 kg per minggu menjadi 15-17 kg per minggu,” jelas Ilham.

Saat ini program Cocoa Life tengah berupaya untuk menjawab tantangan pada sektor kakao secara holistik di enam negara penghasil kakao, meliputi Ghana, Pantai Gading, Indonesia, Republik Dominika, India, dan Brasil. Sebagai bagian dari program keberlanjutan Mondelez International, Cocoa Life bersama para mitra terus berupaya untuk menjadikan pertanian kakao sebagai bisnis yang berkelanjutan, menciptakan masyarakat yang berdaya, serta turut berpartisipasi aktif dalam pelestarian dan pemulihan hutan.

Melalui agenda perayaan Cocoa Life ke 10 di Indonesia, Mondelez Indonesia ingin mengajak lebih banyak pihak untuk berpartisipasi dalam mewujudkan sektor kakao yang berkelanjutan, sekaligus menjadikan pengalaman perjalanan selama 10 tahun terakhir sebagai pembelajaran untuk membangun babak baru yang lebih baik. “Terkait dengan strategi Cocoa Life dalam memajukan sektor kakao yang berkelanjutan ke depannya akan diumumkan pada akhir tahun ini, jadi pantau terus visi dan tujuan barunya untuk program ini dari Mondelez International,” kata Yanti.

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved