Trends

PPLIPI dan Telkom Genjot Digitalisasi Untuk Perempuan Pelaku UMKM

PPLIPI dan Telkom Genjot Digitalisasi Untuk Perempuan Pelaku UMKM

Perempuan Indonesia memiliki peluang besar untuk dapat sukses dalam bisnis. Karena faktanya, menurut data Kementerian Koperasi dan UKM, pada 2015 terdapat 31,2 juta perempuan pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) atau 60% dari total 52 juta pelaku UKM di Indonesia. Jumlah tersebut menunjukkan potensi utama untuk memberdayakan perempuan Indonesia melalui jalur bisnis.

Indah Wardhatul Asriah, Ketua Umum PPLIPI (Perhimpunan Perempuan Lintas Profesi Indonesia) mengungkapkan, perempuan Indonesia pelaku UMKM merupakan sosok yang tangguh. Pasalnya, mereka mampu bertahan dari berbagai tantangan bisnis, ekonomi dan politik selama bertahun-tahun. “ Perempuan Indonesia pelaku UMKM mampu bertahan dari krisis moneter, ekonomi, pangan, dan energi yang menimpa dunia dan Indonesia dalam kurun waktu 10 tahun terakhir,” urai Indah, sapaannya ketika diwawancara di sela-sela pelantikan Pengurus DPW dan DPC PPLIPI Jakarta periode 2017-2022, di Ambhara Hotel, Melawai, Jakarta Selatan, Jumat silam (17/2).

Meski demikian, Indah memahami bahwa sekarang ini bukan saatnya lagi hanya mengejar kuantitas semata, tapi harus membuat perempuan pelaku UMKM menjadi lebih berkualitas dan siap menghadapi kondisi pasar. Untuk meningkatkan kualitas tersebut, memang terdapat sejumlah kendala yang menghadang. Selain permodalan, masih menurut Indah, penguasaan perempuan atas teknologi seperti media social juga terasa belum maksimal.

Karena itu, PPLIPI sebagai salah satu organisasi perempuan di Tanah Air bertekad memberdayakan anggota dan UMKM binaannya yang sebanyak 1.200 orang untuk memanfaatkan pasar digital untuk menembus pasar yang lebih luas di Indonesia, bahkan dunia. “Dengan penggunaan teknologi pelaku UMKM bisa sangat diuntungkan. Ibu-ibu bisa berjualan di Facebook, Whatsapp, Path dan lainnya. Pemasaran pun tidak terbatas hanya di dalam negeri saja tetapi hingga ke luar negeri,” Indah, pengusaha kecantikan dan kuliner, yang sekaligus istri dari mantan menteri agama Suryadharma Ali, menerangkan.

Tujuan ini sendiri selaras dengan tujuan pendirian PPLIPI yang dibentuk pada 17 April 2016. Inne Noor yang memimpin kepengurusan DPW dan DPC PPLIPI DKI Jakarta periode 2017 – 2022 memaparkan dalam sambutannya, bahwa PPLIPI dibentuk sebagai wadah bagi para perempuan di Indonesia untuk menyumbangkan tenaga, pikiran maupun materi. “ Agar kita dapat mengangkat harkat dan martabat perempuan melalui upaya pemberdayaan perempuan baik di bidang pendidikan, kesehatan, sosial dan budaya,serta ekonomi,” terang Inne yang sekaligus pengusaha furnitur dan properti dengan bendera PT Rapi Cipta Indah.

PPLIPI pun bersungguh-sungguh dalam mewujudkan komitmen tersebut. Karena itu PPLIPI menggandeng PT Telkom Indonesia untuk menjalin kerjasama demi memodernisasi bisnis anggotanya dan juga para UMKM binaannya dengan program PPLIPI Runs for Modern Digital.

Pada kerja sama yang dituangkan ke dalam nota kesepahaman (MoU) tersebut, Telkom akan membantu proses digitalisasi melalui pemanfaatan sarana dan aplikasi digital serta pemanfaatan e-commerce bagi para perempuan pegiat UMKM di Indonesia. Kerjasama ini sendiri disambut baik oleh pihak PT Telkom Indonesia (Telkom), yang diwakili oleh Tri Gunadi selaku EVP Divisi Business Services Telkom. Menurut Tri, saat ini Telkom sudah memiliki 120 ribu mitra binaan UMKM di Indonesia yang nantinya bisa disinergikan dengan setiap program yang dilaksanakan oleh PPLIPI.

Selain itu, sejawat Tri, Adrian Sani Harahap, General Manager Micro Business PT Telkom Indonesia Divisi Business Services memaparkan, terdapat tiga proses untuk mendigitalisasikan UMKM. Pertama UMKM harus didorong go modern, selanjutnya go digital dan terakhir go online.

Lebih lanjut Adrian menguraikan, go modern, merupakan cara agar UMKM dapat memodernisasi seluruh seluruh proses operasionalnya, dari produksi, branding, pengemasan dan sebagainya. Sementara go digital, merupakan kegiatan UMKM untuk memanfaatkan digitalisasi di berbagai lini, seperti menggunakan telepon, internet, media sosial dan sebagainya untuk berbisnis. Tujuan dari itu semua adalah agar UMKM bisa go online alias memasarkan produk maupun jasanya dengan menggunakan internet dan media sosial. “Go online adalah end game bagi pelaku UMKM itu sendiri,” papar Adrian.

Selain memposisikan diri sebagai mitra bagi UMKM perempuan untuk memasarkan produknya ke dalam dan luar negeri international, PPLIPI saat juga ini sedang menjajaki pendirian Rumah Belajar yang dikembangkan bersama organisasi internasional. Sekjen PPLIPI, Maya Miranda Ambarsari lebih jauh memaparkan, Rumah Belajar merupakan tempat untuk para perempuan dan masyarakat luas untuk meningkatkan wawasan, ilmu, keterampilan dan eksistensinya. “ Di Rumah Belajar, mereka bisa mendapatkan berbagai pelatihan, pendampingan, penyuluhan, konsultasi dan sebagainya, sesuai dengan kebutuhan mereka saat itu,” pungkas Maya yang notabene juga seorang pengusaha dengan perusahaan PT Tri Tunggal Agung Propertindo serta pemilik Elliottii exclusive guest house.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved