Marketing Trends zkumparan

Shafira Gaungkan Fasyen Berkelanjutan

Tidak banyak bisnis bisa melewati 3 dekade, terutama fasyen muslim di tengah gempuran era disrupsi. Merek-merek fasyen muslim makin banyak, yang memanfaatkan kanal-kanal media`sosial sebagai alat promosi dan penjualan. Sharifa, salah satu merek fasyen muslim yang menyasar segemn atas, di usianya ke-31, tidak gentar dengan makin banyaknya pesaing. Tahun ini, mengusung strategi konsep fasyen berkelanjutan dan memperkuat kanal digitalnya.

Hingga kini, Shafira telah tersebar di 15 kota di Indonesia dengan 24 toko. Sejak awal memang kuat pengembangan bisnisnya melalui kanal offline store. Memahami, era disrupsi digital kini makin kuat, Shafira akan mulai serius memperkuat kanal digitalnya tahun ini.

Merek fasyen muslim yang dibangun oleh Feny Mustafa ini, bahkan telah mengembangkan second brand-nya yaitu Zoya yang kini sudah ada 170 toko di seluruh Indonesia. Menurut Feny, sejak awal Shafira secara konsisten membangun merek fasyen muslim dengan desain simpel dan elegan yang membidik segmen menengah atas.

“Saya mendirikan Shafira ketika pengguna hijab belum sebanyak sekarang, saya masih mahasiswa tingkat 3 waktu itu. Sekarang, setelah 31 tahun, merek-merek busana muslim makin banyak. Persaingan makin ketat, tapi kami yakin dengan deferensiasi, konsisten berkreasi, dan terus mengembangkan peluang, Shafira akan bisa terus bertumbuh,” katanya (11/01/2020).

Atalia Ridwan Kamil, Ketua Dekranasda Jabar (Dewan Kerajinan Nasional Daerah) yang hadir pada pada perayaan HUT ke-31 Shafira mengagumi kegigihan Feny dalam membangun bisnis, yang bisa bertahan melewati 3 dekade di tengah disrupsi digital. “Saya percaya itu semua selain kreativitas juga karena Bu Feny sangat ringan tangan, apa yang beliau terima, diserahkan sepadan ke yang membutuhkan dan berbagai aksi sosialnya,” katanya. Ia berharap Shafira bisa terus bertumbuh bisnisnya, karena dengan potensi yang sangat besar di fasyen muslim ini, Indonesia bisa menjadi corong dunia untuk fasyen muslim.

Menurut Feny, Shafira tak hanya hadir sebagai pelengkap busana saja. Lebih dari itu, dengan kiprahnya yang telah membawa fesyen muslim ke mata dunia, untuk itu merek ini ingin memberikan kontribusinya lebih luas lagi, yaitu bagi bumi serta alamnya. Dengan mewakili industri fesyen,

Inovasi produk terbaru Shafira bertajuk Tree of Life yang seluruh koleksinya menggunakan material berserat alam seperti organic silk dan Tencel yang berasal dari kayu bersertifikat khusus nan ramah lingkungan, sehingga memiliki sifat biodegradable atau dapat sepenuhnya kembali ke alam.

Deny Setiawan, CEO Shafira Corporatio, menambahkan, langkah ini merupakan refleksi eksistensi dan kontribusi Shafira untuk alam sekitarnya, “Tree of Life menyiratkan nafas yang baru dalam industri fesyen dengan mengusung palet warna bernuansa cream, tan, beige, hijau hingga biru yang terinspirasi dari komposisi warna tanah dan juga bumi sebagai representasi unsur alam. Polesan warna-warna cantik yang ditampilkan dalam motif yang indah dibuat melalui teknik organic printing untuk menyajikan sebuah suguhan koleksi busana pret-a-porter yang berasal dari material organik baik dari penggunaan bahan maupun pada proses produksinya,” terangnya.

Melalui kampanye terbarunya ini, Shafira pun secara maksimal mendukung gaya hidup yang sadar dan berkelanjutan pada proses operasional maupun non-operasionalnya. Shafira kini secara keseluruhan, baik dalam kegiatan transaksi maupun dalam kegiatan manajemen dan sistematika kerja, dari mulai proses pembuatan desain hingga komunikasi produk telah terintegrasi secara digital sehingga hampir 100% dikategorikan paperless. Pada operasional di seluruh tokonya, seluruh bukti transaksi pun kini dikirim secara digital melalui surat elektronik untuk mengurangi penggunaan kertas.

Feny menambahkan, Shafira ingin mengajak para pembeli setianya, bukan sekadar menjual baju (fashion), tapi juga ingin busana muslim yang dihadirkannya dicintai di seluruh dunia. Maka itu, lanjutnya, tahun ini temanya lebih ke lingkungan hidup. “Kami ingin pemakai busana muslim, bukan sekadar memakai baju sesuai syariat saja tetapi juga berkontribusi pada lingkungan hidup,” terangnya.

Deny mengatakan, potensi di bisnis fasyen muslim ini luar biasa besar. Walau demikian pengembangannya harus bertanggung jawab. Mengutip data dari The State Global Ismlamic, Deny menyebut konsumsi fasyen muslim dunia sekitar US$ 270 miliar dengan pertumbuhan per tahun 5%. Di Indonesia sendiri, nilai konsumsinya pada 2018 sekitar US$ 20 miliar dengan pertumbuhan jauh lebih tinggi dari dunia sekitar 16-18% per tahun. “Tidak heran ini mendorong munculnya merek-merek baru, baik level UMKM maupun level menengah. Global fashion pun mengeluarkan line khusus modest ware,” imbuhnya.

Karenanya, Shafira di tengah persaingan yang makin ketat, terus mengembangkan bisnis, namun tetap memperhatikan konsep bisnis yang berkelanjutan (sustainable) dengan menghadirkan tema koleksi Tree of Life itu.

“Tahun ini, selain menambah gerai Shafira sekitar 6-8 toko lagi, kami juga mulai mengembangkan konsep digital marketing tahun ini,” ujarnya. Menurutnya saat ini kontribusi penjualan online Shafira baru sekitar 1-3%, masih kecil, diharapkan dengan upaya yang makin fokus mengembangkan website Shafira ini kontribusinya akan meningkat. Sayang Deny tidak menyebut angkanya.

Deny meyakini, kreativitaslah yang mendorong pertumbuhan Shafira selama ini. Tahun ini dengan pengembangan konsep natural fabrication diharapkan dapat mendorong pertumbuhan penjualan Shafira sampai dobel digit. “Untuk tahap awal kami mengikuti per tema 3 bulan, untuk koleksi yang menggunakan konsep natural fabrication ini mungkin baru 10% dari total koleksi Shafira, jelang Idul Fitri akan naik 20-30%,” katanya.

Guna mendukung konsep fasyen yang mendukung kelestarian lingkungan ini, Shafira menggandeng Lenzing, perusahaan asal Austria yang memiliki produk serat organik yaitu Tencel. “Kami mengakui untuk menghadirkan produk ini biayanya mahal, jadi untuk koleksinya khusus untuk Shafira dulu, belum ke Zoya, second brand kami. Customer Shafira itu segmenya B+ hingga A, yang mementingkan bukan saja bagus tapi juga nyaman, natural fabrication product ini lebih nyaman” jelasnya.

Selaras dengan hal tersebut, Pemerintah Jawa Barat yang dipimpin Ridwan Kamil sebagai Gubernur mengapresiasie kampanye gaya hidup yang ramah lingkungan. Menurutnya, hal ini sangat bersinergi dengan program-program daerah, khususnya di Jawa Barat, yang kini tengah ia sosialisasikan kepada masyarakat.

Melalui langkah yang dimulai oleh brand Shafira, RK—sapaan akrab gubernur ini– berharap akan ada lebih banyak pihak yang bisa turut berkontribusi untuk menjaga lingkungan dan mulai beralih untuk menggunakan barang-barang yang berlangsung lebih lama (sustainable).

Bentuk dukungan program yang diusung Shafira ini ia wujudkan melalui peresmian kampanye Shafira Conscious & Sustainable Lifestyle dalam bentuk kolaborasi serta penandatanganan MOU untuk terus bersinergi demi masyarakat yang lebih bertanggungjawab terhadap lingkungan.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved