Technology

Dengan Tagline Dominate Market, Telkomsigma Incar Pendapatan Rp4 Triliun

Dengan Tagline Dominate Market, Telkomsigma Incar Pendapatan Rp4 Triliun

Jika tahun 2016 Telkomsigma memiliki tagline “ Monetizing Business”, maka tahun 2017 ini, anak perusahaan Telkom tersebut mengusung tagline “Dominate Market”. Itu artinya, tahun 2017 Telkomsigma siap mendominasi pasar dengan akuisisi sejumlah perusahaan terkait, penguatan core business, serta menjadi satu-satunya perusahaan software terbesar di Indonesia dengan 1.500 karyawan.

Untuk itu, Telkomsigma percaya diri meraih pendapatan Rp4 triliun hingga akhir tahun 2017. Jumlah itu naik 30% dari pencapaian revenue tahun 2016 sebesar Rp3,4 triliun. “Padahal, waktu itu target pendapatan tahun 2016 hanya Rp3,2 triliiun. Tahun lalu pertumbuhan bisnis kami capai 30%, sedangkan industrinya 15%,” ujar Judi Achmadi, CEO Telkomsigma di Jakarta, membandingkan kinerja perusahaan yang dipimpinnya dengan performa rata-rata industri terkait.

Kemajuan yang dicapai Telkomsigma ini seperti anomali yang terjadi di kancah bisnis. Maklum, tahun 2016 banyak dilalui perusahaan dengan performa bisnis yang stagnan, melandai atau rapor merah. Apa rahasianya? “Ada 4 domain yang dibidik Telkomsigma, yaitu dunia kesehatan, pendidikan, e-tourism, serta infrastruktur & transportasi,” tegas Judi.

Judi Achmadi, CEO Telkomsigma

Dijelaskannya, tahun 2016 Telkomsigma telah memanen kesuksesan, sehingga disebut tahun monetizing. Artinya kapabilitas yang sudah dibangun selama 4 tahun sebelumnya, di-monetizing di 2016. Setiap grup yang namanya working unit sudah menghasilkan revenue-revenue engine. Yang tadinya cost, dari mentrainingkan mereka, sekarang sudah menjadi revenue engine.

Hingga saat ini komposisi kontribusi pendapatan Telkomsigma masih tetap dari tahun ke tahun, yaitu sistem integrasi 50%, data center 30% dan managed service 20%. Polanya diperkirakan Judi masih akan tetap sama hingga pengujung tahun 2017.

Judi mengaku, Telkomsigma memiliki strategi khusus agar pelanggan mendapat manfaat maksimal dengan cara diarahkan ke bisnis model managed service. Pelanggan mendapat benefit, tapi tidak perlu langsung mengeluarkan uang yang besar untuk suatu project IT. Telkomsigma yang membiayai. Caranya, setelah mengeluarkan Capex, Telkomsigma deal dengan klien selama 5 tahun, maka Telkomsigma yang me-manage service IT klien. Jadi, pelanggan tinggal bayar bulanan.

Melalui metode ini, para CEO industri yang bukan bergerak di bidang IT, bisa membeli Capex di bisnis utama mereka. Strategi ini memang difokuskan di 2016. Oleh karenanya Judi menyebut monetizing di 2016. Berkat strategi ini Telkomsigma berhasil meningkatkan bisnis sampai 30%.

“Jadi tahun 2015 kami belajar, tahun 2016 kami mulai jalankan strategi itu, karena business model-nya makin mapan makanya kami berani mengeluarkan uang karena perhitungan kami semakin bagus. Dengan strategi ini penerimaan industri sangat bagus. Apalagi dalam kondisi ekonomi yang melemah seperti ini, sedangkan pengembalian investasinya baru lima tahun kemudian, paling bagus mereka memanage cash nya, untuk yang benar-benar menghasilkan uang. IT sebagai supporting bisnis, bisa dibayar dengan bulanan saja,” tambahnya.

Gencarnya pembangunan di industri transportasi oleh pemerintah dari segi infrastruktur, merupakan peluang Telkomsigma untuk dapat mendukungnya dengan infrastruktur IT dan aplikasi yang dirancang khusus untuk industri transportasi. Industri transportasi menjadi salah satu fokus Telkomsigma di tahun 2016, berbagai kerjasama yang telah terjalin untuk mendukung majunya teknologi transportasi. Misalnya saja Pelindo atas pengadaan infratruktur IT, Trans Jakarta dan KCJ Commuterline.

Berbagai inisiatif gratis dilakukan guna mendukung transformasi Telkom Group menjadiThe King of Digital. Salah satunya adalah dengan mengakuisisi Pointer sebagai channel untuk menjual Indonesia ke mancanegara.

Telkomsigma juga meluncurkan Indonesia Tourism Exchange atau ITX yang merupakan platform digital marketplace tourism yang mempertemukan penyedia produk wisata dan pemasar sehingga masing-masing pihak dapat mengelola inventori secara real time, berinteraksi dan memasarkan produk secara online

Di tol laut, Telkomsigma turut andil dalam pengembangan infrastruktur IT dan mendukung Kementerian Perhubungan.

Telkomsigma juga telah melakukan sinergi dengan perusahaan BUMN dalam mewujudkan Indonesia berbasis digital.

Adapun peran Telkomsigma dalam mendukung pengembangan infrastruktur digital di antaranya dengan mendukung pangsa pasar segmen UKM dengan menyediakan layanan solusi banking untuk Bank Perkreditan Rakyat (BPR) sejak tahun 2009. Selain itu, Telkomsigma memiliki BaliCamp sebagai software developer house dan difungsikan sebagai resort, yang dapat mewadahi startup untuk mengembangkan bisnisnya.

Tahun 2017, tantangan bisnis makin ketat, tapi Telkomsigma harus mempertahankan diri sebagai market leader. “Dalam upaya menghadapi tantangan tahun ini, dilakukan berbagai transformasi dan strategi, salah satunya dengan meningkatkan kerja sama Telkom Group melalui go to market Telkomsigma bersama Telkomsel. Ini merupakan strategi kami dalam menghadapi tantangan di tahun yang akan datang dengan langkah lebih agresif,” ujar Komisaris Utama Telkomsigma & Director of Sales Telkomsel, Mas’ud Khamid.

Telkomsigma yakin bahwa dengan pemikiran strategis yaitu pemikiran mega (komparatif), makro (kompetitif), dan mikro (kooperatif), tantangan-tantangan ditahun 2017 dapat dihadapi dengan terus membawa perusahaan ke arah bigger, broader dan better.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved