Technology Trends

Virtus Hadirkan Teknologi Isolasi Malware

Virtus Hadirkan Teknologi Isolasi Malware

Dengan semakin meningkatnya ketergantungan orang untuk mencari informasi melalui internet, risiko terjadinya cyber attack pun semakin tinggi. Menurut penelitian yang dilakukan Menlo Security hampir separuh atau 46% website di dunia masuk kategori situs berbahaya.

Guna melindungi perusahaan dari risiko tersebut, PT Virtus Technology Indonesia, penyedia solusi infrastruktur TI yang juga merupakan anak usaha CTI Group menawarkan solusi keamanan enterprise terbaru dengan teknologi isolasi terhadap malware hasil kerjasama dengan Menlo Security.

Presiden Direktur Virtus Technology Indonesia Erwin Kuncoro

Sebuah situs masuk dalam kategori berbahaya apabila situs tersebut, baik homepage maupun background sites menjalankan software yang rentan terhadap serangan, memiliki reputasi yang buruk, maupun mengalami insiden keamanan dalam setahun terakhir.

Adapun situs yang dinilai paling besar celah keamanannya adalah news & media, entertainment & arts, serta travel. Celah pada situs seperti email phishing dan malicious ads menjadi jalan masuk malware yang saat ini didominasi oleh ransomware dengan total 400 varian ditemukan sepanjang tahun 2016.

“Bisa dikatakan hampir semua cyber attack yang berhasil, bersumber dari public internet. Sayangnya, solusi security yang ada umumnya hanya memfilter website berdasarkan reputasi dan behavior sehingga akses hanya diberikan pada website dengan kategori baik dan menutup akses untuk kategori buruk. Pengkategorian ini belum tentu akurat dan hacker dapat menyusup ke endpoint untuk mencuri informasi atau mengelabui user melalui teknik phishing. Ini sangat mengkhawatirkan karena hampir separuh perusahaan di Indonesia mengalami insiden phishing,” ujar Presiden Direktur Virtus Erwin Kuncoro.

Tidak seperti metode security konvensional, solusi Menlo Security memiliki platform isolasi yang melakukan filter terhadap website, email dan dokumen dalam satu ruang isolasi disebut sandbox sebelum menuju ke perangkat user. Melalui teknik ini, kode atau skrip jahat akan disaring dan memungkinkan konten baik untuk masuk dengan normal. Sandbox berbasis cloud ini beserta isinya akan dihapus pada akhir setiap sesi web, sehingga pengguna tidak akan menerima skrip berbahaya pada komputer mereka. Pengguna juga tidak akan merasakan perbedaan interface setelah dan sebelum menggunakan solusi ini meski sebenarnya aktivitas browsing mereka telah diisolasi.

Erwin menambahkan solusi ini hemat biaya karena perusahaan tidak perlu melakukan pembaharuan dengan software tambahan. Selain itu, risiko masuknya malware ke end point dapat berkurang hingga 0% karena konten tidak pernah mencapai komputer pengguna di mana pengguna hanya mendapat proyeksi saja.

Pasar solusi keamanan dengan teknik isolasi akan menjadi perhatian enterprise sesuai riset Gartner yang mencatat sebanyak 20% enterprise di dunia pada tahun 2021 diprediksi akan mengadopsi solusi remote browser untuk mengisolasi kegiatan browsing via public internet dari sistem enterprise. Organisasi yang melakukan teknik isolasi tersebut diprediksi akan mengalami penurunan jumlah cyber attack yang menargetkan sistem perusahaan sebanyak 70 persen.

Editor : Eva Martha Rahayu


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved