Marketing Trends

UBM Kembali Gelar Pameran Bahan Baku Farmasi

UBM Kembali Gelar Pameran Bahan Baku Farmasi

PT UBM Pameran Niaga Indonesia kembali menggelar pameran Convention on Pharmaceutical Ingredients South East Asia atau CPhI SEA 2017 serta Health Ingredients South East Asia (Hi SEA) 2017. Pameran tersebut akan diselenggarakan selama tiga hari berturut-turut dari 22 hingga 24 Maret 2017 di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat.

Brand Director Pharma UBM EMEA, Rutger Oudejans, mengatakan, pameran tesebut merupakan pameran niaga bahan baku farmasi. Tujuannya untuk membuka peluang bagi profesional industri farmasi, nutrisi dan kesehatan untuk saling bertukar informasi, pengalaman, ide dan memperkuat jaringan bisnis. Hal ini juga bagian dari upaya untuk mendorong pertumbuhan industri farmasi.

“Adapaun program yang akan dilakukan dalam event CPhI SEA 2017 adalah konferensi utama, investment forum, packaging forum. Selain itu kami juga memfasilitasi pertemuan bisnis di antara profesional industri melalui program Business Matching online yang mudah dan efisien,” jelasnya.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi industri manufaktur besar dan sedang pada tahun 2106 naik 4% dibandingkan tahun sebelumnya. Selain itu, Indonesia juga masuk dalam 10 besar pasar global untuk kesehatan dan kebugaran.

Industri farmasi nasional (produk obat kimia dan tradisional) mampu menjadi penyumbang kenaikan terbesar dalam mendorong kenaikan produksi manufaktur tersebut, yaitu dengan mencatatkan kenaikan produksi sebesar 8,01%. Namun, meski pertumbuhan pasar farmasi Indonesia terus meningkat, dalam area bahan baku dan produksi, Indonesia masih sangat bergantung dengan impor.

Direktur Jenderal, Direktorat Jendral Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Republik, Dra. Maura Linda Sitanggang, Apt, Phd mengungkapkan bahwa Indonesia masih melakukan impor bahan baku mencapai angka 90% yang sebagian sebagian besar dari Cina sebanyak 60%, India 25% sisanya dari beberapa negara lainnya.

“Pemerintah sudah mempunyai roadmap percepatan pembangunan industri farmasi dan alat kesehatan. Pemerintah sudah menyusun rencana aksi yang dijabarkan di Permenkes no 17/2017,” ujarnya saat ditemui usai pembukaan pameran Convention on Pharmaceutical Ingredients South East Asia atau CPhI SEA 2017.

Ia juga menjelaskan bahwa industri farmasi memiliki empat pilar yaitu bahan baku kimia, bahan baku natural (herbal), yang ketiga biologik dan yang ke-empat vaksin dan setiap pilar memiliki strategi masing-masing. “”Kita mengumpulkan secara bottom up dari industriawan dan investor, skenario setiap lima tahun , kita bisa membuat apa saja dari tahun 2016 – 2020, lalu 2020 – 2025- 2030,” jelasnya.

Editor: Eva Martha Rahayu


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved