Bank Andara kini resmi tercatat sebagai part in business VMware –penyedia aplikasi virtualisasi cloud: vSphere, khususnya untuk tiga server blade yang terhubung di sistem storage berjaringan yang dipasang sistem ini. “Kami memilih bermitra dengan VMware karena kematangan produk yang ditawarkan. Kami juga sempat berbicara dengan pelanggan VMware lainnya di Indonesia, dan sangat terkesan dengan hasil yang mereka sudah capai,” kata Ferdinandus Rudijanto, Head of IT Bank Andara.

Melalui 20 mesin virtual pada tiap host fisik yang semula memggunakan 4 rak fisik menjadi 2 rak saja, sehingga bank ini ndara berhasil memangkas biaya investasi hingga Rp 20 juta. Selain itu, biaya listrik dan pendingin juga dapat dikurangi hingga 75% dari yang sebelumnya saat bank masih mengoperasikan infrastruktur datacenter fisik.

“Pengelolaan terhadap infrastruktur virtual kami telah memberikan nilai dan tingkat efisiensi yang besar bagi operasional kami. Tim TI kami yang lebih ramping dapat menggerakkan mesin virtual dari satu unit server fisik ke server lainnya tanpa mengalami downtime. Kami juga dapat merespon tuntutan bisnis untuk tambahan sumber daya lebih cepat melalui provisi mesin virtual dalam waktu kurang dari setengah jam saja. Proses ini sebelumnya memakan waktu hingga dua bulan,” ujar Rudijanto.

Ke depan, Bank Andara berencana untuk memindahkan infrastruktur datacenter in-house-nya ke dua fasilitas co-location yang dijalankan oleh pihak ketiga. Datacenter ini akan menggunakan VMware vCenter Site Recovery Manager™ untuk mengotomasi failover maupun failback yang ditimbulkan oleh mesin virtual. Mesin virtual yang dimaksud adalah suatu mesin yang digunakan untuk menjalankan core banking system dan aplikasi pembayaran. Dengan demikian, tingkat risiko yang berkaitan dengan nasabah dapat dikurangi. Selain itu, bank juga dapat memenuhi persyaratan Bank Indonesia untuk memastikan keberlanjutan dari bisnis perusahaan.