Technology

Data Analytics sebagai Kunci Pemasaran Sektor Ritel

Data Analytics sebagai Kunci Pemasaran Sektor Ritel

Berdasarkan data yang dirilis oleh konsultasi manajemen global A.T. Kearney, Indonesia berada di peringkat ke-12 dalam Indeks Pembangunan Ritel Global (Global Retail Development Index/GRDI) 2015. Ini adalah tingkat pertumbuhan ritel tertinggi yang pernah dicapai Indonesia dalam indeks tersebut sejak 2001.

Total penjualan pasar ritel di Indonesia pun telah tumbuh 14,5%, khususnya pada segmen menengah. Angka tersebut diproyeksi akan terus bertumbuh, seiring dengan semakin meningkatnya penggunaan internet serta berbagai aktivitas kampanye oleh para pelaku industri e-commerce seperti Hari Belanja Online Nasional (HarBolNas) yang akan diselenggarakan pada tanggal 12 Desember 2015, di mana kurang lebih 130 perusahaan e-commerce turut berpartisipasi.

SAS

Namun, terlepas dari potensi pasar yang tinggi, Daniel Tumiwa, Ketua Umum Indonesia E-Commerce Association (IdEA), belum lama ini menyatakan bahwa hingga saat ini performa laporan keuangan dari industri e-commerce masih belum memuaskan. Padahal, data membuktikan bahwa secara umum jumlah pelanggan bertambah dan nilai transaksi juga meningkat.

Salah satu faktor yang menyebabkan performa keuangan industri e-commerce masih belum memuaskan adalah aktivitas pemasaran yang menyerap biaya relatif tinggi, mengingat upaya pemasaran yang ekspansif memiliki peran penting dalam memenangkan pelanggan dan meningkatkan volume penjualan. Meskipun demikian, terdapat sebuah alternatif solusi untuk meningkatkan efisiensi pemasaran dengan memahami perilaku konsumen lebih baik, sehingga pelaku bisnis ritel dapat mengeksekusi program pemasaran yang lebih tepat sasaran.

“Upaya pemasaran merupakan elemen vital dalam menggerakkan bisnis yang customers-centered, termasuk pada sektor ritel. Untuk memenangkan pelanggan baru sekaligus mempertahankan loyalitas pelanggan yang sudah ada, pelaku bisnis dapat memanfaatkan data pelanggan yang dimiliki. Pada tahap inilah, analitik dapat membantu perusahaan menjadikan data pelanggan sebagai sumber daya bisnis dan mengolahnya menjadi wawasan yang dapat digunakan untuk merancang aktivitas pemasaran yang lebih efisien,” kata Peter Sugiapranata, Sales Director SAS Indonesia.

Dalam memacu peningkatan profit dan loyalitas pelanggan, analitik membantu perusahaan meraih efisiensi pemasaran melalui fitur-fitur komprehensif yang menghasilkan manfaat seperti otomatisasi pemasaran yang lebih baik, kapabilitas untuk mengolah interaksi pelanggan menjadi wawasan (insight), proses data quality dalam analitik menjamin bahwa data pelanggan yang dimiliki valid sehingga dapat digunakan untuk menyusun strategi pemasaran yang lebih baik.

Selain itu, melalui data analitik, perusahaan dapat menyusun proses marketing campaign yang disesuaikan berdasarkan keperluan bisnis maupun dikarenakan isu industri tertentu. Setelah dikembangkan, proses tersebut dapat disimpan dan diterapkan ulang apabila dibutuhkan kembali.

Sebagai contoh, Lotte.com salah satu situs e-commerce di Korea yang memiliki 13 juta pelanggan, menggunakan SAS for Customer Experience Analytics dalam mengembangkan analisis web traffic terintegrasi untuk mengetahui demografi pelanggan, navigasi mereka saat mengunjungi Lotte.com, pola pembelian yang terjadi, serta halaman apa saja yang dikunjungi oleh pelanggan. Sebagai hasilnya, Lotte.com telah meraup peningkatan penjualan satu tahun pertama hingga US$ 10 juta atau sekitar Rp 140 miliar. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved