Technology

OopenSky Mobile Data Academy Ditargetkan Capai 100 Ribu Siswa

OopenSky Mobile Data Academy Ditargetkan Capai 100 Ribu Siswa

OopenSky.net menawarkan kesempatan belajar membuat aplikasi mobile melalui programnya “OopenSky Mobile Data Academy” yang baru diluncurkan pada Rabu (26/6) di Jakarta. “Targetnya dalam 3 tahun mendatang bisa meraih 100 ribu siswa,” kata Darso Sayat, Chief Operating Officer OopenSky.net.

Darso Sayat, Chief Operating Officer OopenSky.net, memberikan penjelasan mengenai OopenSky Mobile Data Academy pada Rabu (26/6) di Jakarta.

OopenSky Mobile Data Academy ini merupakan layanan pelatihan pendidikan (semacam kursus) untuk membuat aplikasi mobile. Darso mengatakan di era dijital yang ditandai dengan majunya teknologi, maka penguasaan terhadap teknologi merupakan suatu keharusan untuk bisa bersaing. Berdasarkan kebutuhan dan peluang ini, OopenSky, lanjut Darso, menawarkan pendekatan OopenSky yang memungkinkan siapa saja dapat menguasai teknologi baru dengan cepat.

Dijelaskan Darso, pendekatan metode ajar OopenSky dapat dikatakan sebagai terobosan baru dalam mempelajari teknologi karena menggunakan pola e-learning. OopenSky sendiri mengakui menyasar segmen peserta didik siswa sekolah menengah atas dan mahasiswa. “Pada seusia itu, mereka ada yang bekerja dan menjalani pendidikan perguruan tinggi. Untuk bisa bersaing di dunia kerja, maka kemampuan bisa membuat aplikasi mobile merupakan suatu value added bagi mereka,” terang Darso.

Darso juga menjelaskan bahwa peserta didik akan belajar mengenai teknologi secara mandiri dan online pada waktu yang ditentukan sendiri oleh peserta. Selain itu peserta juga dapat belajar secara offline di lokasi kampus OopenSky yang saat ini baru hanya ada di Dago Atas, Bandung. Jangka waktu kelulusan pun, lanjut Darso, ditentukan sendiri oleh peserta dengan maksimal lama waktu pendidikan yaitu 3 bulan. “Maksimum siswa kami targetkan bisa membuat 6 jenis aplikasi mobile dalam waktu belajar selama 3 bulan. Kemampuan aplikasi itu bisa digunakan di tempat kerjanya atau bisnis,” kata Darso.

Mengenai kekhususan OopenSky, Darso menjelaskan bahwa user atau peserta didik difasilitasi untuk segera bisa memakai teknologi baru dengan cara menyiapkan semua peralatan yang diperlukan termasuk cloud serve, system tool, application development tool, dan program aplikasi. Selain itu, user diberikan pemahaman tentang permasalahn yang terjadi di masyarakat dan bisa diselesaikan dengan teknologi yang dipilih.

Saat ini terdapat 12 jenis aplikasi mobile di OopenSky Mobile Data Academy (www.oopensky.net), yaitu basic mobile data, secured online files, visualisasi data info (infografis), business application (terdapat beberapa pilihan), project management, project management with GIS, mobile GIS, personal track, news porter (mobile news), mobile game for kids, mobile game for refreshing, magic mobile game. Darso mengatakan bahwa backbone platform yang digunakan OopenSky sekitar 80% menggunakan HTML 5 sehingga responsif terhadap berbagai sistem operasi dan ukuran layar.

Pada awal peluncuran OopenSky Mobile Data Academy ini, kata Darso, biaya pendidikan masih digratiskan bagi peserta didik yang mengambil pendidikan di bawah 6 aplikasi. “Terdapat biaya sekitar Rp 3 juta bagi mereka yang mengambil pendidikan minimal untuk 6 aplikasi,” ungkap Darso.

Sarana menjaring dan memenuhi kebutuhan SDM TI

Sebagai informasi, OopenSky sendiri tergabung dalam Grup Sisfo Indonesia. Sisfo Indonesia sendiri merupakan perusahaan yang bergerak di bidang teknologi informasi (TI) yang fokus pada sektor perkapalan, migas, dan satelit sejak 2002. OopenSky merupakan salah satu anak perusahaan yang bergerak di bidang pendidikan TI, khususnya aplikasi mobile. Beberapa perusahaan lainnya yang tergabung dalam Sisfo Indonesia, yaitu Rekayasa Otomasi Indonesia (ROI), Inmarsat, Asia Intisemesta, Kapal Digital Samudera.

Diakui Darso, dibentuknya OopenSky ini dilatarbelakangi oleh sulitnya mendapatkan sumber daya manusia (SDM) yang update di bidang TI. “Secara umum kami (Sisfo Indonesia) memiliki kumpulan SDM di bidang TI. Kami memiliki banyak server karena kami menangani perkapalan. Kapasitasnya ada. Kami juga memiliki kesulitan untuk mncari SDM yang update. Kami pikir bukan hanya kami yang merasakan ini. Maka kami prediksi akan banyak kebutuhan menguasai teknologi baru. Di backbone, kami memiliki server-server dan orang-orang TI yang kami beri pekerjaan untuk buat aplikasi baru,” papar Darso.

Namun Darso tidak dapat memberi angka pasti mengenai seberapa besar jumlah SDM yang nantinya dapat berkontribusi ke internal Sisfo Indonesia. “Kami belum menetapkan berapa persen yang bisa berkontribusi ke internal Sisfo. Sampai Agustus kami akan evalusasi secara keseluruhan mengenai percepatan program ini,” ungkap Darso. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved