Technology

Waspadai Ancaman Baru Kejahatan Siber di Dunia Usaha

Waspadai Ancaman Baru Kejahatan Siber di Dunia Usaha

Di kuartal II tahun 2015, Trend Micro sebagai perusahaan perangkat lunak keamanan, merilis laporan yang mengungkap adanya bentuk ancaman keamanan baru yang membidik sektor publik seperti rumah sakit, penerbangan, perbankan, pajak, telekomunikasi dan juga lembaga pemerintah.

“Kami melihat adanya pergeseran peta ancaman keamanan seiring semakin canggihnya dan kreatifnya para penjahat siber dalam memanfaatkan taktik serangan lama untuk mendukung aksi kejahatan siber mereka hingga lebih dahsyat lagi,” ungkap Andreas Kagawa, Country Manager Trend Micro Indonesia.

andreas kagawa - trendmicro

Menurutnya, para hacker alias peretas menempuh berbagai pendekatan yang lebih strategis dan sangat pilih-pilih dalam aksinya dengan tujuan supaya aksi infeksi serangan yang mereka lancarkan kian efektiv. “Serangannya pun kini hampir di semua sektor dan skala usaha mulai dari skala UKM hingga perusahaan raksasa,” lanjutnya. Andreas mencontohkan data yang dirilis Trend Micro Incorporated, di dunia, salah satu Malware yakni Cryptowall lebih banyak menyerang UKM (66 %), kemudian perusahaan (16 %) dan ketiga dalah konsumen (11 %).

Oleh karena itu, saat ini sangat penting bagi perusahaan dan pebisnis untuk memberikan perhatian bagi sistem keamanan, mulai dari SDM, teknologi hingga alokasi dana khusus untuk menjaga sistem keamanan teknologi informasi dalam organisasinya. Selain pihak lembaga swasta, lembaga pemerintah pun kini mulai menyadari betapa serius dampak yang ditimbulkan oleh kejahatan siber menyusul terjadinya aksi pembobolan data secara besar-besaran yang melanda kantor Internal Revenue Services (IRS) Amerika Serikat di bulan Mei 2015 dan Office of Personnel Management (OPM) Amerika Serikat pada Juni 2015.

Di Indonesia sendiri, Trend Micro telah memblokir hampir 4,6 juta upaya akses pengguna di Indonesia ke situs-situs berbahaya selama kuartal kedua tahun 2015. jumlah tersebut menurun bila dibandingkan dengan yang tercatat di kuartal sebelumnya, yakni sebanyak 5,1 juta klik. Trend Micro juga memblokir 23,5 juta email yang ditengarai bermuatan spam dan memblokirnya sebelum sampai di inbox pengguna di wilayah Indonesia. Angka ini meningkat dari kuartal sebelumnya dengan 18,5 juta spam yang berhasil diblok di wilayah yang sama. Selain itu juga ada 700 ribu file berbahaya pun sudah diblokir atau 0,6 % dari total malware yang menghampiri seluruh kawasan Asia Pasifik.

Menurut Andreas, di Indonesia, virus Sality masih mendominasi jajaran top Malware atau sekitar 19 % dari seluruh Malware yang menginfeksi selama kuartal kedua tahun 2015. Disusul kemudian Gamarue, Virux, dan RAMNIT yang jumlahnya tercatat masih signifikan.

Saat ini di Indonesia, sudah umum perusahaan dan pebisnis menyimpan data menggunakan komputasi awan, ternyata teknologi ini pun punya celah untuk diserang peretas. Oleh karena itu Andreas menyarankan ada tiga hal yang wajib dijalankan oleh perusahaan dan pebisnis yang menggunakan komputasi awan untuk menyimpan data, “Komputasi awan ibarat rumah yang dibangun dengan tembok baja dan dilengkapi pintu yang kuncinya sangat canggih tetapi kalau pemiliknya tidak disiplin misalnya menaruh kunci sembarangan atau teledor tidak menutup pintu maka maling akan mudah untuk masuk,” jelasnya. Hal kedua adalah pemilik komputasi awan wajib mengganti pasword minimal 6 bulan sekali untuk menghindari kejahatan. Ketiga pemilik komputasi awan harus disiplin mengikuti semua syarat dan ketentuan dalam komputasi awan miliknya. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved