Editor's Choice

Aryanto Mangundihardjo, Dari Sopir Jadi Pengusaha Rental Mobil Mewah

Aryanto Mangundihardjo, Dari Sopir Jadi Pengusaha Rental Mobil Mewah

Jangan pernah takut bermimpi. Nasihat ini betul-betul dijalankan Aryanto Mangundihardjo (36 tahun), tentu ditambah tekad untuk mewujudkannya. Hasilnya memang luar biasa: dari cuma sopir taksi kini ia seorang pengusaha rental mobil mewah. “Semua orang boleh bermimpi. Saya pun punya mimpi. Asalkan ada kemauan untuk mewujudkan mimpi itu,” ucap Arya memberi semangat.

Dengan bendera Jakarta Limousine (JL), Arya menyewakan sejumlah mobil premium, seperti Rolls-Royce Phantom, Ferrari Spider Seraph, Bentley Flying Spoor, Hummer 2 Limousine, dsb. “Saya hanya membuka usaha yang tidak atau belum dijamah orang lain. Di sini saya melihat begitu banyak ekspat yang membutuhkan mobil mewah untuk memuaskan rekan bisnisnya atau menaikkan citra perusahaan,” tutur Arya.

Menurutnya, bisnis rental mobil mewah sangat menjanjikan. Sebab, di satu sisi permintaan tinggi, sedangkan di sisi lain hampir tak ada yang terjun ke bisnis ini. Naluri bisnisnya yang tajam cepat mencium peluang bisnis yang menjanjikan.

Ceritanya bermula ketika Arya mulai mengembangkan bisnis rental mobil tahun 2005, dengan nama Jakarta Bahana (JB). Bisnis rental mobilnya itu dibangun dengan modal hanya Rp 3 juta, yang digunakan untuk sewa tempat. Modal itu pun merupakan sisa dari bisnisnya menjadi trader CPO yang gagal. Bagaimana armadanya? Ia rupanya tinggal menggandeng beberapa rekannya yang memiliki mobil untuk dikaryakan. Hanya dengan memasang iklan baris di halaman Pos Kota, perlahan bisnis rentalnya makin diminati.

Tahun 2006, Arya mengganti nama JB menjadi JL. Pergantian nama ini terinspirasi ketika dirinya mengantarkan pebisnis dari Rusia yang kesulitan mendapatkan mobil mewah untuk beraktivitas di Jakarta. Melihat ada peluang, ia langsung mengganti konsep bisnisnya menjadi rental mobil mewah.

Walau mengaku tak mempunyai strategi khusus membangun JL, bisnis rentalnya berkembang cukup pesat. Ia mengklaim setiap tahun pertumbuhannya 12%-18%. Hampir 90% pelanggannya kalangan korporat, seperti dari industri tambang dan kelapa sawit. Lainnya adalah pelanggan individu untuk keperluan pernikahan dan pemotretan. Tahun lalu, layanan JL pernah dipakai untuk mengantar beberapa tamu negara di acara ASEAN Summit dan SEA Games.

“Saya tak pernah menggunakan strategi khusus untuk memperkenalkan nama JL. Semuanya terbangun dari mulut ke mulut dan dari kepercayaan. Itu saja yang kami jaga sampai sekarang,” ujar bapak tiga anak ini.

Saat ini, armada Arya terdiri dari 26 unit mobil mewah berbagai merek. Ia mempekerjakan 35 pengemudi berpengalaman, plus tiga pegawai di Divisi Promosi dan Pemasaran. Dalam sebulan, Arya mengaku satu unit armadanya beroperasi rata-rata 16 kali. Menjelang Idul Fitri dan Natal, permintaan biasanya melonjak 100%. Awal tahun ini, JL terpilih sebagai mitra Bank BRI untuk mengantarkan nasabah BRI Prioritas yang ingin berkunjung ke Jakarta.

Untuk bisa menikmati mobil-mobil mewah tersebut, Arya mematok tarif bervariasi. Misalnya, dengan paket per 12 jam, JL menawarkan sewa Rolls-Royce Phantom seharga Rp 40 juta, Rolls-Royce Silver Seraph Rp 35 juta, Ferrari Spider Rp 30 juta, Bentley Flying Spoor Rp 32 juta, dan Hummer 2 Limousine Rp 37,5 juta. Selain itu, disediakan pula paket satu hari penuh (full day) dan menginap. Tarif tersebut, diakui Aryo, masih bisa dinego. Dari harga tersebut, Arya mengaku bisa memperoleh margin 3%-5%. Akumulasi sisa keuntungan akan diinvestasikan untuk penambahan armada.

Arya mengklaim, jasa rental mobil mewahnya memiliki keunggulan, terutama dari sisi pelayanan. Misalnya, 98% pengemudi yang bekerja dengannya mahir berbahasa Inggris. Selain itu, para sopir JL dipilih dari mantan sopir perusahaan jasa sekuriti yang lulus kualifikasi di bidangnya. Para sopir ini sudah terlatih. Contohnya, mengetahui bagaimana bertindak cepat ketika menghadapi bahaya, semisal ada tawuran di jalan atau mobil diserang orang. “Si pengemudi bukan hanya sebagai pengantar, tetapi juga pelayan dan pemberi rasa aman bagi penumpangnya,” Arya menegaskan.

Untuk memperkuat keamanan dan kenyamanannya, JL melengkapi tiap unit mobil armadanya dengan fasilitas tambahan, seperti fasilitas kedap suara, kulkas berikut minuman dan makanan ringan, serta buku dan surat kabar.

Selain kalangan the haves dan ekpat, jasa rental mobil mewah JL juga dinikmati para artis dunia yang pernah manggung di Indonesia, seperti Linkin Park, Beyonce Knowles, Katy Perry dan Justin Bieber.

Menurut Budi Hermawan, staf PT Yala Persada Angkasa (YPA), perusahaannya ini telah menjadi pelanggan loyal JL sejak 2008. “Nama JL sudah terkenal di kalangan korporat yang membutuhkan layanan mobil mewah. Klien dan tamu perusahaan kami dari Singapura dan Hong Kong sangat puas dengan layanannya,” ungkap Budi.

Disebutkan Budi, dalam sebulan YPA memesan 3-4 kali. Biasanya yang disewa mobil jenis Alphard dan Mercy selama 12 jam dan satu hari penuh. “JL memiliki armada dari berbagai merek mobil mewah. Harganya sangat masuk akal. Itu sebanding dengan layanan yang diberikan,” Budi mengakui.

Toh, keberhasilan suami Margaretta Rozetta ini dalam menjalankan bisnis, tidak datang begitu saja. Asam garam bisnis dirasakannya. Ketika SMA, anak kedua dari empat bersaudara ini pernah membuka agen koran. Semakin dewasa, keinginannya untuk menjajal pekerjaan di bidang lain semakin besar. Tahun 1995, Arya memilih berprofesi sebagai sopir taksi Blue Bird, yang sempat dilakoninya di Jakarta dan Bali. “Selama 7 tahun bekerja sebagai sopir, insting bisnis saya semakin terasah. Saya melihat bisnis rental mobil cukup prospektif dan bisa jadi penopang hidup saya kelak,” ungkap Arya.

Bagaimana ke depan? Arya berencana pada 2013 sudah bisa mewaralabakan JL. Ia meyakini akan bisa sukses di Indonesia Timur.

“Mengurus bisnis ini tak perlu pendidikan tinggi, tapi kejelian melihat peluang, kemampuan membuat jaringan, dan komitmen menjaga kepercayaan,” katanya memberi catatan.

A.Mohammad B.S. & Ario Fajar

Riset: Dinda Khalil


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved