Youngster Inc. StartUp

Bisnis Sepatu Amazara Besutan Uma Hapsari

Bisnis Sepatu Amazara Besutan Uma Hapsari

Dua tahun sudah Uma Hapsari berkecimpung di bisnis sepatu dengan merek Amazara. Wanita kelahiran 10 Januari 1991 ini mengaku berhasil meraup omset sekitar Rp 100 juta sebulan. “Beberapa bulan terakhir kami menjual sepatu lebih dari 1.000 pasang per bulan,” ujar ibu seorang anak ini.

Uma Hapsari

Uma memang bercita-cita Amazara menjadi salah satu merek sepatu yang stylist dengan harga terjangkau. Dengan begitu, konsumen dapat memiliki banyak alternatif untuk bergonta-ganti sepatu tiap hari tanpa perlu merogoh kantong dalam-dalam. “Di Amazara, sepatu keren itu tidak harus mahal,” ujarnya tandas.

Ada berbagai jenis sepatu yang ditawarkan Amazara saat ini. Total ada 50 varian sepatu, terdiri dari flat shoes, sneakers, loafers, sandal jepit dan womenslip-on. Uma menyebutkan, pengembangan produk merupakan senjata utama Amazara mempertahankan keberlanjutan bisnisnya. Contohnya, ia berencana meluncurkan produk women high heels, couple shoes, men’s sneakers dan sepatu anak pada Februari ini. “Kami selalu mencoba mendiversifikasi produk,” ujarnya.

Saat ini Amazara punya delapan pegawai dan beberapa pengrajin yang memang khusus mengerjakan produk Amazara. Sayangnya, sampai saat ini ia belum berencana membuat bengkel kerja sendiri lantaran biaya operasional yang tidak kecil. “Risikonya tidak bisa dipandang sebelah mata,” katanya.

Meskipun saat ini toko online ramai-ramai menggunakan jasa endorser untuk meningkatkan penjualan, Uma mengaku tidak tertarik menggunakan strategi itu. Pernah sekali ia mencoba menggunakan jasa endorser, tetapi tingkat pengembaliannya di bawah ekspektasi. Ia lebih merasa diuntungkan dengan strategi beriklan di Facebook dan Instagram, atau berkolaborasi antarsesama-startup untuk menggaet pelanggan. Baginya, media promosi paling baik adalah strategi dari mulut ke mulut. Ia bahkan memberikan nama panggilan tersendiri bagi pelanggannya, yakni AmazaraSquad. “Kami ingin lebih fokus menjaga para pelanggan loyal kami happy,” katanya lagi.

Ke depan, berbagai rencana telah disiapkan Uma untuk Amazara. Di antaranya, mulai meningkatkan model pembelian dalam jumlah partai besar dari perusahaan-perusahaan atau B2B. Ia juga ingin memperkuat kerja sama konsinyasi dengan para pemain e-commerce dan mempersiapkan program Local Genius yang digagas oleh Blibli.com. Amazara, menurutnya, juga sedang belajar mengadopsi tools yang dapat menunjang produktivitas, di mana percakapan petugas customer service dengan pelanggan bisa terukur convert rate-nya.

Selain sepatu, pihaknya juga menjual produk-produk fashion lainnya. Misalnya, untuk produk clothing ia punya merek Amazara Clothing dan untuk pakaian muslim ia punya Amazara Moslem Wear. Penjualan produk-produk ini dilakukan dengan pola konsinyasi di kanal-kanal pemain e-commerce besar (bukan di web store sendiri). “Brand Amazara dirintis pada November 2015, tetapi kami baru mulai benar-benar online pada Februari 2016,” Uma menjelaskan.

Pengamat pemasaran Yuswohady menyarankan agar Amazara memperkuat unsur brand story dalam strategi pemasarannya untuk bisa menampilkan karakter khasnya. Alasannya, menurut Yuswo, jika berbicara produk fashion, sang pebisnis harus punya konsep produk yang kuat agar menimbulkan word of mouth. “Karena, hal-hal itulah yang memungkinkan upaya promosi dengan bujet terbatas,” ia menandaskan. (*)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved