Youngster Inc Youngster Inc. StartUp

Menteri Rudiantara Bicara Soal Solusi Pendanaan Startup

Menteri Rudiantara Bicara Soal Solusi Pendanaan Startup

Dana selalu menjadi masalah utama untuk perusahaan rintisan (startup) di Indonesia. Mereka yang baru memulai bisnis kerapkali kesulitan modal untuk mengembangkan usahanya. Pemerintah memiliki solusi jitu untuk mengatasinya. Mekanisme pendanaan harus tepat sasaran dan tidak merugikan negara.

“Langkah yang dipilih adalah kerjasama dengan para pelaku yang biasa menangani pendanaan untuk startup, dalam hal ini Kibar. Bisa juga kolaborasi dengan BUMN yang punya modal ventura,” kata Rudiantara, Menteri Komunikasi dan Informasi RI.

Dia mengharapkan, startup yang potensial dan memiliki masa depan bagus sebaiknya tidak segera dijual kepada investor asing. Hal ini penting untuk turut mengawal perkembangan e-commerce agar bisa memberi kontribusi besar terhadap perkembangan ekonomi digital di Tanah Air. Bahkan, Pemerintah siap mengakuisisi startup yang memiliki aplikasi bagus seperti di sektor kesehatan.

“Kami sedang melihat opsi yang ada. Untuk yang punya potensi besar di masa depan, sebaiknya dimiliki pemerintah atau swasta Indonesia. Tapi, saya belum bisa jelaskan saat ini untuk aplikasi yang menunjang peran pemerintah,” ujar dia.

Selain modal, lanjut dia, setidaknya ada beberapa tantangan lain yang dihadapi saat membangun industri e-commerce di Indonesia, seperti, sumber daya manusia yang berkualitas, penyederhanaan pajak, perlindungan konsumen, keamanan siber, logistik, serta infrastruktur komunikasi. Indonesia masih kekurangan talent di bidang programmer, coder, dan lainnya. Sehingga, mau tidak mau harus melirik talent dari negara lain.

“Dari sekian banyak startup, yang menjadi pemain besar baru sekitar 4%. Infrastruktur komunikasi juga penting. Transaksi harus bisa dilakukan di mana saja tanpa harus berada di dalam kantor. Edukasi customer juga penting.Terakhir adalah logistik. Ini adalah bagian dari ekosistem digital,” ujar dia.

Ia berharap PT Pos Indonesia dengan jaringan 3.000 outletnya di seluruh Indonesia bisa berubah menjadi platform logistik yang menunjang e-commerce. Perusahaan pelat merah itu berpeluang memiliki kargo sendiri dengan memanfaatkan tol laut dan lalu-lintas udara. Sejauh ini, peran PT Pos belum bisa dimanfaatkan secara maksimal untuk mendukung industri e-commerce.

“Saya sudah komunikasikan dengan para pemain e-commerce yang mempunya divisi logistik. Mereka bilang jika PT Pos punya jaringan yang lebih luas dan dimanfaatkan dengan maksimal, ngapain juga saya bikin logistik sendiri. Karena logikanya skalanya lebih luas. (Reportase: Syukron Ali)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved