Editor's Choice Youngster Inc. Entrepreneur

Raden Nanda Menyulap Tanaman Herbal Jadi Souvenir Pernikahan

Raden Nanda Menyulap Tanaman Herbal Jadi Souvenir Pernikahan

Anak muda berbisnis di bidang pertanian memang semakin langka saat ini, Raden Nanda Teguh Perkasa adalah salah satu anak muda yang langka itu. Pria lulusan Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran tahun 2014 itu mengembangkan konsep unik untuk menjual produk pertanian tanaman hias dan herbal. Nanda, demikian sapaannya membuat taman gantung mini dan produk souvenir berupa tanaman herbal dan hias.

IMG20150320111312

Suatu saat jika Anda mendapatkan souvenir pernikahan berupa tanaman hias atau herbal yang dikemas cantik bisa jadi itu adalah produk Nanda. Bagaimana dan apa saja yang dilakukan Nanda dalam membangun bisnisnya? Berikut wawancara reporter Arie Liliyah dari SWA Online dengan Raden Nanda TP, yang ditemui saat mengikuti pameran tahunan Agrinex ke -9 di Jakarta.

Bagaimana awalnya sehingga tercetus ide membuat bisnis ini?

Awalnya produk saya itu mini vertikal garden. Waktu itu ada yang minta dibikinkan vertikal garden tapi yang versi mininya, karena menurut dia kalau pakai jasa vertikal garden agak mahal dan sulit karena jasa vertikal garden itu melayani yang skala besar seperti di kantoran.

Untuk yang di little gardenia ini kami buatkan vertikal garden dalam bentuk rak kayu 4 susun, ini kayunya jati, dengan lubang-lubang untuk diisi pot, dalam satu rak itu terdiri dari 4 lubang. Jenis tanamannya ada dua yakni herbal dan tanaman hias. Jadi konsumen boleh milih sendiri jenis tanaman yang dia suka untuk dimasukan dalam paket yang dia beli. Kami punya 13 jenis herbal, seperti coriander, parsley, mint, stevia dan oregano.

Apa yang beda yang ditawarkan produk Anda ini?

Kalau untuk mini vertikal garden, biasanya permintaannya itu berdasarkan kegemarannya si konsumen, misalnya ada yang lebih suka herbal untuk olahan makanan daging karena dia suka masak daging-dagingan, maka kami rekomendasikan dalam paketnya dia ambil rosemary, oregano atau coriander. Beda lagi kalau orang yang suka dengan minuman herbal maka dia bisa pilih ppermint atau stevia, lemonbalm.

Jadi waktu dibeli, tanamannya sudah tumbuh sehingga si konsumen tinggal melanjutkan merawat dan memelihara di rumah. Masa hidupnya juga lumayan lama, dan tanaman herbs seperti mint itukan pemakainannya misalnya untuk secangkir teh cukup satu lembar daun.

Satu paket dibanderol dengan harga berapa?

Satu paket Rp 1 juta untuk yang herbs kalau yang tanaman hias Rp 800 ribu, Tanamannya hiasannya jenis kaktus, sansiviera, inikan ada manfaatnya untuk menyerap polusi dalam ruangan, lalu kelompok sukulen, tanaman merambat, dll. Lalu untuk yang souvenir mulai dari Rp 10 – 30 ribu per buah dengan syarat pemesanan minimal 500 buah untuk satu event.

Sudah berapa lama Little Gardenia beroperasi?

Sudah satu tahun, saya mulai sejak awal tahun 2014 lalu

Produk apa saja yang dijual di Little Gardenia?

Mini vertikal garden, souvenir untuk berbagai acara, jadi souvenirnya berupa tanaman herbal

Orderan sudah berapa banyak?

Sudah banyak, setiap bulan rata-rata diatas 5 orderan dan datang dari berbagai kota di Jawa, kami juga bikin sistem keagenan, jadi agen yang didaerah itu kami suplai tanaman dan raknya untuk dia jual di daerahnya. Kalau untuk produk souvenir kami sudah melayani sekitar 5 acara pernikahan.

Omsetnya sekarang sudah mencapai berapa?

Omset sudah sampai Rp 11 juta per bulan

Strategi pemasarannya bagaimana?

Kami memasarkan melalui online dan offline. Jadi kalau offline kami ikut berbagai pameran, dan bergabung di beberapa komunitas yang mendukung produk-produk ramah lingkungan.

Dalam menjalani bisnis ini apa saja tantangannya dan bagaimana menghadapinya?

Iya banyak tantangan, apalagi waktu masih tiga-empat bulan pertama saya masih kesulitan mengakses pasar. Tanaman hias kan persaingannya ketat sekali, mulai dari yang profesional sampai pedagang tanaman hias keliling. Tetapi saya bersama tim memikirkan kami harus menjual sesuatu yang beda, maka kami buatkan konsep untuk setiap momen spesial seperti lebaran, natal atau valentine. Jadi tantangan pertama itu adalah bagaimana menciptakan pasar dan mengedukasi mereka tentang manfaat tanaman-tanaman ini. Biaya promosi diawal itu cukup besar sampai-sampai kami sempat tidak gajian di bulan-bulan awal karena dananya buat promosi.

Memulai bisnis ini dengan modal berapa dan dari mana modalnya?

Jadi waktu kami dapat dana hibah dari program wirausaha UNPAD sebesar Rp 3 juta. Saya mulai sendiri, bikin konsep dan proposalnya. Ternyata setelah jalan baru saya tahu bisnis ini butuh banyak orang untuk membina petani.

Tanamannya dibudidaya sendiri atau dibeli dari petani ?

Tanamannya kami beli dari petani, jadi Little Gardenia itu tidak main di on farm, kami hanya mengolah produk petani itu jadi bernilai tambah lalu kami jual.

Apa cita-citanya untuk Little Gardenia ini?

Dari awal membuat konsep bisnis ini cita-citanya memang ingin memberikan nilai tambah bagi produk pertanian. Maka itu kami tidak ikut membuat budidayanya karena kalau seperti itu kami jadi bersaing dengan petani. Kami justru ingin memberikan mereka nilai tambah bagi produknya, jadi etani menjadi mitra kami.

Sudah ada berapa petani yang menjadi mitra ?

Saat ada lima petani, di Lembang, Dago dan Cipanas.

Ada tips-tips untuk mereka anak muda yang akan dan baru memulai berwirausaha?

Kalau dari saya, intinya kalau mau memulai usaha pilih usaha yang sesuai dengan passionnya kita. Jangan latah ikut-ikutan tren, misalnya melihat banyak orang sukses di bidang kuliner kita ikutan tetapi tidak punya passion menjalaninya maka akan terasa berat. Kalau berwirausaha di bidang yang memang kita sukai maka kita akan jalani dengan sungguh-sungguh, kita bisa menikmati usaha itu dan mendpatkan hal luar biasa. Jadi seperti hobi yang dibayar. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved