Editor's Choice Next Gen

Erline Totong, Pastry Chef yang Sukses Berbisnis Furnitur

Erline Totong, Pastry Chef yang Sukses Berbisnis Furnitur

Jalan hidup Erline Totong memang cukup berliku. Lulus dari jurusan biokimia, perempuan kelahiran Jakarta tahun 1981 itu malah mendirikan toko kue, sebelum akhirnya sukses sebagai direktur utama perusahaan furnitur, Atria.

Erline Totong

~~

Namun terdapat sebuah benang merah dari setiap langkahnya. Yakni, selalu serius di bidangnya. Itu sebabnya, di bawah kepemimpinan Erline yang kini menjabat dirut, Atria diklaim melaju pesat.

Atria dibuka sejak 2009 di bawah PT Catur Sentosa Berhasil (CSB). Sebelumnya, Atria masih menumpang di gerai Mitra 10, supermarket bahan bangunan milik PT Catur Sentosa Adiprana Tbk. (CSA), yang sekaligus induk CSB. Belakangan, Atria melaju lewat toko independen sendiri. Dari awalnya hanya sebuah gerai yang menumpang di lima cabang Mitra 10, kini Atria memiliki tambahan 9 toko independen lainnya yang tersebar dari Depok hingga Bali.

Erline sendiri setelah lahir dan menghabiskan masa dewasanya di Jakarta, akhirnya menyelesaikan pendidikan biokimia dengan spesialisasi cell biology dari University of California, Berkeley, Amerika Serikat, pada 2003. Usai kuliah, dirinya sempat bimbang. Pasalnya, ia memiliki dua minat yang sama besarnya, kedokteran dan kuliner. Akhirnya, dia memutuskan untuk melaju ke dapur dan mengambil diploma baking & pastry dari California Culinary Academy. Setelah lulus, ia sempat bekerja sebagai asisten pastry chef di Straits Café @ Santana Row, San Jose, Kalifornia.

Namun, kerinduannya pada Tanah Air rupanya tak tertahankan. Maka, dia pun memilih mudik pada 2005, selanjutnya membuka usaha patisserie khusus pesan antar di Jakarta melalui situs web www.tiramisu-factory.com. Tiga tahun ia membesarkan bisnis yang dirintis bersama teman-temannya dari sebuah ruko di Jakarta Utara. Namun, pada 2008 Erline akhirnya luluh oleh bujukan ayahnya, Budyanto Totong, yang notabene CEO CSA untuk bergabung di Atria. Bersama adiknya, Yuliana, yang sudah lebih dulu bergabung, Erline akhirnya turut berjibaku membesarkan perusahaan keluarganya itu.

Tugas pertama yang diembannya di Atria adalah sebagai manajer pengembangan showroom. Kariernya terus berkembang dan pada 2010 dipercaya menjabat Deputi Chief Operating Officer (COO) CSB, setahun kemudian diangkat sebagai COO.

Tahun 2009 Erline turut serta dalam proses pemisahan perusahaan yang menaungi merek Atria dari salah satu pemegang sahamnya asal Thailand. Pasalnya, perbedaan visi bisnis yang tak kunjung ketemu membuat kedua pihak memilih jalan masing-masing secara damai. “Karena kendala perbedaan visi dan konsep furnitur yang akan dikembangkan, akhirnya CSA memutuskan membeli 40% saham SB Furniture Thailand dan mengganti nama gerai menjadi Atria,” Erline mengungkapkan sekelumit sejarah perusahaannya.

Erline Totong

~~

Pemilihan nama Atria sendiri diambil dari kata atrium atau pusat, sehingga diharapkan setiap rumah yang dibangun dengan furnitur Atria, menjadi pusat kebahagiaan keluarga. “Jadi, orang kalau mau beli furnitur, di pikirannya hanya Atria,” Erline menjelaskan ambisinya.

Usai perpisahan itu, konsep Atria pun dirombak habis. SB Furniture sebelumnya lebih fokus pada furnitur rumah. Dengan nama Atria, lininya diperluas hingga mencakup produk komersial untuk kafe dan resto. Meski demikian, lantaran hubungan baik yang telah terjalin hingga kini, Atria masih menjual produk SB Furniture.

Di bawah kepemimpinan Erline, varian produk Atria lantas diperbanyak. Dari awalnya hanya ratusan, Atria kini memiliki ribuan jenis barang. “Di toko kami, rata-rata bisa menampung 2.000 lebih produk. Di Puri Indah, toko terbesar kami, ada 3.900 barang, dulu tidak mencapai segitu, masih di bawah 1.500,” katanya.

Selain itu, luas setiap gerai Atria pun ditingkatkan, sehingga furnitur yang dijual bisa dikonsep secara tematis dengan menunjukkan desain ruang tamu, ruang keluarga, kamar tidur dewasa, anak, dapur, dan sebagainya. Tujuannya, tak lain, demi menginspirasi pengunjung agar bisa melihat dan mengalami langsung konsep yang bisa diterapkan di rumah mereka.

Kekuatan itu lantas dipadukan dengan harga yang relatif terjangkau plus kualitas memadai. Tak cuma itu, skema pembayaran pun dipermudah dengan pola cicilan yang bekerja sama dengan 16 bank penerbit kartu kredit dan perusahaan pembiayaan seperti Adira Kredit.

Untuk mempromosikan mereknya, Atria diiklankan di berbagai media yang sesuai dengan bidangnya. “Kami juga banyak membuat acara khusus untuk mengundang konsumen datang,” ujar Erline. Ditambah lagi, di bawah komando Yuliana, Atria sangat serius menggarap pasar korporat.

Dengan berbagai upaya yang ditempuhnya, hasil cemerlang segera terlihat. Erline mengklaim, pertumbuhan penjualan Atria kini berlipat ganda setiap tahun, meski sayangnya ia enggan memaparkan angka pastinya. Yang pasti, ia bersyukur, ayahnya sangat mendukungnya dalam pengembangan bisnis Atria.“Dipercaya sebagai dirut pada sebuah bisnis baru, saya pikir itu merupakan keyakinan dan kepercayaan ayah pada saya,” kata Erline seraya tersenyum kecil.

Herning Banirestu dan Eddy Dwinanto Iskandar


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved