Editor's Choice Youngster Inc. StartUp

Mita Abidin, Auditor yang Kepincut Bisnis Resto

Mita Abidin, Auditor yang Kepincut Bisnis Resto

Angka dan dapur adalah dunia Mita Abidin. Setiap hari, kelahiran 25 Mei 1983 ini berkutat dengan deretan angka dan aneka racikan bumbu dapur. Sebagai seorang auditor di sebuah perusahaan akuntan publik, kesehariannya dihabiskan dengan aktivitas yang berkaitan dengan keuangan dan perpajakan. Pada saat bersamaan, Mita juga sebagai pemilik merangkap CEO Sinou Kaffee Hausen dan Sinou Steak.

Mita Abidin

~~

Bahkan, ia langsung terjun meracik bumbu aneka menu yang disajikan di kedua resto yang berlokasi di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan itu. Terutama saus ala Sinou, yakni saus creamy yang didominasi rasa keju dengan sentuhan rasa bawang putih dan rempah, yang menurut Mita menjadi teman yang pas bagi daging sirloin yang tingkat kematangannya dapat dipilih sesuai dengan selera (rare, medium atau well done).

“Saya hobi masak dan suka makan steak,” ungkap Mita memberikan alasan mengapa terjun ke bisnis kuliner dan memilih steak sebagai menu andalannya. Perempuan asli Pekalongan tetapi dilahirkan di Tanah Priangan, Bandung ini menggeluti bisnis kuliner sejak 2010. Debut awalnya dimulai di Sinou Kaffee Hausen, diambil dari campuran bahasa Jerman yang berarti Rumah Kopi Sinou. Mengusung konsep ruangan bergaya industrial tahun 1960-an lengkap dengan sentuhan artistik seperti poster vintage dan perabotan kuno, Sinou Kaffee Hausen langsung mencuri perhatian penikmat kuliner dan hangout.

Bukan semata atmosfer yang disuguhkan. Menu yang ditawarkan pun cukup menggugah selera. Braised Oxtail Soup, Special Sinou Fried Rice, Smoked Beef Spaghetti, Sirloin Wagyu Steak, Pancake, French Toast dan Waffle Heaven Choco adalah beberapa menu andalan Sinou Kaffee Hausen. Lychee Iced Tea, Cocktail Mango, Hot Cappuccino dan Green Tea Cappuccino yang disajikan dengan latte art yang menarik merupakan minuman yang bisa dijumpai di kafe yang memiliki meeting room bergaya Eropa ini.

Dengan investasi sekitar Rp 2 miliar – di luar gedung – dalam hitungan 12 bulan Mita mengaku Sinou Kaffee Hausen sudah break even point. Keberhasilan ini membuat dia makin kepincut menggeluti bisnis kuliner, meski tak mau menanggalkan karier profesionalnya sebagai auditor yang telah dilakoninya lebih dari sedasawarsa. “Alhamdulillah, selama ini bisa dijalani dengan baik,” dia menjawab diplomatis ketika ditanya bagaimana membagi waktu antara dua kesibukan yang berbeda tersebut.

Passion. Itulah yang membuat Mita mampu menjalani kedua aktivitasnya. Lulusan Akunting dari Universitas Indonesia ini sejak kecil memang hobi memasak. Sulung dari dua bersaudara ini kerap menjajal aneka menu. Seiring kemampuan dan pengetahuannya tentang dunia kuliner, ia pun terobsesi membuka resto. Steak kemudian dipilih sebagai menu andalan karena ia memang penikmat steak. Tak heran, ia berulang kali eksperimen dalam pengolahan daging dengan minyak, di antaranya kanola, zaitun (olive oil), dan lain sebagainya. Berbagai eksperimen ini kemudian mengantarkannya memilih minyak zaitun. “Berdasarkan penelitian, olive oil ini memiliki khasiat menurunkan kolesterol. Selain itu, saat daging di-grill, rasa dagingnya lebih keluar,” ujar Mita saat grand opening Sinou Steak di kawasan Senopati, Jak-Sel.

Dengan investasi berkisar Rp 1 miliar – di luar bangunan – Mita mengepakkan sayapnya dengan mendirikan Sinou Steak. Menurutnya, meski menu dan tema berbeda, Sinou Steak dapat mengimbangi kesuksesan Sinou Kaffee Hausen. “Semoga, dengan kehadiran Sinou Steak bisa menjadi pilihan restoran, khususnya bagi pecinta daging wagyu,” katanya berharap. Berkonsep “peternakan sapi di Prancis”, selain menyajikan daging wagyu, keistimewaan Sinou Steak adalah menyajikan steak yang dipadukan dengan 100% minyak zaitun dari Italia saat memanggang.

Dalam menjalankan bisnis restonya, Mita mengaku mengedepankan kualitas. “Dijamin masakan di Sinou tanpa MSG,” ujarnya. Selain steak, menu lain yang ditawarkan di Sinou Steak adalah nasi goreng wagyu. Juga disediakan menu yang bisa disantap anak-anak, seperti homemadesosis, miniburger wagyu, chicken chop, dan salmon grill steak. Menurutnya, rasa saja tak cukup, mesti diberikan sentuhan sehat dalam makanan. Inilah filosofi Mita dalam menjalankan bisnisnya.

Selain itu, dia pun sangat memperhatikan konsep dan nuansa yang ingin dibangun dari restonya. Pengunjung Sinou Steak dimanjakan desain interior yang didominasi kayu dan batu bata yang memberikan kesan hangat. Ornamen khas peternakan seperti tali yang biasa digunakan para koboi dan alat musik gitar menjadi penghias dekorasi restoran.

Kualitas makanan, kenyamanan dan harga terjangkau adalah strategi Mita menggelindingkan kedua restonya. Ia sadar, persaingan bisnis resto di Ibu Kota sangat keras. Dan baginya, tak ada jurus lain selain mengedepankan kualitas produk, kenyamanan tempat dan harga terjangkau. “Harga di Sinou Steak benar-benar terjangkau, mulai dari Rp 19 ribu hingga Rp 110 ribu. Kami juga menyediakan Wi-Fi,” tutur pehobi berkuda, jalan-jalan dan mendengarkan musik ini. Ia pun optimistis, Sinou Steak bisa mendulang sukses seperti Sinou Kaffee Hausen.

Ke depan, Mita berencana membuka tiga cabang Sinou di Jakarta dan Bandung. “Mudah-mudahan tahun depan sudah bisa terwujud,” ia berharap. Investasinya? Untuk bangunan, ia memang mendapat dukungan penuh dari kedua orang tuanya yang memiliki banyak properti. “Tapi, ini bisnis saya pribadi,” kata Mita.

Selain menjalankan dua resto, ia merambah pula bisnis katering sejak 2011. Beberapa perusahaan, organisasi olah raga dan pejabat tinggi menjadi pelanggannya. Kontribusi dari bisnis katering lumayan besar, bisa mencapai 50:50 dengan bisnis restonya. “Semua responsnya bagus,” katanya. Karena itu, ia optimistis di sela-sela kesibukannya sebagai auditor, ia bisa menggelindingkan Sinou dengan mulus. “Saya ada asisten di Sinou,” imbuhnya. Omong-omong tentang nama Sinou, diakui Mita, sebagai panggilan kesayangan dirinya.

Henni T. Soelaeman


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved