Editor's Choice Next Gen

Bridestory Mewujudkan Impian Calon Pengantin

Bridestory Mewujudkan Impian Calon Pengantin

Kevin Mintaraga

~~

Di atas kapal pesiarmewah yang tengah berlayar di perairan Kepulauan Seribu pada pengujung Juli silam, pemandangan romantis ini terlihat jelas. Tampak bibir mungil Chelsea Olivia bergetar menahan haru tatkala Glenn Alinskie, kekasihnya, berlutut di hadapannya. Sebuah cincin mungil dari kotak kecil hitam berada dalam genggaman tangan aktor 26 tahun tersebut. Sesaat kemudian, adegan berikutnya bisa ditebak: Glenn melamar Chelsea. Aktris manis berusia 22 tahun itu pun tersenyum lebar menerima lamaran kekasih hatinya yang sudah tujuh tahun bersama dengannya.

Adegan romantis yang disebarkan melalui situs berbagi video YouTube itu menuai sukses dan menarik ratusan ribu penonton yang menyaksikan. Bahkan, terlihat di-posting ulang berkali-kali oleh netizen. Namun, siapa pengunggah pertama video tersebut?

Adalah Bridestory.com, situs web yang berada di balik prosesi lamaran tersebut. Kevin Mintaraga, CEO Bridestory, membenarkan pihaknya sengaja mengunggah proyek yang ditanganinya sebagai bagian dari strategi memasarkan Bridestory.

Pria 29 tahun itu menjelaskan, Bridestory.com adalah start-up terbarunya setelah menjual Magnivate, agensi digital yang didirikannya tahun 2008, kepada grup periklanan dan pemasaran internasional, WPP.

Ide Bridestory muncul kala Kevin hendak melangsungkan pernikahan dengan Nastasya Saputra, dua tahun silam. Saat itu, meski di dunia maya Kevin dan pasangannya melihat banyak inspirasi pernak-pernik pernikahan seperti kue, gaun, lokasi, dan dekorasi pernikahan, mereka kesulitan mencari tahu penyedia jasanya.

Karena itu, Kevin terpikir membesut sebuah situs yang akan mempertemukan vendor pernikahan dengan calon pemakai jasanya. Setelah bertukar pikiran dengan istrinya yang saat itu berprofesi sebagai wedding stylist, Kevin pun melihat, pasar untuk layanan tersebut cukup menjanjikan. Akhirnya, usai mengkaji masak-masak selama setahun, Bridestory pun meluncur pada April tahun ini.

Kevin mengakui, membesut Bridestory bukan perkara mudah. Selama setahun pihaknya terlebih dulu meriset kebutuhan dari 20 vendor jasa pernikahan. “Secara umum kami melihat, mereka sulit memasarkan diri,” ujar Kevin. Kalaupun ada yang memiliki website, tambahnya, sering tidak ada yang mengelola kontennya.

Itulah sebabnya, Kevin memutuskan meluncurkan situs yang mengambil inspirasi dari situs sejenis seperti The Knot dan Wedding Wire. Untuk itu, dia mengaku memakai modal pribadi. Namun, belakangan dirinya kedatangan dua investor. “Pas awal saya punya partner namanya Sulistyawati dan sekarang saya berdua dengan Emile Etienne,” kata Kevin mengungkapkan permodalannya.

Tentu, sebagai praktisi industri digital berpengalaman, Kevin menambahkan ide segar ke dalam Bridestory. Tidak hanya sekadar menampilkan jasa para vendor, tetapi Bridestory memungkinkan pengunjungnya mengoleksi dan berbagi di media sosial berbagai foto pernak-pernik pernikahan yang mereka minati. “Konsepnya sih seperti penggabungan Pinterest dengan marketplace. Jadi, orang yang berkunjung bisa melihat-lihat apa yang disuka lalu mengetahui, misalnya, siapa kateringnya, dll.,” Kevin menjelaskan.

Hingga kini tercatat sudah 22 jenis jasa yang tersedia di Bridestory, mulai dari penyedia jasa kue dan katering pernikahan, penjahit busana, fotografi, lokasi pernikahan hingga perancang cincin kawin dan penyedia paket bulan madu. “Sekarang jumlah vendor sudah ribuan,” ujar pria yang pernah menyabet Entrepreneur Award dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta EY Young Entrepreneur of The Year 2013 dari Ernst & Young Indonesia itu.

Kevin tak sembarang mempersilakan semua pihak menjajakan jasanya di Bridestory. Untuk menjaga kualitas jasa di Bridestory, Kevin menyiapkan pasukan kurator vendor di situsnya. Adapun demi menarik para vendor ke situsnya, dirinya menyiapkan model bisnis freemium, alias menggratiskan di muka untuk merasakan berbagai fitur Bridestory. “Awalnya, vendor join for free dan kami berikan 15 poin ke mereka. Namun, ketika mereka dapat pekerjaan karena kami, baru mereka subscribe,” ujar Kevin.

Kelengkapan fitur di Bridestory inilah yang membuat perancang sepatu pernikahan Rina Thang tertarik mendaftar di Bridestory. “Bridestory adalah salah satu portal web Indonesia yang mengerti kebutuhan customer, terutama calon pengantin, dengan tampilan yang menarik. Semua informasi mengenai persiapan pernikahan dapat ditemukan di Bridestory, sehingga menjadi alternatif baru bahkan tujuan utama bagi calon pengantin,” tulis Rina dalam surat elektroniknya kepada SWA.

Rina Thang mengaku, dirinya cukup puas bekerja sama dengan Bridestory. “Sejauh ini respons market sangat antusias dan menjadi alternatif baru dalam memilih sepatu wedding,” ujarnya tanpa bersedia merinci penjualannya di Bridestory.

Selain para vendor umum, terdapat pula kategori vendor Diamond dalam Bridestory. Kategori tersebut dikhususkan bagi vendor pernikahan besar dan ternama. Jumlahnya pun sengaja dibatasi, hanya 50 anggota. Tujuan keberadaan vendor tersebut tak lain sebagai penarik para vendor umum lainnya. Jika disimak, cara Kevin dan timnya menarik para vendor ternama itu cukup agresif. Mulai dari menelepon, mengirim surel, hingga mendatangi langsung untuk meyakinkan mereka bergabung di Bridestory. “Kalau yang terkenal ikut kan nanti yang lain-lain pasti juga ikut,” Kevin menjelaskan agresivitas timnya, blakblakan.

Selain menarik vendor ternama, demi mempromosikan Bridestory, Kevin juga beriklan di berbagai portal berita dan memaksimalkan teknik search engine optimization. Tak ketinggalan, promosi di media sosial seperti Facebook, Twitter dan Instagram juga digencarkan.

Ambisi Kevin membesarkan Bridestory pun nampaknya tidak terbatas di Indonesia saja. Dia berencana akhir tahun ini menyasar Filipina dan Australia. “Saya ingin menggarap pasar internasional karena banyak sekali orang luar yang ingin menikah, misalnya di Bali. Tetapi, mereka selama ini kesulitan karena tidak kenal vendor dari Bali atau Indonesia,” Kevin mengungkapkan targetnya. Dengan rencana yang matang dan pengalaman panjang di industri digital Indonesia, nampaknya ambisi Kevin meluaskan bisnis teranyarnya akan berjalan lancar.(*)

Eddy Dwinanto Iskandar

Nimas Novi Dwi Arini

Riset: Hana


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved